Rusuh di Papua
Moeldoko Sebut Ada Dua Kelompok Manfaatkan Kerusuhan Papua: Mereka Bermain dalam Situasi Itu
Kepala Staff Kepresidenan Moeldoko menyebutkan bahwa terdapat dua kelompok orang yang memanfaatkan kerusuhan di Papua.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Kepala Staff Kepresidenan Moeldoko menyebutkan bahwa terdapat dua kelompok orang yang memanfaatkan kerusuhan di Papua.
Seperti diketahui, kerusuhan di Papua merupakan buntut dari penangkapan 43 orang mahasiswa Papua di Surabaya yang dituduh merusak bendera Merah Putih, Sabtu (17/8/2019).
Kerusuhan Papua terjadi di Manokwari dan Fakfak pada Senin (19/8/2019) dan Rabu (21/8/2019).
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, Kamis (22/8/2019), Moeldoko menyebutkan bahwa dua kelompok tersebut memegang peranan penting dalam kerusuhan yang terjadi di Papua.
"Ada kelompok-kelompok yang memanfaatkan situasi itu. Jelas itu siapa mereka," ucap Moeldoko.
• Ketua KNPI Papua Barat: Semua Suku Harus Belajar dari Rusuh Papua, Persoalan dari Sakit Hati
"Dia bermain di situasi yang terjadi, tapi Alhamdulillah dengan penuh kesadaran masyarakat ternyata tidak masuk dalam skenario mereka."
Moeldoko menjelaskan, selain bermain dalam kerusuhan di Papua, kelompok tersebut juga merasa tidak senang dengan pembangunan infrastruktur yang dilakukan pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dua kelompok itu disebut Moeldoko memiliki kecemasan tersendiri dengan kemajuan yang mulai dirasakan masyarakat Papua.
"Itu dinikmati oleh masyarakat Papua, tapi ternyata ada kelompok-kelompok tertentu, baik itu pergerakan poros bersenjata maupun pergerakan poros politik," kata Moeldoko.
"Itu justru merasa terganggu dan ada kecemasan yang nyata."
Lebih lanjut Moeldoko mengungkapkan bahwa apabila masyarakat Papua maju, maka dua kelompok tersebut tidak memiliki alasan lagi untuk menjual sumber daya alam yang ada di Papua ke luar negeri.
• Unggahan Kedua Jokowi soal Kerusuhan Papua, Sebut Sudah Minta Maaf hingga Undang Tokoh ke Istana
"Kenapa demikian, karena kalau Papua maju mereka tidak punya alasan lagi sebagai bahan jualan ke luar negeri. Ini yang kita amati," lanjutnya.
Moeldoko lantas mengungkapkan pembangunan tersebut membuat kelompok poros politik juga tidak lagi dapat menganggap marginal masyarakat Papua.
"Juga demikian terhadap kelompok poros politik, begitu melihat Papua maju, maka dia enggak ada alasan lagi untuk jualan bahwa masyarakat Papua termarginal," ungkap Moeldoko.

• Tanggapi Kerusuhan Papua, Jokowi: Bisa Saja Ada yang Membonceng atau Penumpang Gelap
Sementara itu, dilansir TribunWow.com dari kanal YouTube KOMPASTV, Rabu (21/8/2019), Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menduga adanya penumpang gelap dalam peristiwa kerusuhan di Papua.