Kabar Tokoh
Gerindra Minta Demokrat Mundur Koalisi karena Tak Jelas, Ferdinand Hutahaean: Tunggu Sikap Kami
Ferdinand mengatakan bahwa Arief tak perlu berbicara seperti itu lantaran Demokrat pasti akan mengambil sikap.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Kepala Divisi Advoasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, memberikan tanggapan mengenai pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono, yang meminta Demokrat mundur dari partai koalisi kubu 02.
Diketahui sebelumnya Arief menuturkan Demokrat lebih baik mundur dari koalisi lantaran tidak memiliki sikap politik yang jelas.
Ferdinand mengatakan bahwa Arief tak perlu berbicara seperti itu lantaran Demokrat pasti akan mengambil sikap.
Namun sikap itu akan diumumkan saat Pemilihan Presiden 2019 selesai.
"Pesan saya, Arief Poyuono tidak perlu berbicara seperti itu, karena Partai Demokrat tentu akan mengambil sikap ketika pilpres ini usai. Tunggu sikap kami," kata Ferdinand saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/5/2019).
Ferdinand juga mengatakan bahwa Arief lebih baik berjuang memenangkan Prabowo daripada berkomentar yang tidak bermutu.
"Jadi Arief Poyuono tidak usah berkomentar sesuatu yang tak bermutu. Sebaiknya berjuang saja, bekerja keras memenangkan Prabowo daripada hanya komentar tak berguna," kata dia.
• Tak Rela Lihat Prabowo Dapat Info Salah, Luhut Binsar Panjaitan: Nanti Kredibilitas Dia Terganggu
Ia justru kembali mempertanyakan apa yang telah dilakukan Arief untuk Prabowo-Sandiaga Uno menang.
"Dibandingkan dengan kader-kader Partai Demokrat, apa yang sudah dilakukan Arief," kata dia.
Arief Puyuono Tuding Demokrat
Sebelumnya, Arief Poyuono menuding Presiden Jokowi memberikan jaminan hukum pada keluarga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang ia sebut banyak terlibat kasus korupsi.
Arief mencontohkan kasus korupsi proyek Hambalang.
"Saya tahu kok kenapa kayak undur-undur, maklum belum clear jaminan hukum dari Kangmas Joko Widodo bagi keluarga SBY yang diduga banyak terlibat kasus korupsi, kayak kasus korupsi proyek Hambalang," kata Arief.
Hal tersebut kemudian membuat Arief meminta agar Partai Demokrat keluar saja dari Koalisi 02.
"Demokrat sebaiknya keluar saja dari Koalisi Adil Makmur. Jangan elitenya dan Ketum kayak serangga undur-undur ya. Mau mundur dari koalisi aja pake mencla mencle segala," ujar dia.
• Reaksi TKN soal Ucapan Kivlan Prabowo Dijegal SBY agar Gagal Jadi Presiden, Sebut Ada yang Kalap
Arief juga menyebutkan bahwa pihaknya tidak keberatan jika nantinya Demokrat keluar dari koalisi Indonesia Adil dan Makmur.
Pasalnya, menurut Arief, Demokrat selama ini juga tidak memberikan pengaruh dalam memenangkan Prabowo-Sandi dalam kontestasi Pilpres 2019.
Arief menilai, keberadaan Partai Demokrat di koalisi justru membuat suara Prabowo-Sandi menurun.
"Monggo keluar aja deh, wong nggak ada pengaruhnya menghasilkan suara Prabowo-Sandi kok selama ini. Malah menurunkan suara lo," papar Arief.
Terkait pernyataan jaminan hukum Jokowi pada SBY, Arief menilai sang capres petahana tentu akan akan bisa menjamin keluarga SBY tak akan diproses hukum oleh KPK.
"Sebab Kangmas (Jokowi) itu selama ini jelas sangat mendukung pemberantasan korupsi. Dan saya yakin nasibnya Demokrat akan seperti kayak tokoh aswatama setelah Perang Bharatayudha. Enggak diterima di mana-mana dan nanti juga oleh koalisi parpolnya Ibu Mega akan ditolak masuk koalisi dan enggak ada yang mau koalisi sama Demokrat tuh," ungkap dia.

Sebelumnya, Partai Demokrat dan SBY juga mendapatkan tudingan serupa dari Mantan Kepala Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayjen TNI (Purn), Kivlan Zen.
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, Kamis (9/5/2019), Kivlan Zen mengatakan Partai Demokrat berusaha menjegal calon presiden kubu 02 Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden 2019.
Hal itu diungkapkan Kivlan Zen di sela aksi demo di Kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (9/5/2019).
Ia menyebut Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Demokrat ingin menjegal Prabowo Subianto agar gagal menjadi capres di Pilpres 2019.
"Saya tahu sifatnya mereka ini saling bersaing antara Prabowo dan SBY. Dia tak ingin ada jenderal lain yang jadi presiden, dia ingin dirinya sendiri dan dia orangnya li**k. Sampaikan saja bahwa SBY li**k," ujar Kivlan.
• Reaksi TKN soal Ucapan Kivlan Prabowo Dijegal SBY agar Gagal Jadi Presiden, Sebut Ada yang Kalap
Kivlan juga mengatakan bahwa SBY merupakan juniornya yang ia didik.
"Dia junior saya, saya yang mendidik dia, saya tahu dia orangnya li**k, dia mendukung 01 waktu menang di tahun 2014," kata Kivlan Zen.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah/ Ananda)
WOW TODAY: