Pilpres 2019
Pengamat Politik Singgung Satu Kasus yang Jadi Pertaruhan Rezim Jokowi: Ini Pemulihan Kepercayaan
Peneliti Politik Lipi, Siti Zuhro menuturkan ada kasus yang menjadikan pertaruhan untuk rezim presiden terpilih Jokowi dalam memberikan kepercayaan.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Peneliti Politik Lipi, Siti Zuhro menuturkan ada kasus hukum yang menjadikan pertaruhan untuk rezim presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dalam memberikan kepercayaan kepada masyarakat.
Hal tersebut diungkapkannya saat menjadi narasumber dalam tayangan Sapa Indonesia Malam Kompas Tv, Selasa (9/7/2019).
Siti mulanya dipertanyakan oleh pembawa acara, Aiman mengenai hasil Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) dalam pengungkapan kasus penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
"Apakah kemudian dari hasil TGPF Novel Baswedan ini terkiat dengan rekonsiliasi?" tanya Aiman.
Siti lantas menuturkan bahwa hal itu menjadi harapan yang diinginkan masyarakat.
"Kita berdoa semoga hasilnya sesuai dengan harapan masyarakat, jadi hasilnya betul-betul jernih dan trusted dan mampu memberikan kepercayaan kepada masyarakat, bahwa ini pertaruhan rezim Pak Jokowi." ujar Siti.
"Pertaruhan mengenai law enforcement (penegakan hukum) kita bahwa negara hadir menurut nawacitanya Pak Jokowi, negara hadir untuk memberikan tentu kepada warga negaranya," paparnya.
• Cerita Wakil Wali Kota Tidore soal Anaknya Jadi Kuli Bangunan, Bangga hingga Sempat Diprotes Istri
Menurut Siti, kasus Novel Baswedan menjadi satu di antara bukti hukum yang harus segera dihadirkan ke masyarakat.
"Dalam konteks Novel Baswedan ini terlalu lama, sangat amat terlalu lama, dan menurut saya kepastian hukum itu sudah harus diberikan, seharusnya seperti itu," ungkapnya.
"Kalau itu diitarik ke rekonsiliasi, katakan itu menjadi bagian yang juga, meskipun tidak langsung kepada pemilu, tapi ini trust kepada pemerintah, nah tentu kalau trust itu diberikan kepada rakyat oleh pemerintah yang baru, dalam hal ini Pak Jokowi itu akan sangat positif, akan sangat bagus," kata Siti.
"Karena ya rekonsiliasi ini betul-betul memulihkan, jadi rekonsiliasinya di-create, padahal ini pemulihan kepercayaan. Itu makna hakiki dari rekonsiliasi," tambahnya.

Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin yang turut menjadi narasumber, mengatakan bahwa ia sebagai tokoh dan bangsa hanya perlu memberikan pikiran positif kepada negara.
"Kalimat yang paling tepat itu sebagai bangsa dan tokoh publik itu edukasi kepada masyarakat bahwa itu sudah habis bekerja kemudian menyerahkan kepada polisi, kita lihat nanti minggu depan kan akan diumumkan kan," ujar Ali Ngabalin.
"Jadi kita tetap berbaik sangka, kita berikan kepercayaan kepada polisi negara. Tidak mungkin polisi tidur," paparnya.
• Dengar Waketum Gerindra sebut Rekonsiliasi, Ali Ngabalin Pepet dan Bisiki: Gue Tantang, Atur
"Kalau dari awal kan saya selalu memberikan kata berbaik sangka. Berbaik sangka itu adalah tema yang penting dalam membangun energi, kekuatan, karena itulah kita memberikan kepercayaan penuh kepada negara, tidak ada cara lain."