Kalimantan Timur Ibu Kota Baru
Ibu Kota Baru Miliki Hewan Langka, Ini Mamalia yang Berhabitat di Sungai Mahakam Kutai Kartanegara
Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur menajdi satu di anatara dua lokasi yang telah dipilih oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai ibu kota baru.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur menajdi satu di anatara dua lokasi yang telah dipilih oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai ibu kota baru.
Sedangkan lokasi lain ibu kota baru adalah Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Ternyata, lokasi ibu kota baru tersebut memiliki hewan langka penghuni Sungai Mahakam yang membentar di tengah Kutai Kartanegara.
Dikutip TribunWow.com dari menlhk.go.id, yakni pesut Mahakam (Orcaella brevirostris), satwa identitas atau maskot Kalimantan Timur yang menjadi ikon dan daya tarik wisata.
Tidak seperti mamalia air lain yakni lumba-lumba dan paus yang hidup di laut, pesut Mahakam hidup di sungai-sungai daerah tropis.
Pesut Mahakam mempunyai kepala berbentuk bulat dengan kedua matanya yang kecil.
Tubuh pesut berwarna abu-abu sampai wulung tua, lebih pucat dibagian bawah serta tidak memiliki pola khas.
• Arsul Sani Minta Kejelasan Dasar Hukum Pemindahan Ibu Kota: Harus Dibuat Terlebih Dahulu

Populasi satwa langka yang dilindungi undang-undang ini terutama terdapat pada tiga sungai besar di Asia Tenggara yakni Sungai Mahakam, Sungai Mekong, dan Sungai Irrawaddy.
Keberadaan pesut Mahakam ternyata juga bermanfaat bagi nelayan dalam menentukan lokasi dan waktu untuk mencari ikan.
Sedangkan dalam ekologis, pesut Mahakam juga dapat berperan sebagai indikator kualitas lingkungan hidup.
Namun sayang, pesut Mahakam kini berada dalam kondisi kritis atau sangat terancam punah.
Sehingga cepat atau lambat, satwa liar maskot Kalimantan Timur ini akan mengalami kepunahan.
• Soal Prabowo Miliki Lahan di Lokasi Ibu Kota Baru, Edhy Prabowo: Tidak Perlu Berpolemik tentang Itu
Di tahun 2018, populasi pesut Mahakam telah menyentuh angka di bawah 100 ekor yakni hanya 80 ekor, dikutip TribunWow.com dari TribunKaltim.co, 24 Agustus 2018.
Aktivis Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI) menyebutkan, 64 persen kematian pesut akibat terperangkap rengge atau alat tangkap tradisional.
Dijelaskan pula keberadaan pesut makin langka karena habitatnya sudah mulai rusak, rawa tempat pemijahan ikan sudah dikonversi menjadi lahan sawit.

Komitmen Pemerintah
Sedangkan, satwa lain yang juga menyedot perhatian yakni orangutan.
Diketahui, Kalimantan Timur juga sebagai tempat konservasi orangutan, juga memiliki hutan lindung.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Selasa (27/8/2019), Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor mengatakan ibu kota baru akan dibangun di Kawasan Taman Hutan Raya Bukit Soeharto.
Kawasan itu akan dibangun hutan produksi, hutan lindung, dan hutan yang digunakan untuk penelitian Universitas Mulawarman.
Di bagian Selatan, terdapat Bukit Bangkirai, yang merupakan pusat konservasi orang utan.
Hal ini juga dijelaskan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro.
Ia menuturkan pembangunan ibu kota tidak akan mengganggu hutan lindung.
"Hutan lindung di Kaltim tidak akan diganggu," tegasnya.
(TribunWow.com/ Roifah)
WOW TODAY