Terkini Daerah
Isi Surat Mahasiswa yang Gantung Diri di Manado, Mengaku Stres dan Tak Ingin Jadi Beban Keluarga
Berikut isi surat wasiat Apriyanto yang gantung diri di kamar indeksonya di Manado. Ia mengaku stres dan tidak mau lagi menjadi beban keluarganya.
Penulis: AmirulNisa
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Seorang pemuda bernama Apriyanto Kusuma (23) ditemukan tewas dengan cara gantung diri di kamar indekosnya pada Sabtu (29/6/2019) pukul 19.00 WITA.
Sebelum memutuskan gantung diri, Apriyanto meninggalkan sebuah surat untuk keluarganya.
Dikutip TribunWow.com dari TribunManado.co.id, Senin (1/7/2019), Apriyanto mengaku stres dan takut menjadi beban bagi keluarganya.
Apriyanto tinggal di sebuah indekos di kelurahan Bahu, Lingkungan V, Kecamatan Malalaya, Kota Manado.
• Berniat Ingin Jenguk sang Anak, Ayah Ini Syok Lihat Surat dan Pergoki Anaknya Tewas Gantung Diri
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) tersebut meninggalkan sebuah surat untuk keluarganya yang berisi permintaan maaf.
Pada surat tesebut, ia juga mengaku sudah tidak menjadi mahasiswa Unsrat sejak pertengahan tahun 2018.
Karena hal tersebut, Apriyanto merasa telah menjadi beban bagi keluarga serta kedua orangtuanya.

Berikut surat yang ditulis oleh Apriyanto sebelum mengakhiri hidupnya.
"Jumat 28 Juni 2019,
Saya memutuskan untuk bunuh diri.
Untuk orangtuaku, kakakku, maaf sudah mengecewakan kalian.
Saya sebenarnya sudah berhenti kuliah pada pertengahan 2018.
Saya tidak bisa fokus melakukan sesuatu dan susah tidur pada malam hari mungkin ini yang dinamakan stres.
Maaf saya sudah terlalu banyak berbohong kepada kalian tentang perkuliahan.
Saya tidak ingin menjadi beban lebih bagi kalian diumur saya yang sudah ke-24 ini.
Maaf saya kurang pandai menulis kata-kata, untuk itu "Maaf semuanya"
• Pria di Bulukumba Bunuh Kakaknya setelah Cekcok karena Ingatkan Korban untuk Tak Mabuk-mabukan
Penemuan Jasad Apriyanto
Apriyanto ditemukan pertama kali oleh sang ayah, Nyoman Nurasha (55).
Nyoman terkejut menemukan anaknya dalam kondisi tak bernyawa.
Saat itu, ia tengah berkunjung ke Manado untuk bertemu putranya.
Sebelumnya pada Kamis (27/6/2019), Nyoman sudah mengabarkan akan ke Manado untuk mengunjungi putranya.
"Hari Kamis 27 Juni lalu, saya sempat menghubunginya dan berkata Sabtu saya akan pergi ke Manado melihatnya," ucap Nyoman.
Setibanya di Bandara Sam Ratulangi Manado, Nyoman mencoba menghubungi putranya, namun tidak ada jawaban.

Karena merasa tidak ada jawaban dari sang anak, Nyoman memutuskan untuk langsung datang ke indekos putranya.
Sesampainya di indekos putranya, ia langsung menuju kamar putranya.
Beberapa kali Nyoman mengetuk pintu kamar indekosnya namun pintu tidak kunjung dibukakan oleh putranya.
"Saya menelepon tapi tidak diangkat juga, sehingga saya mengambil tangga di kosan tersebut, dan melihat anak sata dari atas,"ucap Nyoman pada pihak kepolisian.
Ia mengaku kaget lataran melihat anaknya sudah dalam kondisi tak bernyawa dengan kondisi gantung diri menggunakan kain.
• Pengakuan Saksi dan Kronologi Pembunuhan Anggota TNI di Depan Klub Malam, Aksi Terekam CCTV
"Saya kaget dan panggil Jend Zeke, penjaga kost, dan melaporkan kejadian ini ke polisi," ucap Nyoman.
Pihak kepolisian Malalayang yang langsung menuju ke lokasi ke jadian langsung melakukan evakuasi pada korban.
Polisi membawa Apriyanto ke Rumah Sakit Bhayangkara Karombasan.
Namun saat akan dilakukan autopsi pihak keluarga menolak dan memberikan surat penolakan.
"Tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Informasi korban kuliah di Manado, sementara orangtuanya tinggal di Luwuk, Sulawesi tengah," ucap Kapolsek Malalayang Kompol Franky Manus.
Menurut Franky korban sengaja melakukan bunuh diri lantaran malu pada kelurganya.
"Diduga korban malu kepda orangtuanya karena sudah lama berhenti kuliah, sampai nekat melakukan hal tersebut," jelas Kompol Franky Manus.
Lihat video berikut:
(TribunWow.com/Ami)
WOW TODAY: