Terkini Internasional
Terlibat dalam Kasus Penyelundupan Chip Komputer, Profesor Ini Terancam Dipenjara hingga 219 Tahun
Seorang profesor paruh waktu di Universitas California dinyatakan bersalah dalam skema penyelundupan chip komputer ke China.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Seorang profesor paruh waktu di Universitas California dinyatakan bersalah dalam skema penyelundupan chip komputer ke China.
Profesor itu bahkan terancam hukuman penjara hingga 219 tahun.
Yi-chi Shih (64), seorang pakar kelistrikan yang berbasis di California, ditangkap pihak kepolisian federal AS pada Januari 2018.
• Direkam sang Anak, Pria Ini Pakai Semua Baju agar Tak Bayar Bagasi Pesawat, Penampilannya Dicurigai
Dia dinyatakan bersalah atas 18 dakwaan yang diajukan FBI karena telah secara ilegal mengirim chip mikro ke rekannya di China.
Jaksa federal menyatakan Shih dan rekannya Kiet Ahn Mai berkonspirasi untuk memesan chip komputer khusus berkecepatan tinggi yang kemudian dikirim ke perusahaan China secara ilegal.
Perusahaan yang ditargetkan oleh Shih dan Mai adalah pemasok untuk Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Badan Penelitian Proyek Pertahanan Lanjutan (DARPA).
• Dipicu Hal Sepele, Gadis 14 Tahun Bunuh Kakaknya, Jasad Korban yang Dibungkus Plastik Ditemukan Ayah
Rekannya, Mai, telah mengaku bersalah dalam skema penyelundupan chip tersebut pada Desember tahun lalu.
Dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan putusan pengadilan, Departemen Kehakiman AS menyatakan bahwa Shih terancam dijatuhi hukuman maksimal 219 tahun penjara.
"Kasus ini menguraikan skema untuk mengamankan teknologi hak milik, beberapa di antaranya diduga dikirim ke China, di mana teknologi itu dapat digunakan untuk memberikan keuntungan yang signifikan kepada perusahaan-perusahaan di sana dan membahayakan kepentingan bisnis AS," kata Nicola T Hanna, pengacara AS dalam pernyataannya yang mengumumkan tuduhan terhadap Shih dan Mai.
"Informasi yang sangat sensitif juga akan menguntungkan pihak asing yang dapat menggunakan teknologi tersebut untuk memajukan dan mengembangkan aplikasi militer yang dapat mengancam keamanan nasional kita," tambah pengacara itu.
Untuk mengirim chip tersebut secara diam-diam ke China, Shih berpura-pura menjadi pelanggan perusahaan AS, yang tidak disebutkan namanya, yang ingin membeli sirkuit terpadu gelombang mikro (MMIC) monolitik.
MMIC tersebut kemudian dikirim ke perusahaan China, Chengdu GaStone Technology (CGTC), di mana Shih sebelumnya menjabat sebagai direktur.
• Seorang Istri Potong Kemaluan Suaminya karena Menolak Diajak Hubungan Seks
Perusahaan itu sedang dalam proses membangun pabrik MMIC-nya sendiri.
Menurut Newsweek, chip itu dapat diaplikasikan untuk sistem militer secara luas, mulai dari rudal kendali hingga jet tempur, sehingga untuk pengiriman secara internasional membutuhkan otorisasi dari Departemen Perdagangan AS.
Meski chip tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk penggunaan komersial.