Pilpres 2019
Soal Paslon Tak Ajukan Gugatan ke MK, Mahfud MD: Sejak Dulu Begitu, Selalu Diserang Orang yang Kalah
Mahfud MD memberikan tanggapan terkait adanya pihak 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang menyebutkan kubunya tidak mau melaporkan gugatan ke MK.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD memberikan tanggapan terkait adanya pihak 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang menyebutkan kubunya tidak mau melaporkan gugatan ke MK.
Diberitakan TribunWow.com hal tersebut disampaikan Mahfud MD pada tayangan Apa Kabar Indonesia Malam tvOne, Senin (20/5/2019).
Dalam pemaparannya, Mahfud MD dimintai tanggapan terkait apakah tidak melaporkan gugatan ke MK itu sebagai tanda bahwa lembaga tersebut diragukan netralitasnya.
• Mahfud MD Sebut Satu Suara Bisa Berubah di MK: Jangan Belum Apa-apa Mengatakan Tidak Bisa Dipercaya
Menjawab pertanyaan itu, Mahfud MD mengungkapkan bahwa hal seperti ini sebenarnya selalu terjadi selama pilpres.
"Sejak dulu sudah begitu. MK maupun KPU selalu diserang oleh orang yang kalah," kata Mahfud MD.
"Coba lihat saja sejak ada MK pertama itu. Perkara selalu muncul dan selalu dituding MK tidak profesional, MK memihak, KPU juga tidak profesional. Macam-macam, selalu ada yang seperti itu," ungkap dia.
Mahfud mengatakan, hal-hal seperti itu biasanya disampaikan oleh pihak-pihak yang kalah dalam pilpres, dan mau berperkara.
"Sekarang trennya malah tidak berperkara, tidak percaya lagi. Ini tren baru. Kalau dulu ke MK, tapi sambil maki-maki juga. Saya kira ini ritual biasa," jelas Mahfud.
• Pengamat Politik Harap Jabatan Ketua MPR Diisi Oposisi: Kalau Satu Kubu Bisa Jadi Orde Baru Jilid II
Mahfud lantas menyebutkan maksud dari 'ritual' tersebut.
"Ritual yang akan terjadi, KPU itu akan dituduh macam-macam, sejak pencoblosan lalu dituduh curang. Setelah selesai di KPU nanti serangannya belok ke MK. Nah sekarang serangan ke MK sudah mulai muncul, itu biasa saja," ujar Mahfud.
Simak videonya mulai menit ke 9.20:
• Jokowi Jadi Cover Majalah Elite Arab Saudi, Begini Isi Pemberitaannya
Prabowo Sebut akan Tolak Hasil Pilpres yang Ditetapkan KPU
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, calon presiden kubu 02, Prabowo Subianto memberikan pernyataan sikap akan menolak hasil perhitungan suara Pilpres 2019 yang dikeluarkan KPU.
Hal itu disebutkan Prabowo saat memberikan pidato di pertemuan "Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019" di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Prabowo menegaskan, dirinya akan menolak hasil pemilu, karena masih adanya kecurangan-kecurangan yang ditemukan.
"Sikap saya adalah saya akan menolak hasil penghitungan pemilihan yang curang. Kami tidak bisa menerima ketidakadilan, ketidakbenaran, dan ketidakjujuran," tegas Prabowo.
• 2009, 2014, 2019, Ini Jejak Kekalahan Prabowo Subianto di 3 Kontestasi Pilpres
Tak hanya menolak hasil perhitungan suara Pilpres dari KPU, kubu 02 juga berencana tidak akan membawa laporan dugaan adanya kecurangan Pemilu 2019 ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Hal itu dijelaskan Anggota Dewan Pengarah BPN, Fadli Zon.
Dikutip dari Kompas.com, Jumat (17/5/2019) Fadli menuturkan bahwa keputusan menggugat dugaan kecurangan berkemungkinan besar tidak akan di bawa ke Mahkamah Konstitusi.
Namun dijelaskannya keputusan itu tetap akan dinyatakan oleh Prabowo-Sandi.

• Jokowi Minta Hasil Pilpres KPU Ditanggapi Santai: Sudah Jelas, Siapa Menang Siapa Kalah
"Kemungkinan besar tentu tidak akan ke MK dengan catatan dari pemilu yang lalu ya. Nanti akan kita lihat. Nanti pasti finalnya akan dinyatakan oleh paslon," ujar Fadli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (17/5/2019).
Ia kemudian menjelaskan kembali pengalaman kubunya saat mengajukan gugatan pilpres ke MK pada tahun 2014.
"Bahkan waktu itu hard evidence sudah disiapkan, bahkan untuk materainya saja habis bermiliar-miliar waktu itu," kata dia.
Fadli mengatakan lagi bahwa pihaknya akan menyerahkan kepada masyarakat bagaimana untuk bersikap.
"Rakyat yang memiliki sikap. Itu kan ada yang memilih, yang memilih tentu mempunyai sikap terhadap itu, yang memilih kan puluhan juta," kata dia.
(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)
WOW TODAY