Breaking News:

Terkini Nasional

Kominfo Laporkan Sejumlah Informasi Hoaks dan Disinformasi pada 22 Mei-24 Mei 2019, Apa Saja?

Kominfo memberikan laporan terkait jumlah hoaks dan disinformasi. Terdapat 30 informasi yang 17 di antaranya terklarifikasi sebagai hoaks.

Editor: Mohamad Yoenus
Intisari
Ilustrasi hoax. 

TRIBUNWOW.COM – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengeluarkan rangkuman atas sejumlah informasi bohong, hoaks, dan disinformasi yang tersebar selama kerusuhan 22 Mei 2019 hingga 24 Mei 2019.

Dari laporan Kominfo tersebut, terdapat 30 informasi yang 17 di antaranya terklarifikasi sebagai hoaks.

Sedangkan, 13 lainnya dikategorikan sebagai disinformasi.

Moeldoko Sayangkan Aksi 22 Mei Coreng Indonesia di Mata Internasional: Padahal Pemilu Berjalan Baik

Beberapa hoaks yang paling banyak menyita perhatian publik di antaranya adalah pengumuman Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang dilakukan dalam senyap.

Ada juga mengenai penyerangan masjid dan penggunaan peluru tajam oleh kepolisian, juga kabar adanya anggota polisi China di barisan pengaman demo kemarin.

Semua informasi tersebut sempat diterima masyarakat melalui berbagai saluran media sosial.

Namun, pada akhirnya satu per satu mendapatkan klarifikasi dari pihak-pihak yang bersangkutan.

Misalnya kepolisian melalui Kadiv Humas Polri Irjen Pol Muhammad Iqbal yang membantah adanya penyerangan terhadap rumah ibadah dan menyebut pihaknya sama sekali tidak menggunakan peluru tajam selama mengamankan aksi 22 Mei.

Selanjutnya, Komisioner KPU Ilham Saputra juga menjelaskan alasan mengapa pengumuman dilakukan pada dini hari.

Hal itu dilakukan karena semua proses penghitungan baik di tingkat provinsi maupun di luar negeri telah rampung.

Adapun anggota Brimob yang disebut sebagai anggota polisi dari China ternyata merupakan WNI dan berasal dari Sulawesi Utara.

Penjelasan Mahfud MD soal Situasi 22 Mei 2019 & Tahun 1998: Kita Bisa Identifikasi Siapa yang Tampil

Ia memang memiliki mata yang sipit dan kulit putih menyerupai orang dari etnis China. 

Sementara itu, beberapa disinformasi ini juga sempat membuat bingung masyarakat sebagai pihak yang menerimanya.

Misalnya, informasi tentang Polri yang lepas tangan atas banyaknya korban tewas akibat peluru tajam atau massa dari berbagai daerah berbondong-bondong datangi Jakarta.

Sebelumnya Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyebut kepolisian tidak menggunakan peluru tajam apalagi hingga menyebabkan enam massa tewas. Ia meminta masyarakat tidak langsung menuduh aparat atas kejadian ini.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Tags:
Euro 2020ItaliaTurkiUEFA
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved