Terkini Daerah
Keluarga Pemeran Video Mesum 'Jangan Ko Kasih Nyala Blitz-nya' Mengungsi dan Dicari Polisi
Keluarga dari pemeran video mesum dua pelajar SMK, memutuskan untuk mengungsi. Hal itu diketahui setelah polisi mencari dua pelajar tersebut.
Penulis: AmirulNisa
Editor: Lailatun Niqmah
Dikutip TribunWow.com dari Tribun-Timur.com, Minggu (16/6/2019), pemeran video asusila tersebut sudah dikeluarkan dari sekolah sejak bulan April 2019.
Pemeran video yang berinisial AM dan WA dikeluarkan setelah video itu diketahui guru-guru melalui razia ponsel siswa.
Syamsu mengatakan bahwa pihak sekolah mengetahui setelah berhasil menyita 20 ponsel siswa.
Setelah menemukan video tersebut, pihak sekolah langsung memanggil wali murid dari kedua pelajar yang bersangkutan, dan memutuskan untuk mengeluarkan mereka dari sekolah.
• Pengemudi BMW yang Viral Acungkan Pistol saat Terjebak Macet Akhirnya Mengaku Salah dan Minta Maaf
Selain membuat video asusila di lingkungan sekolah, dua pelajar tersebut juga merusak CCTV yang dipasang di ruang kelas.
"Mereka rusak CCTV yang ada di sekitar kelas itu sebelum melakukan perbuatan tak senonoh," ucap Syamsu.
Larangan Menyebarkan Video
Pihak kepolisian mengimbau agar warga berhenti menyebarkan video tersebut.
Selain menjadi video yang tidak pantas, pemeran pada video asusial tersebut masih di bawah umur.
"Cukup ditangan Anda sajalah. Jangan disebar-sebar lagi. Kasihan masa depan anak ini," ucap Syamsu.
Bukan hanya pihak kepolisian, video tersebut mendapat perhatian langsung dari bupati Bulukumba.
Dikutip dari Kompas.com, Minggu (16/6/2019), Bupati Bulukumba, Tomy Satrua Yulianto mengingatkan masyarakat untuk tidak menyebarkan video asusia 'Jangan Ko Kasi Nyala Blitz-nya'.
"Saya sangat prihatin dengan adanya video itu dan menjadi pukulan bagi warga Kabupaten Bulukumba. Saya mengimbau agar semua masyarakat berhenti menyebarkan dan mencari-cari video tersebut," ucap Tomy saat dihubungi pada Jumat (14/6/2019).
Selain itu Tomy juga meminta kepada Kepala Dinas Perlindungan dan Pemberdayaan Peremapuan dan Anak Bulukumba untuk melakukan pendampingan.
Ia berharap video tersebut tidak menjadi pukulan psikologis yang merusak mental serta masa depan kedua pelaku video tersebut.