Kerusuhan di Manokwari
Dipicu Kerusuhan di Manokwari, Lapas di Sorong Dibakar Massa hingga 90 Persen, Sebagian Napi Kabur
Diawali kerusuhan di Manokwari akibat protes tindakan rasisme, lapas di Sorong ikut dibakar massa hingga hangus 90 persen. Bandara juga dirusak.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Aksi kerusuhan massa di Manokwari disusul dengan gerakan massa di Sorong, Papua Barat, yang merusak fasilitas publik, Senin (19/8/2019).
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Selasa (20/8/2019), massa juga membakar Lembaga Pemasyarakatan Sorong Kota hingga 90 persen hangus dan sebagian napi kabur.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, Ade Kusmanto membenarkan kabar terbakarnya Lapas Sorong Kota.
“Ya. Kami sudah dapat laporannya. Diperkirakan 90 persen Lapas hangus terbakar,” kata Ade saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (19/8/2019) malam.
Berdasarkan data yang dihimpun, Ade menyebut lapas tersebut berisi 552 narapidana.
• Soal Kerusuhan Manokwari, Mendagri Imbau Kepala Daerah: Hati-hati dalam Buat Statement, Jangan Emosi
Pihaknya belum bisa memastikan jumlah narapidana yang kabur atau bertahan di lapas
“Jadi pasca kebakaran ada napi yang kabur dan ada napi yang bertahan di halaman Lapas. Namun, berapa jumlahnya mereka yang kabur kami belum bisa pastikan,” terang Ade.
Ade menyebut saat kebakaran itu terjadi, tak ada aparat kepolisian atau TNI yang datang membantu.
Hal itu disebabkan aparat kepolisian dan TNI tengah terfokus untuk mengamankan aksi demo di beberapa titik kota.
“Jadi saat kebakaran terjadi, di Kota Sorong aparat penegak hukum juga menjaga para pendemo yang juga melakukan aksi anarkis,” ujar Ade.
Selain lapas, fasilitas publik lainnya yang dirusak adalah Bandara Domine Eduard Osok, Senin (19/8/2019) sore.
• Diduga Provokasi ke Warga Papua hingga Terjadi Kerusuhan, Akun Facebook dan YouTube Ini Diburu Polri
Namun aksi massa yang merusak bandara dapat dihentikan aparat kepolisian.
Sebelum ditertibkan, massa sudah merusak sejumlah kaca dan fasilitas umum yang ada di bandara dengan lemparan baru.
Wakil Gubernur Papua, Mohammad Lakotani membenarkan adanya perusakan terhadap Bandara Domine Eduard Osok.
“Ya. Saya sudah dapat informasinya. Tetapi massa berhasil di pukul mundur oleh aparat. Karena itu adalah objek vital,” ungkap Lakotani.

• Soal Kerusuhan di Manokwari, Polri: Dalam Unjuk Rasa di Manapun Polisi Tidak Dibekali Peluru Tajam
Sebagian Kerusakan di Manokwari
Berdasarkan laporan wartawan Tribun-Timur.com, Senin (19/8/2019) para pedagang yang tokonya dibakar dan warungnya dijarah hanya bisa pasrah.
Setelah memblokir jalan utama, massa mulai membakar toko, warung, dan rumah yang mereka lalui di sekitar Saggung, satu di antara pusat perdagangan terbesar di Manokwari.
Haji Syahruddin Makki (56), warga yang berdagang di Pasar Manokwari menceritakan massa yang semakin tak terkendali.
Menurut Syahruddin Makki yang menjadi Wakil Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), sekitar pukul 13.00 WIT, massa mulai menjarah dan membakar pertokoan.
• Kerusuhan di Manokwari, Mabes Polri Bongkar Penyebab: Ini Gara-gara Video yang Viral di Medsos
“Toko, warung yang ada di pinggir jalan sudah dijarah, lalu banyak yang dibakar,” kata Syahruddin Makki, melalui sambungan ponsel.
Syahruddin Makki menyebut banyak pedagang yang sebagian besar adalah pendatang lebih memilih pasrah.
“KIta tak bisa apa-apa lagi, pasrah saja. Massa betul-berul marah dengan kejadian di Surabaya dan komentar-komentar nasional,” kata Syahruddin Makki.
Syahruddin Makki menceritakan massa yang turun ke jalanan secara bergerombol berjumlah ratusan orang dan berjalan ke Gedung DPRD serta kantor Gubernur.
• Kerusuhan di Manokwari, Aparat Diserang hingga Kapolda Papua Barat dan Pangdam Diamankan
Syahruddin Makki menyebut sekitar 3000-an warga KKSS yang berada di Pasar Sanggung, di sepanjang Jalan Yos Sudarso dan sekitar Gedung DPRD Papua Barat sudah meninggalkan rumah dan toko mereka.
Tak hanya membakar Gedung DPRD, kantor gubernur yang lama pun juga sudah dibakar.
“Kantor gubernur lama juga sudah dibakar tadi,” kata Syahruddin Makki.
Diketahui jumlah warga KKSS di Manokwari hingga 2019 ini terhitung sudah 22 ribu dan sebagian besar berdagang di pasar.

Kerusuhan Sudah Mereda
Diketahui, kerusuhan di Manokwari merupakan aksi protes warga, di antaranya karena perlakukan ormas dan aparat keamanan yang diduga menghina mahasiswa Papua di Malang, Surabaya, dan Semarang.
Selain itu, polisi juga sempat mengangkut 43 mahasiswa Papua ke Mapolrestabes Surabaya, Sabtu (17/8/2019) sore.
Polisi pada saat mengangkut paksa menembakkan gas air mata dan menjebol pintu pagar Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya.
Wakapolrestabes Surabaya AKBP Leonardus Simarmata mengatakan, mahasiswa Papua tersebut dibawa untuk kepentingan pemeriksaan dalam kasus perusakan dan pembuangan Bendera Merah Putih.
"Setelah selesai kami akan kembalikan. Kami perlakukan (mereka) dengan sangat baik, kami berikan juga waktu mau ke belakang, mau minum dan lain-lain, tetap kami berikan. Hak-haknya tetap kami berikan semuanya," ujar Leo.
Sementara, berdasarkan informasi yang didapat, puluhan mahasiswa yang ditangkap sudah dibebaskan setelah dimintai keterangan.
Hingga Senin (19/8/2019) malam, situasi di sejumlah titik di Papua dan Papua Barat sudah kondusif setelah demonstrasi tersebut.
(TribunWow.com/Ifa Nabila)
WOW TODAY: