Kabar Ibu Kota
Begini Kondisi Pengungsian Warga Asing di Bekas Gedung Kodim Kalideres, Kekurangan Air Minum
Bekas Gedung Kodim, Kalideres dipenuhi pengungsi asing. Satu di antara pengungsi asal Afghanistan, Muhammad Taqi mengungkapkan kondisi pengungsian.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Bekas Gedung Kodim, Kalideres, Jakarta Barat kini dipenuhi pengungsi asing.
Satu di antara pengungsi asal Afghanistan, Muhammad Taqi mengungkapkan kondisi pengungsian cukup memprihatinkan.
Dilansir oleh Warta Kota pada Senin (15/7/2019), dirinya terpaksa berada di Indonesia akibat perang yang melanda negaranya.
Taqi sendiri mengungsi bersama-sama dengan ibu dan saudara-saudaranya.
“Kamu mungkin tahu negaraku, Afghanistan masih ada perang. Ya perang, aku terpaksa harus pindah,” kata Taqi, Minggu (14/7/2019).
Menurut penjelasannya, pengungsi tidak akan menetap di Indonesia.
Melainkan hanya untuk tempat transit.
• Polres Metro Jakarta Timur Ungkap Dugaan Penyebab Kebakaran di Cipinang Besar Selatan
“Saya nggak tahu, tapi UNHCR mungkin kasih case aku buat Australia, Kanada, Amerika, kasih buat aku case ke sana,” ungkapnya.
Kendati demikian, Taqi mengaku sudah satu tahun berada di Indonesia.
Selama di Indonesia, ia dan pengungsi lainnya tinggal berpindah-pindah.
“Pertama di Bogor, tujuh bulan. Habis itu ke (Rudenim) Imigrasi satu tahun. Setelah itu Kebon Sirih (depan kantor UNHCR) 12-13 hari, baru setelah itu ke sini,” kata Taqi.
“Not good di depan Imigrasi, di UNHCR, tidak terlalu baik,” imbuhnya.
Berada di Gedung Kodim, Taqi menyebut para pengungsi kesulitan untuk mandi.
Bahkan, mereka juga kesulitan untuk mendapat air minum.
“Buat aku di sini, enggak ada kamar mandi, toilet ada, buat mandi yang enggak ada. Air buat minum juga kurang," keluhnya.
• Viral Mobil dan Motor Melaju di Jalan Layang Khusus Transjakarta, Ternyata Ini Alasannya
Berdasarkan pantauan dari Warta Kota, para pengungsi ada yang tinggal di dalam gedung.
Banyak anak-anak pengungsi yang berada di luar gedung bermain seperti biasa.
Namun, ada juga yang menggunakan tenda milik sendiri maupun Dinas Sosial DKI dan Kementerian Sosial.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, Irmansyah mengatakan, pengungsi tersebut jumlahnya fluktuatif (berubah-ubah).
Awalnya, hanya diperkirakan akan ada sekitar 250-300 pengungsi saja.
Kemudian, pengungsi bertambah hingga mencapai lebih dari 1000 orang.
“Tetapi perkembangannya pada malam itu sampai 998 orang dan bahkan besok harinya sampai 1.155 orang. Kemudian malam harinya sudah mulai agak turun jadi 1.000,” ungkap Irmansyah pada Minggu (14/7/2019).

• Kasus Penemuan Mayat Wanita di Singkawang, Polisi Tangkap Tersangka di Jakarta Barat
Kini, pihaknya akan menyiapkan 1.100 logistik.
Pasalnya, UNHCR (Komisioner Tinggi PBB untuk pengungsi) memberi kabar bahwa akan ada penambahan pengungsi dari Yaman sekitar 40-50 orang.
“Tapi dasar pertama dari Kebon Sirih dievakuasi sebetulnya 250 orang sampai 300 orang. Selebihnya di samping akomodasi datang terus sampai 998 orang. Ada juga yang langsung secara mandiri itu tadi angkanya,” jelasnya.
Perubahan jumlah pengungsi tersebut bisa terjadi akibat berbagai faktor,
Satu di antaranya, ada sejumlah pengungsi yang menetap di suatu tempat, misalnya mengontrak.
"Setelah di sana mereka melihat perkembangan di dalam oh ternyata begini begini," kata Irmansyah.
(TribunWow.com/Mariah Gipty)
WOW TODAY: