Politik Pascapilpres
Haikal Hassan Ungkap Posisi PA 212 di Pemerintahan setelah Pertemuan Gondangdia dan Teuku Umar
Satu di antara Presidium Alumni (PA) 212, Haikal Hassan beberkan posisi kelompoknya di pemerintahan setelah pertemuan Gondangdia dan Teuku Umar.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Satu di antara Presidium Alumni (PA) 212, Haikal Hassan beberkan posisi kelompoknya di pemerintahan setelah pertemuan Gondangdia dan Teuku Umar.
Haikal Hassan menegaskan PA 212 akan tetap menjadi oposisi pemerintah.
Hal itu Haikal Hassan ungkapkan dalam acara 'Indonesia Lawyers Club (ILC)' yang diunggah kanal Youtube Indonesia Lawyers Club pada Selasa, (30/7/2019).
Gondangdia disebut sebagai istilah untuk menunjukkan pertemuan antara Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.
Sedangkan, Teuku Umur disebut sebagai istilah untuk menunjukkan pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Menurut Haikal Hassan, PA 212 yang diisi oleh banyak ulama akan tetap menjadi oposisi pemerintah.
• Rocky Gerung Komentari Hubungan Prabowo-Sandi Sekarang: Sebetulnya dari Awal Chemistry Dipaksakan
"Ulama itu pasti oposisi, jika tidak oposisi maka berhenti jadi ulama," tegas Haikal Hassan.
Haikal Hassan mengatakan, hal itu seperti yang dilakukan oleh para Nabi.
Nabi selalu dianggap menjadi oposisi dari penguasa.
"Mari kita lihat sejarah, Ibrahim oposisi pada Namrud, Nabi Musa oposisi pada Fir'aun, nabi yang tidak oposisi sekaligus raja dia adalah Daud dan Sulaiman," jelas Haikal Hassan.
"Nabi Isa itu oposisi terhadap Yudas dan semuanya, Nabi Muhammad lengkap, selama 13 tahun oposisi Abu Lahab, Abu Jahal, Abu Sofyan," terangnya.
"Tapi Abu Janda belum ada di jaman itu," tambah Haikal Hassan menggoda pegiat media sosial Abu Janda yang turut datang pada acara ILC.
• Rocky Gerung Sebut Kesetiaan Prabowo ke Pendukungnya Diuji: Problemnya Jokowi Mau Reshuffle Sekarang
Nabi Muhammad tidak menjadi oposisi saat dirinya menjadi pemimpin di masanya.
"10 tahun kemudian tidak oposisi karena beliau adalah sebagai Raja sebagai Jenderal sebagai pemimpin," tutur Haikal Hassan.
Maka ditarik kesimpulan bahwa, PA 212 akan tetap berposisi sebagai Oposisi di pemerintahan.
"Maka jawaban hari ini adalah Gondangdia atau Teuku Umar jawabannya PA 212 di mana ? Di mana Ulama berada," ungkapnya.
Senada dengan Haikal Hassan, Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman di acara yang sama juga menegaskan PA 212 tak berpihak pada Gondangdia dan Teuku Umar.
Munarman menyebut 212 sudah punya agenda sendiri dan tidak tertarik dengan politik Teuku Umar dan politik Gondangdia.
"Juru Bicara FPI Munarman, mau ke manakah 212?" tanya Karni Ilyas pembawa acara ILC.
"Jadi kalau ditanyakan mau ke manakah, kita memang dari dulu enggak ke mana-mana, cuma kita ada di mana-mana, itu guyonannya," jawab Munarman.
• Rocky Gerung Sebut PA 212 Bukan Permainan Politik Prabowo: Sulit Jawab Posisinya, Perlu Trump

• Lihat Respons Gerindra soal Prabowo Ditinggal PA 212, Aiman Tertawa: Sudah Enggak Diakuin?
Munarman kemudian menyinggung pernyataan pengamat politik Qodari tentang siklus politik yang seharusnya ada soal bagi-bagi jabatan.
"Ada yang kurang tadi siklus politik yang dikatakan oleh Mas Qodari tadi, kompetisi, konsolidasi, rekonsiliasi. Ada satu lagi yang kelupaan, bagi-bagi kursi sebetulnya," ujar Munarman.
"Konsolidasi itu isinya bagi-bagi kursi," sahut Qodari.
"Iya, kalau konsolidasi kan lebih ke internal," kata Munarman.
"Itu sebabnya 212 enggak ikut, karena bukan partai politik," ujar Qodari.
Munarman pun langsung membenarkan pernyataan Qodari bahwa 212 memang bukan partai politik yang mendambakan jabatan.
"Karena tujuan kita, agenda kita memang bukan kursi, urusan bagi-bagi kursi kita enggak ikut," kata Munarman.
(TribunWow.com/Mariah Gipty/Ifa Nabila)
WOW TODAY: