Pilpres 2019
Mantan Menkopolhukam Laksamana Purnawirawan Tedjo Edhy: Gerakan Kedaulatan Rakyat Bukan Makar
Laksamana (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno memberikan penyataan soal gerakan pengganti istilah people power.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Mantan Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM Laksamana (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno memberikan penyataan soal gerakan pengganti istilah people power.
Hal ini dikatakan Tedjo Edhy saat berada di Rumah Perjuangan Rakyat, Jumat (17/5/2019).
Diketahui, untuk mengganti istilah people power, kubu pasangan calon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengganti dengan Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR).
Menurut Tedjo Edhy gerakan tersebut bukan termasuk makar.
Ia lalu mencontohkan politisi PAN Eggy Sudjana yang dianggap makar karena menyebutkan soal people power.
• Mantan KSAL Ini Singgung TNI dan Polri yang Mengancam Rakyat: Masa Mau Nembak Kita?
"Pak Eggy hanya karena mengatakan people power itu sekarang pindah tidur di Polda Metro," ujar mantan Kepala Staf Angkatan Laut ini.
"Nah kita belum tahu ya definisi makar itu apa sebetulnya," tambahnya yang dilansir oleh channel YouTube Front Tv.
Menurut Tedjo Edhy, makar merupakan gerakan yang menggulingkan pemerintahan.
"Kalau kita berupaya untuk menggulingkan pemerintahan yang sah itu memang makar," tutur Tedjo Edhy.
"Tetapi ada beberapa sejarah kita seperti dulu tahun 1998 itu Pak Harto sah juga diturunkan seperti itu."
"Okelah ini silahkan saja banyak pakar mengatakan apa itu makar."
"Tetapi gerakan rakyat ini bukan makar, ini gerakan kedaulatan rakyat ingin menuntut keadilan, kebenaran dan kejujuran dari penyelenggara pemilu."
• Ramalan Amien Rais, Telah Ia Prediksi 3 Minggu sebelum Pilpres Berlangsung, Ini Isinya

Laksamana (Purn) Tedjo Edhy saat berada di Rumah Perjuangan Rakyat, Jumat (15/5/2019) (YouTube Front TV)
Lihat videonya menit ke 23.00:
Dalam acara yang sama, Tedjo Edhy juga memberikan singgungan pada institusi TNI dan Polri.
Mantan Menkopolhukam ini mulanya berkomentar soal akan adanya GNKR yang akan berlangsung pada 22 Mei 2019 mendatang.
Tedjo Edhy mulanya berharap bahwa gerakan tersebut jangan sampai berhenti.
Gerakan itu harus tetap ada hingga keadilan telah dimiliki oleh rakyat.
"Saya hanya mengharapkan bahwa gerakan ini jangan sampai berhenti sampai keadilan ini ada di tangan rakyat," ujar Tedjo Edhy.
"Saya pernah belajar di sekolah dulu bahwa kedaulatan tertinggi di negara ini adalah di tangan rakyat, ya jangan di anukan," tambahnya.
• Amien Rais: Eggi Sudjana Ditangkap karena Bicara People Power, Jadi Kita Jangan Gunakan Itu
Ia lalu menyinggung institusi TNI dan polisi yang juga berasal dari rakyat.
Oleh sebab itu seharusnya para aparat tidak sewenang-wenang menggunakan kekuasaan mereka untuk rakyat.
"Saya melihat seperti polisi atau TNI, TNI itu lahir dari rakyat, berjuang bersama rakyat berjuang waktu kemerdekaan bersama rakyat, lahir mereka ada rakyat," ujar Tedjo Edhy.
Mantan Angkatan Laut ini lalu memberikan semangat para hadirin untuk tidak takut dengan ancaman-ancaman yang selama ini sering menjadi isu akan terjadi di 22 Mei.
"Tidak mungkinlah mereka akan menembaki rakyat, jadi tidak boleh lah seorang pemimpin mengancam rakyatnya tidak boleh," tutur Tedjo Edhy.
"Mereka punya senjata, punya peluru itu yang beli kita semua itu, masak mau untuk nembak kita, enggak mungkin lah, ya jadi untuk itu tetap semangat." (TribunWow.com/Tiffany Marantika)
WOW TODAY: