Breaking News:

Pilpres 2019

Kritik Mahfud MD soal Provinsi Garis Keras, Dahnil Anzar: Bukan Menjadi Suluh, tapi Menyulut Keruh

Menurut Kordinator Jubir BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak, pernyataan Mahfud MD soal provinsi garis keras dapat memecah belah bangsa.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
Kolase/Tribunnews.com/Twitter/@Dahnilanzar
Koordinator juru bicara Badan Kemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak mengaku kaget mendengar pernyataan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD soal provinsi garis keras. 

TRIBUNWOW.COM - Koordinator juru bicara Badan Kemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak mengaku kaget mendengar pernyataan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.

Sebelumnya, Mahfud MD menyebutkan, calon Presiden Prabowo Subianto menang di sejumlah wilayah yang diidentifikasi sebagai provinsi garis keras.

Dahnil kemudian memberikan tanggapannya itu melalui akun Twitter @Dahnilanzar, Minggu (28/4/2019).

Politisi Demokrat Pertanyakan Ucapan Mahfud MD soal Orang Garis Keras, Ini Penjelasan Mahfud

Dalam kicauannya, Dahnil menyebutkan bahwa dirinya menghormati Mahfud MD.

Namun, ia kaget karena Mahfud menyatakan tuduhan tersebut.

Menurut Dahnil, narasi yang disampaikan Mahfud MD ini justru bisa memecah belah dan membuat situasi jadi penuh kebencian.

Ia menilai, Mahfud MD yang bersikap seolah netral namun memberikan narasi tuduhan ini justru dapat menyulut keruh.

Dahnil bahkan menyebut bahwa apa yang disampaikan Mahfud MD bukan merupakan sikap seorang pancasilais.

"Saya menghormati Pak @mohmahfudmd tapi kaget dg tuduhannya, karena ambisinya sampai tega menggunakan narasi daerah2 02 menang sprt Aceh, Sumbar, Jawa Barat dsb, sbg daerah Islam garis keras.

Narasi Pak Mahfud ini yg justru memecah belah dan penuh kebencian.

Kicauan Dahnil Anzar tanggapi pernyataan Mahfud MD, Minggu (28/4/2019).
Kicauan Dahnil Anzar tanggapi pernyataan Mahfud MD, Minggu (28/4/2019). (Twitter/@Dahnilanzar)

 

Yunarto Wijaya Balas Fadli Zon yang Sebut Mahfud MD Ngawur, Singgung Klaim Kemenangan Kubu 02

Orang yg bersikap seolah netral sprt pak @mohmahfudmd dg narasi tuduhan yg mendukung Prabowo adl daerah Islam garis keras, bukan justru menjadi suluh tapi menyulut keruh.

Bukan sikap seorang pancasilais.

Koordinator juru bicara Badan Kemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak mengaku kaget mendengar pernyataan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.
Koordinator juru bicara Badan Kemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak mengaku kaget mendengar pernyataan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. (Twitter @Dahnilanzar)

Apakah sikap Pancasilais itu adalah sikap menuduh dan melabel kelompok lain yg tdk satu garis politik sbg Islam Garis keras sprt yg dilakukan oleh Pak @mohmahfudmd ktk menyebut daerah dimana Prabowo menang adl daerah Islam Garis keras?

Koordinator juru bicara Badan Kemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak mengaku kaget mendengar pernyataan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.
Koordinator juru bicara Badan Kemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak mengaku kaget mendengar pernyataan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. (Twitter @Dahnilanzar)

Bagaimana mungkin Pak @mohmahfudmd yg menyatakan dirinya menggerakkan suluh kebangsaan justru mengeluarkan pernyataan keruh kebangsaan dg menuduh daerah sprt Aceh, Sumbar, Jawa Barat dst yg dukung Prabowo adl daerah Islam Garis keras," tulis Dahnil.

 

Mahfud MD Pertanyakan Klaim Menang 62% Prabowo-Sandi dan Permintaan Salinan C1 oleh BPN ke Bawaslu

Sementara itu diberitakan sebelumnya dari Metro Pagi Primetime, Selasa (23/4/2019), pernyataan Mahfud MD soal provinsi garis keras ini awalnya adalah untuk menyoroti soal sebaran kemenangan.

Saat itu, Mahfud MD menyatakan bahwa sebaran kemenangan pada Pilpres 2019, mengingatkan untuk segera melakukan rekonsiliasi.

"Kalau melihat sebaran kemenangan, mengingatkan kita untuk lebih sadar, segera rekonsiliasi," ujar Mahfud MD.

"Karena saat ini kemenangan Pak Jokowi ya menang, dan mungkin sulit dibalik kemenangan itu dengan cara apapun."

"Tetapi kalau lihat sebarannya, di provinsi-provinsi yang agak panas, Pak Jokowi kalah," sambungnya.

"Dan itu, diidentifikasi tempat-tempat kemenangan Pak Prabowo, itu diidentifikasi dulunya dianggap dulunya sebagai provinsi garis keras."

"Dalam hal agama, misalnya Jawa Barat, Aceh, Sulawesi Selatan juga," ungkap Mahfud MD.

Oleh karena itu, menurut Mahfud MD saat ini sangat penting untuk membuat bangsa sadar akan keberagaman.

"Bangsa ini hanya akan maju kalau bersatu, karena buktinya kemajuan dari tahap ke tahap kita raih karena kebersatuan kita," kata Mahfud MD.

"Soal kemenangan, kekalahan, itu soal waktu saja, dan kita akan segera selesai kalau dalam soal itu," imbuh Mahfud MD.

Pembawa acara, kemudian menanyakan soal pelanggaran pemilu kepada mantan Komisioner KPU, Hadar Nafis Gumay.

Menurut Hadar, saat ini, adanya kekurangan dalam penyelenggaraan harusnya bisa diterima.

"Yang terpenting dipastikan kalau itu memang pelanggaran atau kekeliruan terjadi, itu harus segera dikoreksi," ujar Hadar.

"Jadi itu menunjukkan kalau memang lembaga kita ini (KPU), memang lembaga yang kredibel, dan tidak mengambil posisi apapum," imbuhnya.

Mengaku Kaget dengan Tuduhan Mahfud MD soal Daerah Garis Keras, Dahnil Anzar: Justru Memecah Belah

Terkait kecurangan-kecurangan yang ada, Mahfud MD juga turut memberikan komentar.

"Masyarakat perlu mengawasi, dan saat ini saya kira sudah mengawasi, sehingga KPU misalnya, menurut saya ya dalam pengamatan saya ini KPU sudah cukup berjalan dalam track yang benar," ungkap Mahfud MD.

"Misalnya isu-isu bahwa terjadi kecurangan dalam entry data, ke situng, itu kan dengan mudah bisa dikontrol," sambungnya.

Menurutnya, kesalahan entry data ini masih sedikit, dibanding entry data yang benar.

"Ini sampai dengan semalam [Senin (22/4/2019)], kesalahan entry data ini hanya 87 dari 179 ribu TPS yang sudah di-entry," kata Mahfud MD.

"Itu kan hanya 1/2.000, tapi kalau dihitung sekarang yang sudah diperbaiki, sekarang misalnya jadi seper empat ribu, artinya dari 4.000 TPS, hanya 1 yang keliru."

"Tapi ini bukan untuk membenarkan kesalahan ya, oleh karena itu masyarakat jangan percaya pada hoaks," sambung Mahfud MD.

Simak selengkapnya dalam video di bawah ini:

Tanggapan Mahfud MD

Mahfud MD melalui akun Twitternya menjelaskan garis keras yang ia maksud.

Dirinya memaparkan bahwa garis keras sama artinya dengan fanatik yang memiliki kesetian tinggi.

Mahfud MD mengatakan bahwa itu tidaklah termasuk dalam hal yang dilarang.

Kemudian, ia menyinggung terkait kemenangan antara kubu 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dengan kubu 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada wilayah tertentu.

Disebut Kini Sibuk Urusi Bawaslu, Mahfud MD: Tak Lama Lagi Bisa-bisa Bawaslu yang Diserang

"Garis keras itu sama dgn fanatik dan sama dgn kesetiaan yg tinggi.

Itu bkn hal yg dilarang, itu term politik.

Sama halnya dgn garis moderat, itu bkn hal yg haram.

Dua2nya boleh dan kita bs memilih yg mana pun.

Sama dgn bilang Jokowi menang di daerah PDIP, Prabowo di daerah hijau," papar Mahfud MD.

Selain itu Mahfud MD juga menyatakan bahwa dirinya juga berasal dari wilayah garis keras.

Ia menuturkan bahwa istilah garis keras sudah biasa dipakai dalam dunia politik.

"Dlm term itu sy jg berasal dari daerah garis keras yi Madura.

Madura itu sama dgn Aceh dan Bugis, disebut fanatik krn tingginya kesetiaan kpd Islam shg sulit ditaklukkan.

Spt halnya konservatif, progresif, garis moderat, garis keras adl istilah2 yg biasa dipakai dlm ilmu politik," tutur Mahfud MD, Sabtu (27/4/2019).

Mahfud MD tanggapi kicauan Said Didu, Minggu (28/4/2019).
Mahfud MD tanggapi kicauan Said Didu, Minggu (28/4/2019). (Twitter/@mohmahfudmd)

 

(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani/ Atri Wahyu/Lailatun Niqmah)

WOW TODAY:

Tags:
Mahfud MDDahnil Anzar SimanjuntakPrabowo Subianto-Sandiaga UnoBadan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved