Terkini Nasional
Hermawan Sulistyo Sebut Ada Satu Lembaga Survei Bisa Dapat Ancaman Pembunuhan karena Terlalu Ofensif
Pakar Ilmu Politik Hermawan Sulistyo menganggap stasiun Metro Tv bertanggung jawab soal adanya ancaman pada pimpinan lembaga survei.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Pakar Ilmu Politik Hermawan Sulistyo menanggapi adanya ancaman penculikan hingga pembunuhan yang didapatkan oleh beberapa tokoh.
Hal ini disampikan Hermawan secara langsung saat berada di acara Prime Talk, Metro tv, Selasa (28/5/2019).
Mulanya pembawa acara bertanya soal kemungkinan orang-orang yang ditarget untuk dibunuh.
"Ini ada 4 tokoh nasional pejabat publik dan satu pimpinan lembaga survei yang kita semua tidak tahu kenapa mereka semua diincar untuk dibunuh, tapi kenapa polisi tidak mau mengungkap tapi menurut Anda siapa kira-kira kemungkinan besar untuk ditarget?," tanya pembawa acara.
Hermawan lalu menjawab bahwa kelompok orang yang merencakan pembunuhan tersebut menganggap negara ada thogut.
Diketahui thogut adalah orang yang menyembah selain Allah dan menyimpang dari jalan kebaikan.
• Kemenhub Terapkan Beda Tarif Angkutan Penyeberangan di Pelabuhan Merak-Bakauheni: Siang Diskon 10%

"Negara itu kan dianggap thogut, mereka ini kan thogut," ujar Hermawan.
Lalu ia menyebutkan beberapa pejabat yang sering mendapatkan ancaman pembunuhan.
"Yang pasti Kapolri sering diancam, Kabareskrim sering diancam, Ketua KPU sering diancam, Ketua Bawaslu sering diancam," tambah Hermawan.
Sementara terkait lembaga survei, Hermawan mengatakan ada yang bisa ditarget karena dianggap terlalu menyerang.
"Apakah ini yang sama silakan saja polisi mengumumkan, lembaga survei kita lihat saja siapa yang paling ofensif menyerang," kata Herawaman.
"Ada satu orang memang dan itu tanggung jawabnya Metro itu," tambah Hermawan.
• Respons Ali Ngabalin yang Disebut sebagai 1 dari 4 Target yang akan Dibunuh oleh Kelompok Tertentu
Menjawab pernyataan dari Hermawan, pembawa acara kembali bertanya soal lembaga survei yang dianggap telah bekerja sesuai ilmu.
Sehingga apa yang disampaikan lembaga survei tersebut bukan merupakan serangan dan merupakan hasil ilmiah.
"Kan dia yakin dia bekerja secara scientific, secara ilmah gitu dan dia bertahan dengan itu, diserang kiri kanan dia," jawab Hermawan.
Lihat videonya menit ke 4.46:
Sebelumnya dalam acara yang sama, Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin juga angkat suara saat dirinya dianggap menjadi satu di antara 4 pejabat yang jadi target oleh kelompok yang ditangkap pada Selasa (21/5/2019).
Mulanya, pembawa acara bertanya soal tanggapan Ali Ngabalin jika dirinyalah yang ditargetkan oleh kelompok tertentu untuk dibunuh.
"Apakah Anda tahu atau saya juga tidak tahu, apakah Anda juga termasuk dalam 4 orang yang direncanakan akan dibunuh itu?," tanya pembawa acara.
Ali Ngabalin lalu menjawab bahwa dirinya percaya pada pihak kepolisian apakah dirinya menjadi satu di antara 4 orang yang jadi target.
"Ya saya pikir tentu polisi punya data yang validitasnya kita tak ragukan saya percaya," ujar Ali Ngabalin.
• Komentar Wiranto soal Rencana Pembunuhan Pejabat Negara: Sejak Dulu Selalu Ada
Namun, dirinya sebagai warga biasa akan tetap berikhtiar terhadap adanya kabar tersebut.
"Tetapi bagi orang-orang seperti saya, mungkin Profesor Hermawan (narasumber di acara yang sama) juga tentu mesti berikhtiar namanya juga ktia manusia biasa," kata Ali Ngabalin.
"Kita tidak tahu orang punya hati pak karena itu kami tetap berikhtiar dalam rangka segal keumungkinan-kemungkinan yang kita tidak tahu apa berakhirnya nanti."
Diberitakan sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri M. Iqbal memberikan keterangan soal aksi yang terjadi pada 21 dan 22 Mei.
Dalam konferensi pers yang dilansir oleh Kompas TV, Iqbal menyebutkan ada 6 tersangka yang ditangkap karena menarget pembunuhan, Senin (27/5/2019).
Kelompok tersebut berupaya melakukan pembunuhan pada 4 pejabat negara dan seorang pimpinan lembaga survei.
Seorang tersangka berinisial HK dalam keterangan polisi diberikan bayaran Rp 150 juta untuk melakukan pembunuhan tersebut.
• Peluang Prabowo-Sandi Menang di MK Menurut Refly Harun dengan Angka 8,5 Juta Lebih Suara
"Tersangka HK inisialnya beralamat di perumahan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor," ujar Iqbal.
"HK ini perannya adalah leader mencari senjata api sekaligus juga mencari eksekutor, tapi juga sekaligus menjadi eksekutor serta memimpin tim turun pada aksi 21 Mei 2019."
"Jadi yang bersangkutan itu ada pada 21 tersebut dengan membawa satu pujuk senpi revolver."
"Yang bersangkutan menerima uang 150 juta rupiah, ditangkap 21 Mei di lobi Hotel Megaria Menteng," tutur Iqbal.
Sementara dilansir Kompas.com, diketahui pembunuhan tersebut sudah direncanakan sejak Oktober 2018.
Saat itu, HK diminta untuk membeli dua punjuk senjata laras pendek di Kalibata.
HK lalu menyerahkan dua senjata tersebut pada tiga rekannya yakni AZ,TJ, dan IR.
• Sebut Prabowo Ada di Persimpangan, Rizal Mallarangeng: Harusnya 17 April Dia Beri Selamat ke Jokowi
TJ bertugas untuk membunuh dua tokoh nasional.
"Saya tak sebutkan di depan publik. Kami TNI Polri sudah paham siapa tokoh nasional tersebut," kata Iqbal.
Lalu pada 12 April, HK kembali mendapat perintah lagi untuk membunuh dua tokoh nasional lainnya.
"Jadi, ada empat target kelompok ini menghabisi nyawa tokoh nasional," ujarnya.
Sementara AZ diminta untuk membunuh satu pimpinan lembaga survei.
"Tersangka sudah beberapa kali menyurvei rumah tokoh tersebut," kata Iqbal.
(TribunWow.com/Tiffany Marantika)
WOW TODAY: