Breaking News:

Pilpres 2019

Jawaban Arief Poyuono soal sampai Kapan Perdebatan Pilpres Terjadi Buat Eggi Sudjana Terbahak-bahak

Politisi PAN Eggi Sudjana tertawa terbahak-bahak kepala saat Waketum Gerindra Arief Poyuono jawab Najwa Shihab soal sampai kapan perdebatan pilpres.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Claudia Noventa
Capture Youtube Najwa Shihab
Politisi PAN Eggi Sudjana tertawa terbahak-bahak kepala saat Waketum Gerindra Arief Poyuono jawab Najwa Shihab soal sampai kapan perdebatan pilpres. 

"Aku bicara Soeharto dan Prabowonya. Dulu kita sama-sama menjatuhkan Soeharto. Soeharto itu mertuanya Prabowo. Gerakan rakyatnya pada bulan Mei, sekarang mau dipakai lagi gerakan rakyat untuk menjatuhkan Jokowi," Adian mencoba menjelaskan.

Namun, Eggi menilai bahwa hal tersebut tidaklah benar dan Adian telah menjustifikasi Prabowo.

Semenara Adian tegas menginginkan Indonesia tak kembali dipimpin oleh keluarga Cendana.

"Mereka sudah berkuasa 33 tahun. Sudah cukup. Sekarang negara ini harus gantian memimpinnya. Dan sekarang kita harus bisa melahrikan pemimpin-pemimpin baru," tegas Adian.

 

Menanggapi itu semua, Eggi lantas menjelaskan soal konteks orde baru.

Eggi menegaskan, jika seperti yang disampaikan Adian bahwa Prabowo ingin menjatuhkan Jokowi, maka seharusnya Prabowo tak ikut Pilpres.

Eggi juga menyebutkan sejumlah partai dan orang penting yang ada di era Orde Baru.

"Satu Golkar, dua PDI, tiga PPP. Sekarang 3 partai ini dimana? Di Jokowi. Terus orang-orang pentingnya siapa? Wiranto. Ajudannya Soeharto. Di mana sekarang? Menkopolkamnya Jokowi," ujar Eggi.

Eggi menegaskan bahwa pihaknya bukanlah produk orde baru.

Adian masih tak sependapat, dan membahas soal hubungan darah Prabowo dan keluarga Cendana.

"Kita bisa bicara Wiranto dan lain-lain. Tapi Wiranto bukan menantunya. Tidak ada pertalian darah. Tidak ada hubungan darah yang sudah terbangun sekian lama," tegas Adian.

Adian menyebut, personifikasi orde baru itu Cendana, Soeharto, dan manifestasi berikutnya adalah Prabowo.

Arief lantas memotong Adian.

Ia menilai pernyataan Adian itu menggunakan perumpamaan yang tak tepat.

"Contoh gini, Megawati itu (Ketua Umum) PDIP, adiknya ada di kubu kita (Rahmawati). Satu darah loh. Keluarnya satu perut," jawab Arief.

Halaman
1234
Tags:
Arief PuyuonoEggi SudjanaPilpres 2019Partai Amanat Nasional (PAN)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved