Pilpres 2019
Soal Klaim 54 Persen Kubu Prabowo, Yunarto Wijaya: Semoga Ada Data Bombastis untuk Membuktikannya
Direktur Charta Politika, Yunarto Wijaya mempertanyakan hasil penghitungan internal BPN yang menyebut kemenangan kubu Prabowo di angka 54,2 persen.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya mempertanyakan hasil rekapitulasi suara internal Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang menyebut kemenangan kubu 02 di angka 54,2 persen.
Diberitakan TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Yunarto saat menjadi narasumber di program 'Kompas Petang' yang tayang di KompasTV, Rabu (15/5/2019).
Awalnya, Yunarto menyebutkan, dirinya mengharapkan data yang 'bombastis' dari BPN terkait data yang menunjukkan adanya kecurangan, serta data yang menunjukkan kemenangan kubu 02.
Pasalnya, dengan data tersebut, BPN harus bisa menunjukkan sejumlah klaim yang menunjukkan bahwa ada kesalahan pada hasil quick count hingga pada hasil yang dimiliki KPU.
• Prabowo Tolak Hasil Penghitungan Suara Pilpres oleh KPU, Ini Tanggapan Jokowi
"Tiga hari pertama, mungkin sampai sekarang, quick count dianggap bermasalah, abal-abal, sihir science," kata Yunarto.
"Kemudian sekarang KPU yang dianggap bermasalah, Bawaslu pun didemo."
"Saya berharap sekali, berarti ada sebuah data yang sangat bombastis, yang bisa membuktikan bahwa semua pihak yang telah disebutkan tadi itu salah," ungkap dia.
Yunarto memaparkan, dirinya menyebut data tersebut harus bombastis karena BPN harus bisa membuktikan bahwa 12 lembaga survei salah dan berbohong saat menyajikan hasil quick count.
BPN juga, papar Yunarto, harus bisa membuktikan bahwa situng dan rekapitulasi berjenjang KPU salah.
"Mereka ingin membuktikan 12 lembaga survei salah semua, berbohong bersama. Ingin membuktikan juga situng KPU dan rekap berjenjang KPU berarti salah semua," kata Yunarto.
"Rekap berjenjang loh, yang ada dari TPS sampai sekarang sudah di level provinsi. Jadi datanya saya harapkan bombastis sekali ketika kemarin mereka ekspos," sambung dia.
Namun ternyata hal tersebut tak sesuai dengan yang diharapkan Yunarto.
Hal ini lantas membuat Yunarto bertanya-tanya pada klaim kubu 02, kubu Prabowo-Sandi yang menyatakan klaim kemenangannya.
"Sayangnya, pertama, data yang mereka buka yang katanya berlandaskan pada C1 kok baru 54 persen?" tanya Yunarto.
"Dulu, beberapa jam kerja, 17 April, Pak Prabowo sudah sujud syukur dengan mengatakan, dalam beberapa jam kerja saja sudah ada 300 ribu TPS yang menjadikannya menang 62 persen."
"Kok bekerja sudah hampir sebulan hanya berambah 144 ribu TPS? Itupun banyak yang kemudian kalau kita lihat ada kejanggalan," ungkap dia.
• Soal Perolehan Suara 54,24 Persen untuk Prabowo, Riza Patria: Belum 100 Persen, tapi Jadi Gambaran
Yunarto lantas menjelaskan kejanggalan yang ia maksudkan itu.
Ia mempertanyakan hasil suara 01 dan 02 yang tidak 100 persen jika ditambahkan.
"Ada bisa dilihat bagaimana urutan perkembangan data dari 81 ribu TPS, bulan April lalu 120 ribu TPS dan segalanya," kata Yunarto.
"Ada data yang menyebutkan 100 persen kalau dijumlah 01 dan 02, tiba-tiba diujungnya 144 ribu TPS, disebutkan ada 1,62 persen suara tidak sah. Itu sudah pasti janggal."
Dari pemaparannya itu, Yunarto lantas mempertanyakan bagaimana kubu Prabowo bisa menyimpulkan kemenangan mereka, padahal data yang masuk baru 54 persen.
"Poin saya adalah, bagaimana mungkin hanya dengan 54 persen data masuk, sudah bisa menyimpulkan bahwa situng salah, yang angkanya sudah 83 persen. Menyimpulkan rekap salah, menyimpulkan quick count salah," beber Yunarto.
"Itu saja sih, moga-moga ada penjelasan yang lebih bombastis," tandasnya.
• Prabowo Tak Ajukan Gugatan meski Tolak Hasil Pemilu, Arsul Sani: Beliau akan Dikenang Dalam Sejarah
Simak videonya mulai menit ke 4.07:
(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)
WOW TODAY: