Polisi di Wonokromo Diserang
Kata Tetangga soal Pelaku Penyerangan Polsek Wonokromo, Sebut Sikap Berubah sebelum Bacok Polisi
Seorang tetangga pelaku penyerangan polisi Polsek Wonokromo menyebut sikap Imam Mustofa ada perubahan selama dua tahun belakangan.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Pelaku penyerangan polisi Polsek Wonokromo Surabaya, Imam Mustofa (31), yang ngekos di Sidosermo IV Gang I No 10 A, dikenal tertutup.
Oleh warga, Imam Mustofa lebih dikenal disapa Ali.
Pelaku sehari-hari berjualan sempol dan makaroni goreng rentengan di warung-warung sekitar Sidosermo.
"Tinggalnya lima tahun sama istri dan tiga anaknya. Jualan sempol, makaroni," kata Ketua RT III Sidosermo, Ainun Arif (43), Sabtu (17/8/2019).
Ainun mengaku Ali sebagai sosok warga yang tertutup.
• Ketua RT Ungkap Keseharian Pelaku Pembacok Polisi di Ruang Polsek Wonokromo, Dikenal sebagai Ini
Tidak ada kecurigaan terkait aktivitas sehari-hari dari bapak tiga anak tersebut.
Saat acara-acara kampung, Ainun memastikan Ali tidak hadir di tengah warga.
"Tertutup orangnya, kesehariannya biasa tidak ada yang mencurigakan. Setau saya hanya menyiapkan jualannya. Kalau ada acara tidak hadir, setau saya tidak hadir," kata dia.
Tetangga Sebut Perubahan Sikap Pelaku Penyerangan Polisi
Seorang tetangga pelaku penyerangan polisi Polsek Wonokromo menyebut sikap Imam Mustofa ada perubahan selama dua tahun belakangan.
Tetangga Ahmad (48) mengatakan, awal mula Imam Mustofa datang kerap berbaur dengan warga sekitar kamar kos Jalan Sidosermo IV Gang I Surabaya.
Selama dua tahun belakangan, Ahmad menyebut ada perubahan sikap dari tetangganya itu.
"Dua tahun ini lah, tertutup. Dulu ada kegiatan tirakatan masih ikut, mulai dua tahun ini sudah tidak hadir," kata Ahmad di depan rumah kos pelaku.
Imam Mustofa diketahui tinggal di sebuah kos pasutri dengan delapan kamar.
"Kami tahu mana yang biasa kumpul dan tidak," kata dia.