Breaking News:

Pilpres 2019

Ferdinand Sebut 4 Hal yang Jadi Penyebab Sakit Hati Demokrat pada Elite Koalisi Prabowo-Sandi

Ferdinand Hutahaean mengungkapkan beberapa faktor yang membuat Demokrat merasa sakit hati dengan Koalisi Adil Makmur.

Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Astini Mega Sari
(KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto tiba di kediaman Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Senin (3/6/2019). Kedatangan Prabowo tersebut bertujuan untuk menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono. 

TRIBUNWOW.COM - Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengungkapkan beberapa faktor yang membuat Demokrat merasa sakit hati dengan Koalisi Adil Makmur yang mengusung capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Hal tersebut dijelaskan Ferdinand saat menjadi narasumber di acara Apa Kabar Indonesia Pagi, Minggu (9/6/2019).

Dirangkum oleh TribunWow.com, berikut ini deretan sakit hati yang dirasakan oleh Demokrat, menurut Ferdinand:

Demokrat Sebut Sandiaga Dipaksakan Jadi Cawapres Prabowo, Jansen: Yang Kami Butuh Bukan Banyak Uang

1. People Power

Istilah people power sering didengungkan oleh para elite koalisi 02 untuk mengajak melawan kecurangan.

Menanggapi hal tersebut, Ferdinand mengatakan bahwa Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak pernah setuju soal ajakan people power.

"Partai Demokrat sejak hari-hari terakhir pasca-pemungutan suara sudah mulai berbeda dengan kebanyakan elite 02. Perbedaannya terutama terkait menyikapi hasil pemungutan suara," ujar Ferdinand.

"Waktu itu banyak elite 02 berbicara soal pople power, revolusi dan macam-macam lah, dan ini sangat tidak disetujui oleh Pak SBY."

"Maka kita di sini karena Pak SBY yang ada di Singapura mendampingi Ibu Ani memberikan petunjuk pada kami dan itu yang kami pedomani, kami pun mengambil sikap menjaga jarak dari itu semua," tambahnya,

Soal Sikap Demokrat, Gerindra: Jangan Bikin Gaduh, Kalau Mau Keluar dan Kebelet Jadi Menteri Silakan

2. Kerusuhan 21-22 Mei

Massa pendukung Prabowo-Sandi melakukan demo di depan Bawaslu setelah pemenang pilpres ditetapkan oleh KPU.

Demokrat tak ingin ikut campur dalam peristiwa tersebut dan enggan dikait-kaitkan.

"Pasca itu kan terjadi beberapa peristiwa di Jakarta yang boleh kita sebut ramai ,saya tidak ingin menyebutnya kerusuhan. Dan itu Partai Demokrat sangat tidak menyetujuinya sejak awal," kata Ferdinand.

"Di situ mulai banyak perbedaan Partai Demokrat dengan elite-elite 02 hingga terus bergulir banyak sekali peristiwa kemudian yang kami sebut menyakiti hati Partai Demokrat," tambahnya.

Ferdinand Hutahaean: Keberadaan Kami di Koalisi 02 Hanya Tinggal Catatan dan Nama Saja

3. Bully untuk Ani Yudhoyono

Halaman
12
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Pilpres 2019Partai DemokratPrabowo-Sandiaga
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved