Breaking News:

Terkini Daerah

Jadi Calon Lokasi Ibu Kota Baru dan Dikunjungi Jokowi, Inilah Seluk Beluk Bukit Soeharto

Bukit Soeharto atau juga populer dengan nama Taman Hutan Raya Bukit Soeharto di Kalimantan Timur memiliki luas 61.850 hektar.

Editor: Astini Mega Sari
TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN
Kawasan Tahura Bukit Soeharto, kilometer 50, Jl Poros Balikpapan-Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Minggu (1/7/2018). 

TRIBUNWOW.COM - Presiden RI Joko Widodo mengunjungi satu di antara lokasi calon ibu kota baru, Selasa (7/5/2019).

Lokasi tersebut adalah kawasan Bukit Soeharto di Kecamatan Semboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Bukit Soeharto atau juga populer dengan nama Taman Hutan Raya Bukit Soeharto di Kalimantan Timur memiliki luas 61.850 hektar.

Lokasi taman hutan rakyat ini berada di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara.

Kawasan ini terdiri dari kawasan hutan lindung dan kawasan safari dengan luas 19.865 hektar, taman wisata 4.400 hektar, hutan pendidikan 1.500 hektar, Hutan Penelitian Pusat Rehabilitasi Hutan Tropis Unmul 22.183 hektar, Wanariset Samboja 3,504 hektar, dan area perkemahan pramuka 2.700 hektar.

Soal Wacana Pemindahan Ibu Kota, Jokowi Sebut 3 Daerah Sudah Siapkan Lahan

Lokasinya bisa ditempuh dalam waktu 1,5 jam dari Samarinda atau 45 menit dari Balikpapan dengan jalan darat.

Sebagian kawasan kini dilewati oleh ruas Tol Balikpapan-Samarinda.

Tol senilai Rp 6,2 triliun itu melintas sepanjang 24 kilometer di dalam Tahura Bukit Soeharto yang merupakan kawasan konservasi.

Awang Faroek yang kala pembangunan awal tol menjabat sebagai Gubernur Kaltim memastikan, jalan tol tidak akan merusak kawasan konservasi tersebut.

Sedikitnya, ada tiga sungai besar yang bermuara ke Sungai Mahakam di daerah ini.

Oleh karena itu, seperti dikutip dari tulisan berjudul "Bukit Soeharto Hanya untuk Konservasi" yang tayang di Harian Kompas pada 3 September 2001, keberadaannya dinilai bermanfaat untuk hajat hidup orang banyak.

Staf Khusus Presiden: Rencana Pemindahan Ibu Kota Bukan Agenda Elite

Kawasan ini pun diperuntukkan sebagai etalase hutan tropis basah di Kaltim, penyeimbang iklim makro, serta daerah resapan air.

Sayangnya, kawasan ini kerap menjadi lokasi tambang batu bara ilegal. Pembalakan kerap terjadi dan kondisinya tak karuan.

Pada tahun 2001, Bupati Kutai kala itu, Syaukani HR, sempat menyatakan keinginannya untuk menambang batu bara di Bukit Soeharto.

Alasannya, keberadaan lapisan batu bara di Bukit Soeharto sangat mudah terbakar pada saat udara panas sehingga kerap dianggap sebagai pemicu kebakaran hutan. Oleh karena itu, penanaman kembali untuk saat ini kurang bermanfaat.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved