Breaking News:

Pilpres 2019

Pengamat Politik Sebut Koalisi 02 Bubar Realistis, tapi Tidak bagi 01: Mana Ada Koalisi Menang Bubar

M Qodari menjelaskan tidak realistis apabila saran pembubaran koalisi Pilpres 2019 juga ditujukan kepada kubu 01, Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Lailatun Niqmah
MAULANA MAHARDHIKA
Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 1 Joko Widodo (kedua dari kiri)-Maaruf Amin (kiri) dan nomor urut 2 Prabowo Subianto (kedua dari kanan)-Sandiaga Uno pada Deklarasi Kampanye Damai dan Berintegritas di Kawasan Monas, Jakarta, Minggu (23/9/2018). Deklarasi tersebut bertujuan untuk memerangi hoaks, ujaran kebencian dan politisasi SARA agar terciptanya suasana damai selama penyelenggaraan Pilpres 2019. 

Ia lantas menuturkan melihat hal yang sama saat AHY kalah pilkada dahulu, Demokrat tak menungu KPU hanya melihat quick count dan meyakini kalah.

Lihat video di menit ke 8.15:

Tanggapan TKN

Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin (TKN) Ace Hasan Syadzily mengaku juga tak sependapat dengan usulan untuk koalisi bubar.

Dikutip dari Kompas.com, Senin (10/6/2019), Ace memberikan bandingan pada Pilpres 2009 lalu.

Yakni saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berpasangan dengan Boediono, koalisi parpol pendukung pasangan SBY-Boediono tidak dibubarkan dan malah diinstitusionalisasikan dalam bentuk sekretariat gabungan (Setgab).

"Saya kira tidak perlu dibubarkan ya. Dulu waktu zaman SBY, koalisi pendukung Presiden SBY-Boediono juga tidak dibubarkan. Bahkan terinstitusionalisasi dalam sekretariat gabungan (Setgab) yang terdiri atas partai politik pendukung SBY dalam Pilpres 2009 yang lalu plus Partai Golkar waktu itu," kata Ace, Minggu (9/6/2019).

Terkait Tudingan Pelanggaran oleh Maruf Amin, KPU: Kita Pastikan Semua Pasangan Calon Penuhi Syarat

Dilanjutkannya, apabila alasan dibubarkan agar masyarakat tidak berkubu, menurutnya masyarakat telah paham bahwa pilpres selesai.

"Kalau alasannya agar masyarakat tidak ada kubu-kubuan di akar rumput, itu tergantung elite politiknya. Sejauh ini masyarakat sudah menganggap selesai kok dengan pilpres," kata Ace.

"Masyarakat sudah menerima siapapun yang menang menjadi presiden terpilih dalam pemilu 2019. Yang belum siap justru para elitnya yang memprovokasi untuk tidak menerima hasil pilpres dan tidak siap kalah," tambah dia.

Politikus Golkar Ace Hasan Syadzily.
Politikus Golkar Ace Hasan Syadzily. (Tribunnews.com/Fitri Wulandari)

Ungkapan Rachland

Sementara itu, diketahui Rachland meminta supaya Jokowi dan Prabowo membubarkan koalisi partai politik melalui akun twitternya, @RachlandNashidik, minggu (9/6/2019).

Berikut kicauan lengkap dari Rachland, dikutip dari Kompas.com.

"Anjuran yang sama, bubarkan koalisi, juga saya sampaikan pada Pak @Jokowi. Mempertahankan koalisi berarti mempertahankan perkubuan di akar rumput.

(Perkubuan) Artinya mengawetkan permusuhan dan memelihara potensi benturan dalam masyarakat. Para pemimpin harus mengutamakan keselamatan bangsa.

Pak @Prabowo, Pemilu sudah usai. Gugatan ke MK adalah gugatan pasangan Capres. Tak melibatkan peran Partai.

Andalah pemimpin koalisi, yang mengajak bergabung. Datang tampak muka, pulang tampak punggung," tulis Rachland.

(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah/Atri Wahyu)

WOW TODAY:

Tags:
Prabowo-SandiagaJokowi-Maruf AminSengketa Hasil Pilpres 2019Pengamat Politik
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved