Breaking News:

Terkini Nasional

Staf Khusus Menko Polhukam Ungkap Reaksi Wiranto saat Tahu Keterlibatan Kivlan Zen di Aksi 22 Mei

Begini Jawaban Staf Khusus Menko Polhukam, Sri Yunanto saat ditanya respons Wiranto begitu tersangka kerusuhan 21-22 Mei menyebut nama Kivlan Zen.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Astini Mega Sari
Capture Youtube tvOneNews
Staf Khusus Menko Polhukam, Sri Yunanto memberikan tanggapan atas pertanyaan pembawa acara tvOne yang tanyakan respons Menko Polhukam Wiranto begitu tersangka kerusuhan di aksi 21-22 Mei menyebutkan nama Kivlan Zen sebagai pihak yang menyuruh mereka. 

TRIBUNWOW.COM - Staf Khusus Menko Polhukam, Sri Yunanto memberikan tanggapan atas pertanyaan pembawa acara tvOne yang menanyakan respons Menko Polhukam Wiranto begitu tersangka kerusuhan di aksi 21-22 Mei menyebutkan nama Kivlan Zen sebagai pihak yang menyuruh mereka.

Diberitakan TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Sri Yunanto seperti tampak dalam video di saluran YouTube tvOneNews, Rabu (12/6/2019).

Awalnya, pembawa acara tvOne bertanya soal respons Wiranto atas munculnya nama Kivlan Zen dalam kasus kerusuhan 21-22 Mei.

"Sebagai Staf Ahli, saya yakin Pak Yunanto mungkin cukup dekat ya dengan Pak Wiranto," kata pembawa acara.

"Artinya begini, kita mengenal sosok Pak Kivlan ini cukup banyak kontribusinya terhadap, ya apalagi beliau ber-background militer dan lain sebagainya. Ketika ada sandera menyandera warga Indonesia di Filipina, ada juga kontribusi beliau."

"Pak Wiranto responsnya seperti apa mendengar nama ini muncul?" tanyanya kemudian.

Bahas Habil Marati yang Diduga Jadi Penyandang Dana Kivlan Zen, PPP Singgung soal Bantuan Hukum

Tak menjawab pasti, Sri Yunanto hanya mengatakan bahwa Wiranto selama ini tetap berkoordinasi dengan TNI, Polri, dan badan intelijen, serta masih berkomunikasi dengan para purnawirawan.

"Pak Wiranto itu selalu berkomunikasi kalau pada level yang masih aktif itu selalu melakukan koordinasi ya," kata Sri Yunanto.

"Koordinasi dengan TNI, dengan Polri, Panglima TNI, Kapolri, Ka BIN, karena memang itu fungsi Polhukam."

"Tetapi di luar itu Pak Wiranto itu juga selalu melakukan komunikasi bahkan beberapa bulan yang lalu itu menjadi fasilitator untuk mendamaikan, itu tim purnawirawan yang tergabung dalam angkatan 45," ungkap dia.

Mayor Jenderal TNI Purn Kivlan Zen tiba di gedung Bareskrim Polri untuk menjalani pemeriksaan di Jakarta, Rabu (29/5/2019). Kivlan Zein diperiksa sebagai tersangka dalam kasus dugaan makar.
Mayor Jenderal TNI Purn Kivlan Zen tiba di gedung Bareskrim Polri untuk menjalani pemeriksaan di Jakarta, Rabu (29/5/2019). Kivlan Zein diperiksa sebagai tersangka dalam kasus dugaan makar. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Sri Yunanto lantas membahas bentuk komunikasi antara Wiranto dengan Kivlan Zen.

"Pak Wiranto berkomunikasi, termasuk dengan Pak Kivlan Zen. Waktu bertemu di forum purnawirawan juga bertemu," kata Sri Yunanto.

"Karena Pak Kivlan Zen itu dulu waktu perjanjian damai Filipina Selatan itu, kan Indonesia menjadi mediator ya. Dan Pak Kivlan Zen yang bertugas di sana," sambungnya.

Sosok Habil Marati yang Disebut Polisi Jadi Pendana Kivlan Zen dalam Rencana Pembunuhan 4 Jenderal

"Ya sebenarnya kan tindakan, atau dugaan pelanggaran hukum kan tidak harus dilihat backgroundnya apakah dia purnawirawan," tegas Sri Yunanto.

"Kan kalau kita lihat ada purnawirawan, ada sipil, ada juga purnawirawan polri juga yang di berita muncul."

"Artinya, kalau memang ada dugaan pelanggaran hukum, ya kita persilakan ke aparat penegak hukum. Siapapun," imbuhnya.

Sri Yunanto kemudian menilai, bisa saja Wiranto terkejut begitu mengetahui adanya kabar keterlibatan Kivlan Zen.

Terlebih, Wiranto adalah mantan senior Kivlan Zen yang dulu juga sangat akrab dengannya.

"Tetapi kan orang dalam perjalanan hidupnya itu ya, artinya kan kalau ada fakta, tapi Pak Wiranto adalah seorang koordinartor dari aparat penegak hukum," ujar Sri Yunanto.

"Oleh karena itu, karena ada dua fakta yang mendukung untuk dugaan ini, ya silakan diproses. Kan ini baru langkah awal."

"Nanti kan dari penyelidikan baru ke penyidikan. Jaksa penuntut umum menerima enggak. Kalau enggak menerima ya enggak jadi. Masih gitu lagi, nanti ya diproses di pengadilan, nanti dibuka."

"Jadi kita ikuti saja proses hukumnya," tandas dia.

Simak videonya berikut ini:

Tanggapan Wiranto

Sementara itu, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam), Wiranto memberikan tanggapan soal pengakuan oleh para tersangka rencana pembunuhan para tokoh nasional.

Diketahui, dalam pengakuan tersangka Nama Habil Marati (HM) dan Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayjen (Purn) Kivlan Zen turut disebutkan.

Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, Wiranto menyebutkan tak ada karangan.

"Ini pengakuan dari berita acara pemeriksaan, testimoni yang disumpah, bukan karangan kita," cetus Wiranto.

"Paling tidak kan sudah bisa menetralisir bahwa 'Ah Wiranto lebay, karangan pemerintah, karangan aparat keamanan untuk cari popularitas," paparnya.

Ditegaskan kembali, semua fakta telah diungkap oleh hasil penyidikan.

"Masya Allah, saya katakan, saya tidak ngomong apa-apa. Sekarang yang bicara hasil penyidikan dan penyelidikan," sambungnya.

Fakta yang Diungkap di Kerusuhan 22 Mei

Habil Marati disebutkan berperan memberikan sejumlah uang untuk membeli senjata kepada tersangka lain yaitu Kivlan Zen.

Senjata tersebut diduga akan digunakan dalam melancarkan aksi rencana pembunuhan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere, dan Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya.

"Memberikan uang sebesar Rp 150 juta kepada tersangka KZ untuk pembelian senjata api," kata Ade.

Peran HM lainnya adalah memberikan uang sebesar Rp 60 juta kepada tersangka lain sebagai biaya operasional pembelian senjata.

Sedangkan Kivlan Zein terseret dalam pemaparan tersangka kerusuhan yang menjelaskan soal kerusuhan aksi 21-22 Mei.

 Wiranto Tanggapi Pengakuan Tersangka Rencana Pembunuhan Tokoh Nasional: Bukan Karangan Kita

Tersangka bahkan memaparkan keterlibatan Kivlan Zen atas rencana pembunuhan sejumlah tokoh nasional tersebut.

Dalam tersangka pertama, HL alias Iwan yang diketahui sebagai leader dan juga eksekutor dalam rencana pembunuhan sejumlah tokoh mengaku bahwa senjata yang dimilikinya dibeli dengan uang yang diberi oleh Kivlan.

"Senjata api yang ada kaitannya dengan senior saya, jenderal saya, yaitu Kivlan Zen," kata HL.

"Di mana pada bulan Maret saya dipanggil Bapak Kivlan Zein, dalam pertemuan tersebut saya diberi uang 150 juta, untuk pembelian alat senjata yaitu senjata laras pendek dua dan senjata laras panjang dua," ujarnya.

Sedangkan Irfansyah yang merupakan eksekutor rencana pembunuhan tokoh ini menceritakan dirinya yang diminta untuk mengamati Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya dan mengeksekusinya.

"Pak Kivlan mengeluarkan hp dan menunjukkan alamat serta foto Pak Yunarto lembaga quick count, dan mengatakan pada saya coba kamu cek alamat ini nanti kamu foto dan videokan," papar Irfansyah.

 Sebut Gerindra Dapat Tawaran Koalisi, Andre Rosiade: Kami Terbesar Kedua, Lebih Besar dari Demokrat

Sementara itu, eksekutor lain, TJ mengaku dirinya diminta untuk mengeksekusi Wiranto, Luhut Binsar Pandjaitan, Budi Gunawan, dan Gories Mere.

Menurut keterangan TJ, perintah itu didapatnya dari Kivlan Zen melalui Iwan.

"Saya mendapatkan perintah dari Bapak Mayjen Purnawirawan Kivlan Zen melalui Melalui Kurniawan Alias Iwan untuk menjadi eksekutor penembakan target atas nama, Wiranto, Luhut Binsar Pandjaitan, Budi Gunawan, dan Gories Mere," terang TJ.

(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani/Roifah)

WOW TODAY:

Tags:
Kemenko PolhukamWirantoKivlan Zen
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved