Breaking News:

Rusuh di Papua

Federasi Kontras Sebut Pembangunan Jalan Trans Papua Tak Selesaikan Masalah: Siapa yang Butuh?

Sekjen Federasi Kontras menyampaikan bahwa pembangunan yang dilakukan pemerintah tak cukup menjawab segala permasalahan yang terjadi di Papua.

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Claudia Noventa
Youtube Mata Najwa
Sekjen Federasi Kontras, Andy Irfan Junaedi membeberkan permasalahan yang memicu letupan di Papua. 

TRIBUNWOW.COM - Sekjen Federasi Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Andy Irfan Junaedi, menyampaikan bahwa pembangunan yang dilakukan pemerintah tak cukup menjawab segala permasalahan yang terjadi di Papua

Andy Irfan Junaedi menyatakan warga Papua tidak merasakan dampak pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.

Andy Irfan Junaedi mengungkapkan, selama ini pemerintah tidak memberikan apa yang warga Papua butuhkan.

Hal itu disampaikan Andy Irfan Junaedi saat menjadi narasumber dalam acara Mata Najwa, yang diunggah kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis (22/8/2019).

Sebut Warga Papua Tak Terima Harga Diri dan Martabat Direndahkan, Lukas Enembe: Negara Harus Adil

Andy dengan tegas membantah pembangunan yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk menyejahterakan warga Papua.

Ia mencontohkan pembangunan Jalan Trans Papua

Menurutnya, Jalan Trans Papua tidak dibutuhkan oleh warga Papua

Ia menilai pembangunan Trans Papua justru menimbulkan masalah baru.

"Sama sekali enggak, justru itu yang bermasalah," ucap Andy Irfan Junaedi.

"Coba ditanya itu sama teman-teman Papua, apakah mereka butuh jalan Trans Papua? Siapa yang butuh? Orang Indonesia kah atau orang Papua kah?," tanya Andy.

Andy mengaku setuju jika pembangunan itu memang diperlukan.

Namun, ia menyarankan pembangunan tersebut seharusnya dilakukan dengan mengedepankan nilai kemanusiaan.

"Semua bilang pembangunan itu penting, itu perlu."

Andy Irfan Junaedi
Andy Irfan Junaedi (Tangkapan Layar YouTube Najwa Shihab)

Ucapan Gubernur Papua Lukas Enembe Buat Najwa Shihab Tersentak: Apa Maksudnya?

"Tapi bagaimana proses perencanaan pembangunan dan impelementasi pembangunan itu dilakukan dengan mengedepankan kemanusaiaan," ucap Andy.

Menurut Andy, warga Papua memiliki karakter yang berbeda dengan daerah lain.

Hal itu disebut Andy menyebabkan di Papua tidak bisa hanya dilakukan pembangunan seperti di daerah lainnya.

"Jakarta belum melihat Papua dengan pendekatan itu, Papua memiliki lingkar kekerasan yang panjang, Papua punya cerita yang berbeda dibanding provinsi lain," ucapnya.

"Kalau melihat Papua disamakan dengan yang lain, kita akan terjebak dalam cerita yang sama," lanjut Andy.

Menurut Andy, permasalahan di Papua mulai dari munculnya kelompok separatis hingga kerusuhan yang belum lama terjadi merupakan dampak dari banyaknya persoalan yang belum terselesaikan.

"Isu separatis begitu muncul itu kan sesuatu bukan tahu-tahu muncul, itu adalah sebab akibat tersumbatnya beragam persoalan tanpa ada penyelesaian," tutur Andy.

Buntut Kericuhan di Asrama Papua, Lukas Enembe akan Tarik Seluruh Mahasiswa Papua: Kalau Tak Aman

Lebih lanjut, Andy menyebutkan kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi di Papua.

Ia menilai banyak kasus pelanggaran HAM di Papua yang tidak ada tindak lanjutnya.

"Coba kita tengok kasus HAM, kasus kejahatan HAM, berapa yang mandek?," tanya Andy.

Andy lalu mempertanyakan tentang tindakan pemerintah dalam menyelesaikan kasus di Nduga, Papua

"Besok kita lihat apa yang akan dilakukan oleh Jakarta (pemerintah) terhadap penyelesaian kasus kemanusiaan di Nduga?."

"Ada ribuan orang di Wamena mengungsi, apa yang dilakukan Jakarta?," ucap Andy.

Menurutnya, saat ini yang lebih warga Papua butuhkan adalah guru, bukan senjata, dan TNI yang dikirimkan pemerintah untuk berjaga di wilayah konflik.

"Yang dikirim tentara, orang Papua butuh guru bukan butuh senjata, orang Papua butuh ilmu bukan untuk dicaci, itu yang penting," ucapnya.

Lihat video berikut ini menit 5.17:

Kerusuhan di Papua

Kerusuhan terjadi di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/8/2019).

Sejumlah massa menggelar aksi unjuk rasa hingga melumpuhkan jalan Yos Sudarso yang merupakan jalan utama kota Manokwari.

Tak hanya melumpuhkan jalan, massa juga turut membakar Gedung DPRD Papua Barat.

Seorang warga bernama Lisman Hasibuan mengungkapkan kronologi dari aksi protes ini.

"Mereka kecewa dengan tindakan aparat di Jawa Timur dan kedua mereka kecewa katakan orang Papua membuat situasi di sana memanas," kata warga bernama Lisman Hasibuan saat dihubungi, Senin (19/8/2019), dikutip TribunWow.com dari Kompas.com Senin (19/8/2019).

Kerusuhan ini menjalar hingga ke Fakfak, Papua Barat, Rabu (21/8/2019).

Dalam peristiwa tersebut, pengunjuk rasa merusak, bahkan membakar Pasar Thumburuni.

(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)

WOW TODAY:

Tags:
PapuaPembangunanKomisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekera
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved