Kerusuhan di Manokwari
Tak Halangi Aksi Protes, Kapolda Papua Barat Hanya Minta Tak Ada Kekerasan di Kerusuhan Manokwari
Kapolda Papua Barat berpesan kerusuhan di Manokwari tak ada perusakan dan kekerasan, minta warga tetap lakukan aksi protes dengan tertib agar didengar
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Claudia Noventa
"Suarakan ini supaya didengar di sana, ini suara anak-anak Papua, saya setuju, supaya tidak ada lagi hal-hal seperti ini, tidak terjadi lagi hal-hal seperti ini," ujar Herry.
"Jadi kita sama-sama, jadi kita kalau mau menuju ke sana, kita sama-sama, akan dikawal oleh kami," kata Herry.
• Kerusuhan di Manokwari, Jalan Lumpuh Total hingga Pertokoan dan Bank Tutup

Jalan Lumpuh Total
Akibat kerusuhan itu, sejumlah ruas jalan di dalam kota Manokwari lumpuh total hingga pertokoan dan bank pemerintah juga tutup.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, sejumlah ruas jalan ditutupi oleh ranting pohon oleh warga.
Ruas jalan itu di antaranya adalah Jalan Yos Sudarso, Jalan Trikora Wosi dan jalan Manunggal Amban, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari.
Sejumlah aparat yang berada di titik lokasi pun berusaha untuk mengamankan situasi.
Karo Ops Polda Papua Barat Kombes Pol Moch Sagi menyebut situasi di Manokwari secara umum masih aman dan terkendali.
Pihak Polda masih berusaha untuk berkomunikasi dengan warga dalam kerusuhan itu.
“Belum ada penetapan status siaga satu untuk Manokwari. Kita masih berkomunikasi agar aksi ini tidak anarkis,” ujar Moch Sagi.
• BREAKING NEWS - Kerusuhan di Kota Manokwari, Papua Barat, Berikut Video Terkininya
Hingga pukul 08.00 WIT, akses Jalan Yos Sudarso di perempatan lampu merah Sanggeng, Jalan Trikora Wosi dan beberapa tempat lain masih diblokade warga.
Aksi ini dilakukan warga sebagai bentuk protes terhadap tindakan rasisme yang dilakukan oleh Organisasi Masyarakat (Ormas) dan Oknum Aparat, terhadap mahasiswa Papua, di Malang, Surabaya dan Semarang.
Gubernur Papua, Lukas Enembe, sebelumnya menyebut jika Pemprob Papua mengharagai upaya hukum yang berlaku.
Meski demikian, Lukas juga meminta aparat keamanan tidak melakukan pembiaran terhadap tindakan persekusi dan main hakim sendiri yang bisa melukai masyarakat Papua.
Hal ini terkait dengan tindakan aparat yang mengamankan 43 mahasiswa di asrama mahasiswa Papua di Surabaya.