Viral Medsos
Jadi Buronan Dunia dan Mafia, Ini Pengakuan Lengkap Siswa Tangerang yang Laporkan Grup CNAF di FB
Seorang siswa asal Tangerang, Banten berinisial MS menjadi buronan para netizen di seluruh dunia, bahkan hingga mafia Meksiko.
Penulis: Laila N
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
TRIBUNWOW.COM - Seorang siswa asal Tangerang, Banten berinisial MS menjadi buronan para netizen di seluruh dunia, bahkan hingga mafia Meksiko.
Hal tersebut terjadi setelah tindakannya yang melaporkan grup meme terbesar Crossovers Nobody Asked For (CNAF), Non Sense Memes dan beberapa grup lainnya, hingga membuat grup CNAF dihapus oleh Facebook, Senin (13/5/2019) lalu.
CNAF sendiri merupakan salah satu grup meme Facebook terbesar yang berisi lebih dari 500.000 member aktif.
Para netizen internasional yang marah bahkan menawarkan hadiah sebesar 1.300 dolar AS atau setara Rp 18,8 juta bagi orang yang bisa menangkap MS.
• Siswa di Tangerang Jadi Buronan Dunia dan Mafia karena Buat Grup CNAF Dihapus Facebook

Melalui akun Facebook TTBB, MS kemudian memberikan klarifikasi lengkap dan permohonan maaf atas tindakan yang ia lakukan.
Berikut pernyataannya:
"IReC Owner's Clarification VideoVideo
Klarifikasi MS Selaku Pemilik IReC.
Berikut ini adalah video klarifikasi dari MS terkait kasus pelaporan terhadap grup Non Sense Memes dan Crossover nobody asked for.
Untuk memudahkan pembaca, kami sediakan rangkuman dari isi klarifikasi secara keseluruhan. Berikut adalah rangkumannya.
Surat pernyataan yang dikirimkan melalui halaman TTBB pada Kamis lusa adalah surat buatan dirinya sendiri, otentik dengan tanda tangan di atas meterai.
Namun dikoreksi dan dicetak ulang karena banyak yang mengatakan bahwa surat itu memiliki banyak kesalahan penulisan, termasuk salah tulis bulan.
Isi surat itu adalah permintaan maaf kepada korban pelaporan dari MS selaku pemilik IReC dan pelaku pelaporan, Saat ini ia hanya bisa meminta maaf karena tidak tahu apa bisa melakukan pertanggungjawaban lain seperti mengganti rugi segala kerugian yang ditimbulkan oleh tingkah lakunya.
Segala pelaporan yang dilakukan IReC adalah inisiatif dari MS dan halamannya secara independen. Bukan merepresentasikan negara Indonesia.
Mengenai kabar "penggrebekan" dan pemukulan yang dikabarkan oleh salah satu halaman, MS membantahnya, selain pihak mediator, tidak ada pihak lain yang berhasil menemuinya secara langsung, apalagi memukulinya. Sejak kejadian itu ramai, dia disarankan oleh banyak pihak untuk tetap diam di rumah agar tidak terjadi masalah.
IReC diurus oleh tiga orang, MS beserta dua orang, satu bagian dokumentasi, dan satu lainnya yang hanya dia kenal di dunia maya dan tidak dia ketahui identitas aslinya.