Pilpres 2019
Ferdinand Sebut 4 Hal yang Jadi Penyebab Sakit Hati Demokrat pada Elite Koalisi Prabowo-Sandi
Ferdinand Hutahaean mengungkapkan beberapa faktor yang membuat Demokrat merasa sakit hati dengan Koalisi Adil Makmur.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengungkapkan beberapa faktor yang membuat Demokrat merasa sakit hati dengan Koalisi Adil Makmur yang mengusung capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Hal tersebut dijelaskan Ferdinand saat menjadi narasumber di acara Apa Kabar Indonesia Pagi, Minggu (9/6/2019).
Dirangkum oleh TribunWow.com, berikut ini deretan sakit hati yang dirasakan oleh Demokrat, menurut Ferdinand:
• Demokrat Sebut Sandiaga Dipaksakan Jadi Cawapres Prabowo, Jansen: Yang Kami Butuh Bukan Banyak Uang
1. People Power
Istilah people power sering didengungkan oleh para elite koalisi 02 untuk mengajak melawan kecurangan.
Menanggapi hal tersebut, Ferdinand mengatakan bahwa Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak pernah setuju soal ajakan people power.
"Partai Demokrat sejak hari-hari terakhir pasca-pemungutan suara sudah mulai berbeda dengan kebanyakan elite 02. Perbedaannya terutama terkait menyikapi hasil pemungutan suara," ujar Ferdinand.
"Waktu itu banyak elite 02 berbicara soal pople power, revolusi dan macam-macam lah, dan ini sangat tidak disetujui oleh Pak SBY."
"Maka kita di sini karena Pak SBY yang ada di Singapura mendampingi Ibu Ani memberikan petunjuk pada kami dan itu yang kami pedomani, kami pun mengambil sikap menjaga jarak dari itu semua," tambahnya,
• Soal Sikap Demokrat, Gerindra: Jangan Bikin Gaduh, Kalau Mau Keluar dan Kebelet Jadi Menteri Silakan
2. Kerusuhan 21-22 Mei
Massa pendukung Prabowo-Sandi melakukan demo di depan Bawaslu setelah pemenang pilpres ditetapkan oleh KPU.
Demokrat tak ingin ikut campur dalam peristiwa tersebut dan enggan dikait-kaitkan.
"Pasca itu kan terjadi beberapa peristiwa di Jakarta yang boleh kita sebut ramai ,saya tidak ingin menyebutnya kerusuhan. Dan itu Partai Demokrat sangat tidak menyetujuinya sejak awal," kata Ferdinand.
"Di situ mulai banyak perbedaan Partai Demokrat dengan elite-elite 02 hingga terus bergulir banyak sekali peristiwa kemudian yang kami sebut menyakiti hati Partai Demokrat," tambahnya.
• Ferdinand Hutahaean: Keberadaan Kami di Koalisi 02 Hanya Tinggal Catatan dan Nama Saja
3. Bully untuk Ani Yudhoyono
Istri SBY, mendiang Ani Yudhoyono sempat menjadi sasaran politik yang disebut-sebut berasal dari pendukung Prabowo-Sandi.
Saat Ani sakit dan dirawat di Singapura, Ani disebut mendapat banyak serangan buzzer di media sosial.
Serangan tersebut dianggap Demokrat berasal dari pendukung Prabowo-Sandi yang tidak memiliki empati.
"Waktu itu Ibu Ani juga menjadi korban bully-an yang kami tahu persis siapa orang-orang ini di media sosial dan itu semakin menjauhkan jarak antar kami dengan 02," ujar Ferdinand.
• Sehari Kenal Lewat Medsos, Pria Bunuh dan Bawa Lari Harta Wanita yang Jadi Teman Kencannya
4. Pernyataan Prabowo saat Melayat ke Rumah SBY
Pernyataan Prabowo saat melayat mendiang Ani Yudhoyono ke kediaman SBY di Cikeas sempat menuai polemik.
Saat menyampaikan duka cita di depan wartawan, Prabowo sempat mengatakan soal pilihan Ani Yudhoyonodi pilpres.
"Kunjungan Pak Prabowo pada Pak SBY yang ingin mengucapkan bela sungkawa dan turut berduka cita harus ternodai oleh sebuah statement yang memang tidak sepatutnya keluar pada saat itu," kata Ferdinand.
"Di mana Pak Prabowo menyampaikan tentang pilihan politik ibu Ani padahal perbincangan itu kan internal, bagaimana Pak SBY meyakinkan pada Pak Prabowo bahwa Partai Demorkat ini sejak awal komit memenagkan Prabowo-Sandi."
"Bagi Pak SBY (pernyataan Prabowo) itu agak tidak patut karena situasinya harusnya penyampaian tentang apa yang baik dikenang (dari Ani Yudhoyono)," imbuhnya.
Lihat videonya di menit awal:
WOW TODAY: