Breaking News:

Terkini Nasional

Soal Dalang Aksi 22 Mei, IPW: Saya Yakin Polisi atau Wiranto Tidak Berani Ungkap karena Terlalu Kuat

Ketua Presidium IPW, Neta S Pane meyakini bahwa pemerintah atau kepolisian tidak akan mungkin mengungkap dalang aksi massa 22 Mei karena terlalu kuat.

Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Massa aksi terlibat bentrokan dengan aparat Kepolisian di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Massa aksi yang sebelumnya berunjuk rasa di depan Bawaslu, menyerang asrama Brimob Petamburan, dan membakar beberapa kendaraan. 

TRIBUNWOW.COM - Ketua Presidium IPW, Neta S Pane mengakui bahwa pemerintah dan kepolisian tidak akan berani mengungkap 'dalang' di balik aksi Rabu (22//5/2019) atau dikenal dengan aksi 22 Mei di Jakarta.

Dalam sebuah wawancara dengan stasiun TV Metrotv, Neta S Pane menjelaskan bahwa polisi dan pemerintah sebenarnya sudah mengatahui siapa dalang di balik aksi 22 Mei tersebut.

Dikutip dari channel YouTube Metrotvnews, Senin (27/5/2019), Ketua IPW tersebut menjelaskan alasan mengapa pemerintah tidak akan membeberkan siapa dalang aksi 22 Mei.

"Saya kira siapa saja mereka (dalang kerusuhan 22 Mei) polisi sudah tahu, dan Pak Wiranto juga sudah mengumumkan bahwa pemerintah sudah mengetahui dalang," jelas Neta S Pane.

"Saya sudah tahu, tapi saya kira itu tugas Menkopolhuman dan polisi yang menjelaskan, saya kira Pak Wiranto segera jelaskan lah," tambahnya.

Dilanjutkan oleh Neta S Pane, dirinya mempunyai keyakinan bahwa pemerintah maupun kepolisian tidak akan menjelaskan soal siapa sebenarnya dalang yang bertanggungjawab atas kerusuhan 22 Mei.

"Tapi saya berkeyakinan, jangankan saya, polisi maupun Pak Wiranto tidak akan mau mengumumkannya, bisa dikatakan tidak berani, karena di belakang terlalu kuat," ungkap Neta S Pane.

Reaksi Sandiaga Uno saat Namanya Diisukan Masuk dalam Daftar Menteri Kabinet Jokowi-Maruf Amin

Neta S Pane lantas menjelaskan, menurut dugaannya, aksi massa 22 Mei masih ada kaitannya dengan kerusuhan 1998 yang melibatkan Prabowo Subianto dan Wiranto.

"Jadi kalau kita lihat, kerusuhan 22 Mei kemarin itu mau mencoba reuni atau nostalgia, menyalurkan hasrat dendam antara peristiwa kerusuhan 1998 antara Pak Wiranto dan Pak Prabowo, sepertinya mau ditarik ke sana," ungkap Neta S Pane.

"Untungnya pada tanggal 22 Mei malam itu sudah berhasil selesai, dan pada tanggal 23 Mei selesai," tambahnya.

Menurut Neta S Pane, kerusuhan massa 22 Mei hanya terbatas dan sangat berbeda dengan tujuan massa pada 1998 lalu.

"IPW menganalisa bahwa kerusuhan 21 Mei dan 22 Mei, kerusuhan terbatas, dan sangat terkoordinir, kalau kita lihat sasaran 1998 itu pusat ekonomi, kemarin Tanah Abang itu tidak tersentuh sama sekali," jelas Neta S Pane.

"Kalau memang itu benar-benar kerusuhan, itu pasti sudah dibakar massa, kemarin massa hanya membakar tong sampah dan warung-warung yang kecil di pinggir jalan," tambahnya.

"Melihat karakter yang kemarin itu, itu memang diciptakan hanya terbatas sampai tanggal 22 Mei malam."

Polisi Sebut Tak Ada Partai yang Terkoneksi dengan Tersangka yang Incar Bunuh Pejabat

Kronologi Kerusuhan Massa 22 Mei

Halaman
12
Tags:
Irfan HakimLesti KejoraRizky BillarLamaranYouTubeBasuki Surodjo
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved