Rusuh di Papua
Tak Ada Rumah Warga yang Dibakar, Akademisi Papua Sebut Massa Hanya Rusak Simbol Kekuasaan
Akademisi Papua sebut ada alasan tersendiri, kenapa massa lakukan perusakan pada pusat ekonomi dan gedung pemerintah.
Penulis: AmirulNisa
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Seorang akademisi dari Universitas Papua, Yusuf Sawaki menjelaskan alasan massa melakukan perusakan pada beberapa fasilitas pemerintah.
Namun ia menyebut tidak ada massa yang melakukan pembakaran hingga perusakan pada rumah warga, baik warga asli Papua mau pun pendatang.
Hal itu ia sampaikan saat menjadi bintang tamu pada acara Mata Najwa yang tayang di Trans7.
Acara tersebut diunggah di channel YouTube Najwa Shihab dengan judul 'Nyala Papua - Gubernur: Orang Papua Butuh Kehidupan Bukan Pembangunan (Part 5)' yang tayang pada Rabu (21/8/2019).
• Lukas Enembe Sebut Papua Butuh Kehidupan Bukan Pembangunan: Tak Pernah Lewat Jalan yang Dibangun
Pada kesempatan itu, Yusuf menjelaskan beberapa alasan dari sikap massa yang melakukan kerusuhan pada Senin (19/8/2019).
Sebelumnya banyak massa yang sebagian besar mahasiswa, melakukan aksi unjuk rasa yang berujung ricuh di Manokwari dan Jayapura.

Pada aksi rusuh tersebut, massa melakukan perusakan pada beberapa sentra ekonomi dan pusat pemerintahan.
Sedangkan tidak ada rumah warga yang dirusak atau dibakar oleh massa.
"Kenapa itu sentra-sentra ekonomi dan kantor-kantor pemerintahan yang dirusak? Tidak ada rumah yang dirusak, meskipun itu rumah non Papua tidak dirusak. Tapi sentra-sentra ekonomi dan kantor-kantor pemerintahan," ucap Yusuf.
Ia kemudian menjelaskan bahwa sentra ekonomi dan pusat pemerintahan, seperti gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang dirusak merupakan simbol kekuasaan pemerintah.
• Lakukan Kunjungan 3 Kali dalam Setahun, Lenis Kogoya Sebut Presiden Sudah Pahami Kondisi Papua
"Itu melambangkan dan memberikan simbol-simbol kekuasaan, orang Papua tidak sampai di situ," jelas Yusuf.
Sebagai akademisi, Yusuf menilai tidak banyak orang Papua yang bisa masuk dalam zona kekuasaan pemerintah.
Bahkan massa menganggapnya simbol kekuasaan tersebut, sebagai musuh yang harus dilawan.
"Kesenjangan ini yang membuat orang Papua melihat itu sebagai musuh," ucap Yusuf.
Selain itu, ia menjelaskan bahwa ada cara-cara khusus yang harus dilakukan untuk memajukan Papua.