Kabar Tokoh
Jawaban Yunarto Wijaya saat Diminta Najwa Shihab Bandingkan Pidato Jokowi-Prabowo soal Aksi 22 Mei
Pembawa Acara Mata Najwa Najwa Shihab meminta Yunarto Wijaya membandingkan pidato yang disampaikan Presiden Jokowi dan capres Prabowo soal Aksi 22 Mei
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Astini Mega Sari
Yunarto menilai, perlu juga untuk membedakan antara massa yang menjadi peserta aksi, ataukah massa yang merupakan kelompok perusuh.
"Pak Prabowo sebetulnya juga memulai dengan narasi yang positif ketika berbicara turut berbelasungkawa," kata Yunarto.
"Kedua, juga menahan diri jangan ada kontak fisik."
"Tetapi menurut saya agak bisa ditafsirkan bermacam-macam ketika masuk mengenai tafsir kemanunggalan TNI, Polri, dengan rakyat, yang menurut saya ini harus dilihat pada perspektif yang tidak tunggal seakan-akan kemarin terjadi konflik antara aksi unjuk rasa dengan aparat."
"Padahal harusnya dibedakan konflik yang terjadi antara aparat dengan perusuh, dengan pengunjuk rasa," tegas dia.
• Moeldoko: Ada Kelompok Tertentu di Luar Teroris Ingin Dompleng Suasana Pasca-Pilpres 2019
Yunarto memaparkan, berdasarkan kronologi yang disampaikan pihak berwenang, diketahui bahwa aksi sesungguhnya berlangsung damai hingga Selasa (21/5/2019) pukul 21.00 malam.
Menurutnya, kericuhan itu terjadi ketika para perusuh itu datang.
"Kalau kita melihat kronologi dan apa yang dijelaskan tadi, sampai jam 9 antara polisi dengan TNI dan aksi unjuk rasa itu tidak terjadi apapun," ujar Yunarto.
"Tetapi terjadi konflik ketika yang disebut denagn kelompok perusuh itu datang," sambung dia.
Atas pemaparan tersebut, Yunarto menilai salah narasi yang disampaikan Prabowo itu bahwa para perusuh adalah korban.
"Dan kalau kemudian itu betul perusuh, salah narasi yang tadi disebutkan bahwa seakan-akan mereka korban. Karena pada titik itu, malah seharusnya negara memang bersikap tegas," tandasnya.
Simak video selengkapnya mulai menit ke 5.20:
Jokowi Tindak Tegas
Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara atas terjadinya kericuhan yang terjadi dalam aksi massa di Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Dalam konferensi pers, Jokowi menegaskan, dirinya tidak akan memberikan toleransi pada siapapun yang mengganggu keamanan, proses demokrasi dan persatuan negara, terlebih pada pihak-pihak yang disebutnya sebagai perusuh.