Pilpres 2019
Prabowo Tolak Hasil Pemilu dan Tak Ajukan Gugatan ke MK, AHY Klaim Demokrat Sudah Ingatkan
Komandan Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) menyatakan perbedaan pendapat dengan calon presiden yang diusung partainya, Prabowo Subianto
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) menyatakan perbedaan pendapat dengan calon presiden yang diusung partainya, Prabowo Subianto.
Hal ini disampaikannya menyusul pernyataan sikap Prabowo yang akan menolak hasil Pemilu 2019 karena banyaknya kecurangan, sekaligus tak akan ajukan gugatan sengketa hasil pemilu ke Mahkamah Konstitusi (MK) karena lembaga tersebut tak bisa dipercaya.
Diberitakan TribunWow.com dari Kompas.com, AHY yangdijumpai di Balai Kirti, Kompleks Istana Kepresidenan, Bogor, Rabu (15/5/2019) malam, menyebutkan perlunya melaporkan kejanggalan dalam pemilu secara konstitusional.
• Tanggapan Jokowi soal Prabowo Tolak Hasil Peghitungan Suara Pilpres: Mestinya Semua Lewat Mekanisme
Menurutnya, penting untuk menghormati proses penghitungan suara KPU.
"Kita harus hormati proses (penghitungan suara oleh KPU) itu. Tentu dengan catatan bahwa kita semua sebagai warga negara dan pemilik suara memiliki hak kewajiban mengawasi proses penghitungan tersebut," ujar AHY.
"Jika kita menemukan adanya kejanggalan, termasuk kecurangan, laporkan. Maka, ya kita harus adukan itu semua menggunakan cara-cara yang konstitusional. Ada jalur hukum yang tersedia dan ini tentu berlaku untuk semua," lanjut dia.
AHY mengaku, pihak Demokrat sudah pernah memberikan saran pada Prabowo untuk menunggu hasil dati KPU sebelum kemudian mengambil sikap.
Sayang, sarannya itu diabaikan oleh Prabowo yang justru menyampaikan sikap penolakan hasil pemilu dalam pidatonya di Hotel Grand Sahid, Selasa (14/5/2019) lalu.
"Sudah. Sudah kami sampaikan sejak awal," ujar AHY.
"Kami menjunjung tinggi norma dan etika dalam berpolitik dan berdemokrasi. Kami juga ya mencegah keterlibatan kader-kader kami dalam segala bentuk niat, apalagi tindakan yang bersifat inkonstitusional," jelas dia.
Prabowo Tolak Hasil Penghitungan Suara oleh KPU
Sebelumnya Prabowo Subianto menyatakan sikap akan menolak hasil perhitungan suara Pilpres 2019.
Hal tersebut seperti disampaikan Prabowo saat memberikan pidato di pertemuan "Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019" di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Prabowo menegaskan, dirinya akan menolak hasil pemilu, karena masih adanya kecurangan-kecurangan yang ditemukan.
"Sikap saya adalah saya akan menolak hasil penghitungan pemilihan yang curang. Kami tidak bisa menerima ketidakadilan, ketidakbenaran, dan ketidakjujuran," tegas Prabowo.
Prabowo menyebutkan, dirinya sebenarnya masih menaruh harapan pada kejujuran Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Kami masih menaruh secercah harapan. kami mengimbau insan-insan di KPU, kami mengimbau kau anak-anak Indonesia yang ada di KPU, sekarang nasib masa depan bangsa Indonesia ada di pundakmu, kau yang harus memutuskan," kata Prabowo.
"Kau yang harus memilih, menegakkan kebenaran dan keadilan demi keselamatan bangsa dan rakyat Indonesia, atau meneruskan kebohongan, ketidakadilan, berarti kau mengizinkan penjajahan terhadap rakyat Indonesia. Kami masih menaruh harapan kepadamu," imbuh dia.
• AHY Sebut Demokrat Sarankan Prabowo Tunggu Hasil Akhir KPU: Kami Menjunjung Tinggi Norma dan Etika
Simak video lengkap pidato Prabowo di menit ke 1:37:44:
BPN Tak Ingin Ajukan ke Mahkamah Konstitusi
Meski pihaknya menolak hasil pemilu, Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) kubu 02, yang juga Anggota Dewan Penasehat Partai Gerindra Muhamad Syafii mengatakan tidak akan membawa laporan dugaan adanya kecurangan Pemilu 2019 ke Mahkamah Konstitusi (MK).
"Mahkamah Konstitusi, enggak," kata Syafii pada Tribunnews di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (15/5/2019).
Syafii menuturkan tidak melaporkan ke MK karena di tahun 2014, pihaknya merasa MK tidak obyektif dalam menyelidiki dugaan kecurangan pemilu.
Ia lantas menceritakan pengalaman kubu Prabowo saat maju menghadapi pilpres di tahun 2014 yang juga berhadapan dengan capres kubu 01, Joko Widodo (Jokowi).
"Kita mengumpulkan barang bukti yang memang benar valid ya sampai 19 truk plano C1. Bahkan di daerah daerah yang kami temukan kecurangan itu oleh DKPP, KPU-nya ada yang diberhentikan, ada yang mendapat teguran keras, dan sebagainya," tutur Syafii.
"Tapi kemudian dengan sangat mudah MK pada waktu itu mengatakan seandainya ini diperiksa satu per satu, toh perubahan angka kemenangan itu tidak akan berubah. Paling hanya menambah 1-2 persen saja suara Pak Prabowo waktu itu," katanya.
• Prabowo-Sandiaga Diharapkan Punya Jiwa Ksatria saat Terima Hasil Pemilu 2019
Hal tersebut lantas membuat kubunya saat ini ragu untuk melapor ke MK.
"Kami punya keyakinan MK tidak akan melakukan pemeriksaan sama seperti pemilu lalu. 19 truk saja mereka tidak sanggup apalagi lebih. jadi MK telah berhasil membuat kami tidak memiliki kepercayaan bahwa mereka akan melakukan persidangan secara objektif," pungkasnya.
(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)
WOW TODAY: