Kerusuhan di Manokwari
VIDEO Detik-detik Massa Lakukan Aksi 'Longmarch' dalam Kerusuhan Manokwari
Kerusuhan di Manokwari, massa lakukan aksi 'longmarch' dan berkumpul. Massa juga sempat serang aparat dengan lemparan batu.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Massa yang terlibat dalam aksi kerusuhan di Manokwari, Papua Barat, melakukan aksi longmarch, Senin (19/8/2019) pagi.
Dalam tayangan langsung unggahan kanal YouTube metrotvnews, Senin (19/8/2019), tampak massa berbondong-bondong memenuhi ruas jalan di Manokwari.
Tampak dari atas warga yang berjalan cepat hingga ke pusat kota di Manokwari.
Selain melakukan aksi longmarch, warga juga memblokade beberapa ruas jalan di Manokwari.

• Tak Halangi Aksi Protes, Kapolda Papua Barat Hanya Minta Tak Ada Kekerasan di Kerusuhan Manokwari
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, sejumlah ruas jalan ditutupi menggunakan ranting pohon oleh warga.
Ruas jalan itu di antaranya adalah Jalan Yos Sudarso, Jalan Trikora Wosi dan jalan Manunggal Amban, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari.
Sejumlah aparat yang berada di titik lokasi pun berusaha untuk mengamankan situasi.
Karo Ops Polda Papua Barat Kombes Pol Moch Sagi menyebut situasi di Manokwari secara umum masih aman dan terkendali.
Pihak Polda masih berusaha untuk berkomunikasi dengan warga dalam kerusuhan itu.

“Belum ada penetapan status siaga satu untuk Manokwari. Kita masih berkomunikasi agar aksi ini tidak anarkis,” ujar Moch Sagi.
Hingga pukul 08.00 WIT, akses Jalan Yos Sudarso di perempatan lampu merah Sanggeng, Jalan Trikora Wosi dan beberapa tempat lain masih diblokade warga.
Aksi ini dilakukan warga sebagai bentuk protes terhadap tindakan rasisme yang dilakukan oleh Organisasi Masyarakat (Ormas) dan Oknum Aparat, terhadap mahasiswa Papua, di Malang, Surabaya dan Semarang.
• Kapolda Papua Barat Tengahi Kerusuhan di Manokwari: Saya Ikut Merasakan
Gubernur Papua, Lukas Enembe, sebelumnya menyebut jika Pemprob Papua menghargai upaya hukum yang berlaku.
Meski demikian, Lukas juga meminta aparat keamanan tidak melakukan pembiaran terhadap tindakan persekusi dan main hakim sendiri yang bisa melukai masyarakat Papua.
Hal ini terkait dengan tindakan aparat yang mengamankan 43 mahasiswa di asrama mahasiswa Papua di Surabaya.
"Kita sudah 74 tahun merdeka, seharusnya tindakan-tindakan intoleran, rasial, diskriminatif tidak boleh terjadi di negara Pancasila yang kita junjung bersama," kata Enembe.
"Tindakan rasial di Surabaya sangat menyakitkan," imbuhnya.
Sementara itu, berdasarkan informasi lebih lanjut, puluhan mahasiswa yang ditangkap sudah dibebaskan setelah dimintai keterangan.
Berikut video lengkapnya:
• Kawal Kerusuhan di Manokwari, Kapolda Papua Barat: Jangan Ada Perusakan dan Pemukulan
Aparat Diserang Massa
Kerusuhan itu berujung dengan penyerangan yang dilakukan warga kepada aparat kepolisian yang mencoba mengamankan lokasi.
Dalam siaran langsung kanal YouTube KOMPASTV, Senin (19/8/2019), akibat aksi pelemparan warga terhadap aparat, Kapolda Papua Barat Brigjen Herry Rudolf Nahak dan Panglima Kodam XVIII Kasuari diamankan.
Sebelumnya, kerusuhan itu sebenarnya sempat diredam sebentar dengan pembicaraan aparat dengan para pelaku unjuk rasa.
Pertemuan itu sebenarnya juga hendak dihadiri oleh Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani.
Setelah beberapa menit dilakukan dialog antara Kapolda Papua Barat, Pangdam, serta warga, pelaku unjuk rasa di lokasi yang tak jauh dari sana melakukan pelemparan.
Dialog itu pun langsung dibubarkan dan Kapolda beserta Pangdam langsung diamankan ke lokasi lain.
Pihak kepolisian menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang rusuh di pusat kota.
• VIDEO Detik-detik Gedung DPRD Dibakar Massa saat Kerusuhan di Manokwari
Isi Pertemuan Kapolda Papua Barat
Brigjen Herry Rudolf Nahak, mencoba berdialog dengan warga di tengah kerusuhan di Manokwari, Papua Barat, sejak Senin (19/8/2019) pagi.
Ucapan Herry itu terekam dalam siaran langsung di kanal YouTube KOMPASTV, Senin (19/8/2019).
Tampak Herry memegang mikrofon menghadapi para warga, sedangkan di belakangnya terdapat beberapa anggota polisi yang lain.
"Saya datang ke sini untuk bersama-sama dengan adik-adik," ucap Herry di hadapan warga yang sudah tenang.
"Apa yang terjadi di Jawa sana, saya yakini memang sudah menyakiti hati kawan-kawan semua," lanjutnya.
Herry sebagai polisi yang bertugas di daerah tersebut mengaku merasakan juga sakit hati yang dialami para warga Papua.
"Saya pun ikut merasakan sebagai orang yang sekarang bertugas di sini," kata Herry.
Herry menyebut pihaknya mengizinkan para warga berunjuk rasa asalkan kondisi tetap aman dan tidak ada kekerasan.
"Kami semua jajaran akan ikut mengamankan kegiatan yang kalian semua kerjakan, oke?"
"Saya hanya berharap satu, bahwa kita tidak melakukan perusakan atau pemukulan terhadap siapapun," pesan Herry.
"Siap! Siap!" sahut beberapa warga.
"Ini saya minta adik-adik semua adalah orang-orang terpelajar yang paham betul bahwa melakukan itu akan membuat suasana menjadi lebih tidak baik," pesan Herry lagi.
• Kronologi Kerusuhan di Manokwari, Reaksi dari Mahasiswa Papua Ditangkap hingga Api Lahap Gedung DPRD
Melalui pesan itu, Herry tidak menghalangi warga untuk melakukan aksi protes agar tindakan rasisme terhadap mereka tak terulang lagi.
Namun, Herry kembali menegaskan agar warga tidak melakukan protes dengan rusuh dan tetap kondusif.
"Suarakan ini supaya didengar di sana, ini suara anak-anak Papua, saya setuju, supaya tidak ada lagi hal-hal seperti ini, tidak terjadi lagi hal-hal seperti ini," ujar Herry.
"Jadi kita sama-sama, jadi kita kalau mau menuju ke sana, kita sama-sama, akan dikawal oleh kami," kata Herry.
Kronologi Kerusuhan
Disebutkan bahwa aksi unjuk rasa ini reaksi dari kekecewaan terhadap penangkapan petugas keamanan (polisi) kepada sejumlah mahasiswa asal Papua di Surabaya.
"Mereka kecewa dengan tindakan aparat di Jawa Timur dan kedua mereka kecewa katakan orang Papua membuat situasi di sana memanas," kata dia saat dihubungi, Senin (19/8/2019), dikutip TribunWow.com dari Kompas.com Senin (19/8/2019).
Ia pun mengatakan situasi Kota Manokwari pada saat ini lumpuh.
"Kota Manokwari lumpuh total saat ini," tambahnya.
Diketahui sebelumnya, polisi mengangkut paksa 43 mahasiswa Papua ke Mapolrestabes Surabaya, Sabtu (17/8/2019) sore.
Polisi pada saat mengangkut paksa menembakkan gas air mata dan menjebol pintu pagar Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya.
Wakapolrestabes Surabaya AKBP Leonardus Simarmata mengatakan, mahasiswa Papua tersebut dibawa untuk kepentingan pemeriksaan dalam kasus perusakan dan pembuangan Bendera Merah Putih.
"Saat ini (mereka), kami ambil keterangan di Polrestabes Surabaya, seluruhnya ada 43 (mahasiswa Papua yang ditangkap)," kata Leo, di Asrama Mahasiswa Papua.
Leo mengatakan, 43 mahasiswa Papua tersebut terdiri dari 40 mahasiswa laki-laki dan tiga orang perempuan.
"Setelah selesai kami akan kembalikan. Kami perlakukan (mereka) dengan sangat baik, kami berikan juga waktu mau ke belakang, mau minum dan lain-lain, tetap kami berikan. Hak-haknya tetap kami berikan semuanya," ujar dia.
Sementara, berdasarkan informasi yang didapat, puluhan mahasiswa yang ditangkap sudah dibebaskan setelah dimintai keterangan.
Tonton Videonya di Bawah Ini:
(TribunWow.com/Ifa Nabila/Roifah Dzatu Azma)
WOW TODAY: