Pemilu 2019
Di tvOne, Mahfud MD Angguk-angguk Kepala saat Rizal Ramli Beri Kritik soal Proses Pemilu 2019
Mahfud MD memberikan respons saat Rizal Ramli menyampaikan kritiknya terkait proses Pemilu 2019.
Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD memberikan respons saat mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli menyampaikan kritiknya terkait proses Pemilu 2019.
Hal itu tampak saat keduanya menjadi narasumber acara Catatan Demokrasi Kita di tvOne, Selasa (30/4/2019).
Awalnya, Rizal Ramli menjelaskan bahwa pada dasarnya bangsa Indonesia sudah memiliki jiwa telorensi yang bisa menerima adanya perbedaan.
Namun, bangsa ini paling tidak suka dengan ketidakadilan.
Rizal Ramli mencontohkan seperti halnya dalam proses pemilu kali ini.
• BREAKING NEWS: Rombongan Buruh dari Karawang Alami Kecelakaan dan Belasan Luka-luka, Ini Penyebabnya
"Bangsa kita pada dasarnya itu toleran, terbuka, bisa menerima perbedaan," ujar Rizal Ramli.
"Jadi saya minta semua kita, kalau beda-beda mah itu namanya demokrasi, tetapi bangsa kita paling tidak suka ketidakadilan, apakah dalam kecurangan atau ketidakmampuan teknis?"
"Misalnya di dalam kasus pemilu ini, kami minta sistem komputer IT-nya KPU diaudit yang benar, audit forensik, ketahuan nanti kalau ada permainan dan lain-lain," sambungnya.
Mendengar hal tersebut, Mahfud MD yang duduk bersebrangan dengan Rizal Ramli terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya.

• Debat Panas dengan Fadli Zon, Mahfud MD Minta Tak Diinterupsi hingga Tunjuk-tunjuk
Kemudian, Rizal Ramli kembali menyampaikan kritiknya terhadap jalannya pemilu saat ini.
Menurutnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) tak merespons keluhan publik mengenai pemilu.
"Jadi kalau selama kita terbuka transparan, rakyat kita bisa terima kok," kata Rizal Ramli.
"Persoalannya kan berbagai tuntuan masyarakat itu enggak direspons, ada soal ini itu, direspons kek, 10 persen kek, 30 persen, ini enggak ada respons sama sekali."
"Birokrasi KPU tidak responsif terhadap berbagai request terhadap keadilan," tambahnya.
Bahkan dirinya menilai, Pemilu 2019 merupakan pemilu terjelek dalam sejarah Indonesia.
"Ini mohon maaf, ini pemilu paling jelek dalam sejarah republik Indonesia, dibandingkan tahun 1955 dan tahun 1999," ungkap Rizal Ramli.
• Bahas Pemilu, Fadli Zon Singgung Cara KPU Sikapi DPT Bermasalah: Iya, Iya, tapi Tak Dilaksanakan
Untuk itu Rizal Ramli berharap proses pemilu hingga penghitungan suara dilakukan dengan transparan dan terbuka.
Menurutnya, keterbukaan dan transparansi akan membuat proses rekonsiliasi lebih mudha dilakukan.
"Tugas kita supaya transparan terbuka, apa sih yang disembunyikan."
"Dan kalau itu terjadi saya yakin bangsa kita dengan gampang melakukan rekonsiliasi," tandasnya.
• Jumlah Anggota KPPS yang Meninggal Dunia Bertambah Jadi 336 Orang, Ribuan Lainnya Sakit
Masih di kesempatan yang sama, Rizal Ramli sempat beradu argumen dengan Mahfud MD saat membahas kecurangan pemilu.
Hal itu bermula saat pembawa acara meminta Mahfud MD dan Rizal Ramli membahas soal kecurangan pemilu 2019, seperti yang kerap mereka diskusikan di jagad Twitter.
Rizal Ramli membahas soal sistem IT KPU, di mana salah input data dalam situng pemilu kerap kali terjadi.
"Saya bukan ahli IT, tapi banyak bergaul sama staf saya ahli IT. IT itu kan ada 2. Bagian depan, bagian depan kalau kita salah entry, pasti otomatis ditolak," kata Rizal Ramli.
"Misalnya kalau kita menulis nama kita salah dengan nomor ID kita, pasti ditolak. Atau maksimum 1 TPS 300 sekian, lebih dari segitu pasti ditolak. Atau jumlahnya, pasti ditolak. Atau kayak kita bayar credit card lah. Kalau kurang pasti ditolak."
• Salah Input Situng KPU di Nias Selatan: Jokowi-Maruf Lebih 651, Prabowo-Sandi Hanya Dapat 5 Suara
Sementara yang kedua adalah bagian belakang.
Rizal Ramli menilai, permainan angka itu berada di bagian tersebut.
"Permainan itu ada di belakang. Di sinilah bisa diatur macam-macam. Saya melihat karena hari ini rakyat kita kan cerdas sekali. Mereka punya smartphone. Dia foto, dia lihat, ternyata beda," ungkap Rizal Ramli.
"Dan kesalahannya bukan sekali dua kali, karena kalau kesalahannya basic, dalam tabulasi misalnya, otomatis itu sistem nolak. Itu hanya bisa kalau dilakukan berbagai macam itu di belakang."
"Misal didahulukan dulu di Jawa Tengah sama Bali. Itu bisa diatur semua di back end. Oleh karena itu kami minta diauditlah yang bener supaya terbuka. Sementara sahabat saya Mas Mahfud baru berkunjung ke KPU sebentar saja, sudah bilang kesalahannya kecil," papar dia.
"Prof Mahfud?" tiba-tiba pembawa acara memotong.
Tak jelas maksudnya memberikan kesempatan pada Mahfud untuk ganti berbicara atau menanyakan maksud Rizal yang menyinggung nama Mahfud di akhir pernyataannya.
"Ya enggak usah diadu, ini teman kita lho," ujar Rizal Ramli kemudian.
"Ini teman ini," Mahfud MD turut menanggapi.
• Ingin Naik MRT? Diskon Tarif Sebesar 50 Persen Diperpanjang
Karena dikira mengadu, pembawa acara akhirnya memberikan penjelasan.
"Ini bukan mengadu bapak-bapak. Kita ingin mendengar dari dua pihak," kata sang pembawa acara.
"Nanti malam saya makan mie lho dirumahnya. Sering diundang makan mie ke rumah Mas Rizal," Mahfud MD justru berkelakar soal dirinya yang diadu.
Saat itu, para narasumber yang hadir langsung tertawa.
"Bukan mengadu, bukan ingin memanas-manaskan. Kita ingin dengar," ujar pembawa acara itu di tengah narasumber yang masih terkekeh.
Mahfud kemudian memberikan penjelasannya, menjawab pernyataan Rizal Ramli sebelumnya.
Ia membenarkan pernyataan Rizal Ramli.
Namun, menurut Mahfud, yang dibahas Rizal itu adalah persoalan sistemik IT, bukan soal kecurangan sistematis.
• Klarifikasi Mahfud MD soal Ucapannya yang Disebut agar Bisa Masuk ke Pemerintahan Jokowi
"Jadi begini, yang dikatakan oleh Mas Rizal itu benar semuanya. Tetapi itu kesalahan sistemik. Artinya seharusnya kalau 120 di C1 kok ditulis 1.200 mestinya langsung ditolak kan. Nah itu sistemik namanya," jelas Mahfud MD.
"Saya bicara sistematis. Sistemik itu IT, sistematis itu kesalahan yang diatur."
Mahfud MD lantas menegaskan bahwa dalam KPU, tidak ada bukti bahwa kesalahan dilakukan secara sistematis.
"Kesalahannya sama kok, silang. Itu kesalahan sistemik. Kalau kesalahan sistemik, setuju," ucap Mahfud MD.
"Sistematis itu dalam bahasa hukumnya diatur kamu masukkan sekian, buat angka sekian, nanti dia sekian. Itu enggak ada bukti itu."
"Apalagi itu tadi, cuma 1/2500 pada saat itu. Sekarang kalau enggak salah sudah 1/4200 perbandingan kesalahan entry itu," beber dia.
Meski demikian, Mahfud MD menyebutkan, terkait kecurangan ini bisa dibuktikan nanti saat KPU mengumumkan hasil pasti.
"Nanti itu bisa dihitung di saat tanggal 22 (Mei), kemudian dibenarkan lagi di MK. MK akan membenarkan asal Anda punya bukti kesalahan itu, baik secara IT maupun data tertulis, maupun bukti kesaksian," tandas Mahfud MD.
• 29 April-12 Mei 2019 Ada Operasi Keselamatan Serentak di Seluruh Indonesia, Ini 9 Sasaran Utamanya
Simak videonya:
(TribunWow.com/Atri Beti/Ananda Putri)
WOW TODAY: