Pilpres 2019
Sebut Jokowi dan Prabowo Tak Perlu Rekonsiliasi, Dahnil Anzar: Stop Wacana Seolah Kita Berkonflik
"Rekonsiliasi itu bisa dilakukan apabila ada konflik, nah hari ini antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo, antara BPN dan TKN itu tidak ada konflik."
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut Prabowo dan capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) tak perlu melakukan rekonsiliasi.
Tanggapan itu disampaikan Dahnil Anzar melalui akun Twitternya, @Dahnilanzar Jumat (6/4/2019).
Menurut Dahnil Anzar, proses rekonsiliasi dibutuhkan ketika adanya konflik dalam proses persaingan.
Sedangkan apa yang terjadi saat ini, diyakininya bukanlah konflik.
• Tegaskan Tak Ada Perbedaan Persepsi dengan Prabowo, Sandiaga Nilai Pemilu Berjalan Jujur dan Adil
"Rekonsiliasi itu bisa dilakukan apabila ada konflik, nah hari ini antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo, antara BPN dan TKN itu tidak ada konflik," ujar Dahnil.
Menurutnya, saat ini, yang ada hanyalah kompetisi demokrasi yang wajar terjadi.
"Yang ada hanyalah kompetisi, yang ada adalah fastabiqul khairat, berlomba-lomba dalam kebaikan," ulasnya.

Ia juga meminta tak ada lagi wacana-wacana seolah-olah kubu Prabowo dan kubu Jokowi berkonflik.
"Jadi kalau mau melakukan rekonsiliasi, tentu pasti ada konflik. Jadi saran saya stop ada wacana-wacana seolah-olah kita sedang berkonflik," ucap Dahnil Anzar.
"Berkompetisi demokrasi itu biasa saja, perdebatan itu biasa saja, mari terus berdebat, mari terus berkompetisi dengan baik, terima kasih," pungkasnya.
• Reaksi Dahnil Anzar dan Priyo Budi soal TKN Klaim Terima 25 Ribu Aduan Kecurangan Pemilu
Di dalam kicauannya, Dhanil kembali menegaskan bahwa Prabowo dan Jokowi hanya sedang berkompetisi di ajang Pilpres 2019, bukan berkonflik.
"Kita sedang berkompetisi bukan berkonflik," tulisnya.
Diberitakan sebelumnya, ajakan rekonsiliasi antara Jokowi dan Prabowo dikemukakan sejumlah tokoh, satu di antaranya disampaikan oleh Ketua Harian TKN, Moeldoko.
Dikutip dari Kompas.com, Rabu (24/4/2019), Moeldoko menjelaskan bahwa rekonsiliasi tersebut tinggal menunggu waktu saja.
Dirinya mengaku optimis dengan rekonsiliasi antar kedua capres dan pendukungnya dapat terealisasi tepat waktu nantinya.
Hal itu disampaikan Moeldoko saat berada di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Rabu (24/4/2019).
"Itu nanti akan ada momentumnya. Kita tunggu saja," kata Moeldoko.
"Sekali lagi akan ada momentumnya, nanti pasti ketemu keseimbangannya."
"Keseimbangan, baru akan ketemu. Itu momentumnya nanti," sambungnya kemudian.
• Komentar Politisi Demokrat soal Mustofa Singgung Deklarasi Prabowo Menang: Agar Tak Terulang Lagi
Sementara itua, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga membahas soal kondisi masyarakat seusai pemilu yang dinilai masih terbelah dan terpolarisasi bersama dengan para tokoh dan pimpinan ormas Islam.
Jusuf kalla menjelaskan satu di antara pertemuan dengan sejumlah tokoh dan pimimpinan ormas tersebut disampaikan saat di rumah dinasnya di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, untuk membahas pertemuan kedua capres, Jokowi dan Prabowo.
"Tentu diharapkan makin cepat makin baik apabila Pak Jokowi dapat bertemu dengan Pak Prabowo," papar Jusuf Kalla, seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (24/4/2019).
"Tentu itu kita semua mendukung apabila ada rekonsiliasi seperti itu sehingga rekonsiliasi di bawah juga bisa cepat dicapai," sambungnya.
Sedangkan Joko Widodo (Jokowi) mengatakan di hadapan media bahwa dirinya akan mengutus seseorang untuk menemui kubu lawannya, Prabowo Subianto.
Hal itu diucapkan sehari seusai pencoblosan, yakni pada Kamis (18/4/2019).
"Sudah sering saya sampaikan bahwa persahabatan dan tali silaturahmi kami semuanya, saya dan Pak Kiai Ma'ruf tidak akan putus dengan Pak Prabowo juga Pak Sandi. Sehingga siang tadi saya utus seseorang untuk bertemu dengan beliau," ujar Jokowi, dikutip dari Tribunnews.com, Jumat (19/4/2019).
• Tanggapi Utusan Jokowi yang Ditolak, TKN: Saya Berharap Ada Sikap yang Bijak
Namun, Jokowi mengaku belum mengetahui kapan pastinya ia akan bertemu Prabowo.
"Agar kita bisa berkomunikasi dan kalau bisa bertemu sehingga rakyat melihat bahwa pemilu kemarin sudah selesai dengan lancar, aman, damai, dan tidak ada sesuatu apapun," kata Jokowi.

Sedangkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang merupakan utusan Jokowi untuk bertemu Prabowo, mengaku telah berkomunikasi dengan Prabowo melalui telepon.
Walaupun hanya melakukan komunikasi melalui telepon, Luhut mengaku ia sangat diterima oleh Prabowo.
"Bicara baik-baik, ketawa-ketawa, ya kita janjian mau ketemu. Hari minggu kemarin tapi kemudian ada masalah teknis beliau agak sakit flu, kita reschedule," ujar Luhut pada Tribunnews di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/4/2019).
"Nanti saya telepon lagi (atur jadwal), kami kan bisa telepon-teleponan," tambahnya.
• Luhut Pandjaitan Disebut Telah Diam-diam Bertemu Prabowo, Ini Tanggapan Gerindra
Namun Ketua BPN Djoko Santoso mengatakan Prabowo telah menolak utusan yang dikirimkan oleh kubu 01 Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu dikatakannya di depan para pendukung Prabowo Subianto, di Taman Mini Indonesia Indah, Rabu (24/4/2019) siang.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas Tv, Kamis (25/4/2019), Djoko menyebutkan tidak ada kompromi yang diberikan oleh pihaknya.
"Tidak ada kompromi, itu sejarah yang mengajari kita kenapa Indonesia merdeka, karena dalam perjuangannya non compromise, artinya tidak ada kompromi," ujarnya.
Djoko lalu menyebutkan bahwa Prabowo menolak utusan yang dikirimkan oleh Jokowi sehari sesudah pemungutan surat suara yakni pada Kamis, (18/4/2019)
"Syukur Alhamdulillah Pak Prabowo menolak semua utusan-utusan itu, itu yang disebut pemimpin kita," ulasnya.
"Pak Prabowo setia kepada kita semua. Dan kita harus setia kepada Pak Prabowo," ujar Djoko yang disambut teriakan dan tepuk tangan dari pendukung Prabowo.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)
WOW TODAY: