Pilpres 2019
Demokrat dan PAN Disebut Merapat ke Jokowi, Irma Suryani: Ada Kepentingan Jangka Pendek dan Panjang
Politisi Nasdem Irma Suryani Chaniago menyebut bahwa berganti dukungan dalam politik itu hal wajar.
Penulis: Laila N
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Politisi Nasdem Irma Suryani Chaniago ikut memberikan tanggapan soal kabar Demokrat dan PAN memberikan sinyal merapat ke koalisi Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.
Dilansir oleh TribunWow.com dari Tribunnews.com, Irma Suryani menyebut bahwa berganti dukungan dalam politik itu hal wajar.
"Sejatinya politik itu dinamis, ada kepentingan jangka pendek dan jangka panjang tentu," ujar Irma, Kamis (23/5/2019).
Sementara itu, jadi bergabung atau tidaknya 2 partai tersebut ke Koalisi Indonesia Kerja, menurut Irma tergantung situasi dan kondisi.
"Soal apakah akan bergabung, tergantung situasi, kondisi dan niat masing-masing pihak," sambungnya.

• Haris Azhar Desak Elite Politik Kubu Jokowi dan Prabowo Bertanggung Jawab Atas Kerusuhan 22 Mei
Pertemuan Jokowi dengan Zulkifli Hasan dan AHY
Diketahui, kabar merapatnya PAN ke Jokowi santer dibicarakan setelah Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bertemu dengan Jokowi di Istana, Rabu (24/5/2019).
Seusai pertemuan, kepada wartawan, Zulkifli mengaku mengeluhkan durasi Pemilu 2019 yang terlalu lama kepada Presiden Jokowi.
Dalam perbincangan di meja makan istana itu, ikut hadir juga Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto.
"Ya kalau silaturahim kan pasti banyak yang kita bicarakan, soal pemilu terlalu lama sampai 8 bulan, habis energi," kata Zulkifli, dikutip dari Wartakotalive.
Namun Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Abdul Kadir Karding mengatakan menerima informasi bahwa Zulkifli meminta kepada Jokowi untuk PAN dapat mengisi posisi di pimpinan DPR atau MPR.
"PAN memang membuka komunikasi ke Pak Jokowi lewat Pak Zul dan yang saya tahu, dari informasi yang saya peroleh di Istana itu ada permintaan pada Pak Jokowi agar PAN mendapatkan bagian pimpinan DPR atau MPR," ujar Karding saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (30/4/2019).
Menurutnya, hal yang dilakukan Zulkifli kepada Jokowi merupakan hal yang penting yakni membangun komunikasi.
"Dan yang paling penting bahwa membangun komunikasi itu penting saat dinamika politik agak hangat seperti sekarang ini," tutur Karding.
Selain dengan Zulkifli, Jokowi juga melakukan pertemuan dengan Komandan Kogasma Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Istana pada Kamis (2/5/2019) lalu.
Dikutip dari Kompas.com, AHY mengaku bertemu Jokowi untuk sekedar bersilaturahmi.
• Zulkifli Hasan dan AHY Beri Ucapan Selamat ke Jokowi, Peneliti LIPI Berikan Pujian
Setelah pertemuan pertama mereka, Jokowi kembali menggelar pertemuan dengan Zulkifli Hasan dan AHY.
Zulkifli Hasan bertemu dengan Jokowi di Istana Bogor pada Rabu (22/5/2019) siang.
Sebelumnya, Jokowi lebih dulu bertemu dengan AHY di Istana Boggor pada Rabu (22/5/2019) pagi.
Dalam pertemuan tersebut, AHY dan Zulkifli Hasan sempat mengucapkan selamat kepada Jokowi yang telah diumumkan sebagai pemenang Pilpres 2019 oleh KPU.
Dikutip dari KompasTV, Rabu (22/5/2019), AHY mengatakan pertemuannya menyambung dari pertemuan sebelumnya, yang terjadi di Istana Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (2/5/2019).
"Pertemuan ini merupakan lanjutan dari pertemuan kami sebelumnya di Istana merdeka Jakarta pada tanggal 2 Mei 2019 lalu," ucap AHY.
AHY menuturkan pertemuan ini sebagai wujud komunikasi antara Ketua Umum Partai Demokrat yang juga ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Jokowi.
"Tentu komuniasi yang kami lakukan ini sebagi wujud bahwa Bapak Presiden Jokowi dan Bapak SBY bisa terus menjalin tali silaturahmi dan komunikasi, utamanya adalah mendikusikan berbagai hal situasi bangsa dewasa ini, tapi karena keterbatasan ruang dan waktu dari Bapak SBY yang sampai saat ini masih berada di Singapura mendampingi ibu Ani," jelasnya.
• Hadapi Sengketa Hasil Pemilu, TKN Jokowi-Maruf Siapkan Tim yang Diketuai Yusril Ihza Mahendra
AHY lantas mengatakan dirinya menjadi jembatan komunikasi antara Jokowi dan SBY sebagai presiden dan mantan presiden.
"Oleh karena itu Bapak Presiden Jokowi meminta saya untuk menjadi jembatan komunikasi dengan Bapak SBY, dan tentunya Bapak SBY yan telah menjadi mantan presiden selama 2 periode."
"Memiliki pengalaman-pengalaman tertentu yang juga ingin disampaikan dalam rangka memberikan quote kepada Presiden Jokowi dalam menangani situasi politik hukum dan keamanan saat ini," ujarnya.
Reaksi Megawati
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri angkat bicara soal kabar merapatnya Partai Demokrat dan PAN ke pemerintahan Jokowi.
Megawati mengaku akan membahas persoalan tersebut dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan partai koalisi mereka lebih dulu.
"Jadi nantinya kami akan menghadap ke presiden sebagai partai, dan juga tentunya dengan TKN."
"Jadi bagaimana, karena itu kan ada hubungannya dengan partai-partai yang lain," kata Megawati di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/5/2019)," dikutip dari Tribunnews.com.
Lebih lanjut, Megawati mengatakan bahwa sampai saat ini, belum ada pembicaraan mengenai masuknya Demokrat dan PAN di partai Koalisi Indonesia Kerja.
Hal tersebut kerena pihaknya masih fokus memantau perolehan suara Pemilu 2019.
Sembari bercanda, Megawati menyebut apabila Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Eriko Sotarduga sampai tak bisa tidur, karena memantau suara.
"Masing-masing kan semuanya sampai enggak bisa tidur sedang terus melihat penghitungan dan alhamdulillah kalau tadi sudah resmi diumumkan," ungkap Megawati. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah/Atri Wahyu)
WOW TODAY: