Sindir Menteri Rini Soemarno, Rizal Ramli: Tadinya Saya Sudah Kasih Selamat, Maaf Kami Tarik Kembali
Mantan Menteri Keuangan Rizal Ramli angkat bicara soal dugaan manipulasi akunting Garuda Indonesia.
Penulis: Laila N
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
TRIBUNWOW.COM - Mantan Menteri Keuangan Rizal Ramli angkat bicara soal dugaan manipulasi akunting Garuda Indonesia.
Dilansir oleh TribunWow.com, hal tersebut tampak dari unggahan akun Twitter @RamliRizal, Kamis (25/4/2019).
Dalam cuitannya itu, Rizal Ramli menyindir pengawasan yang dilakukan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.
Rizal Ramli bahkan mengaku telah memberikan ucapan selamat, lantaran laporan Garuda Indonesia menunjukkan untung.
• Rizal Ramli Samakan KPU dengan Kasus Boeing yang Banyak Tak Dipercayai, Mahfud MD Beri Tanggapan
Akan tetapi, setelah muncul pemberitaan dugaan manipulasi ini, Rizal Ramli menarik kembali ucapan selamat yang ia berikan untuk Rini.
"Tadinya saya sudah kasih Selamat Garuda sudah untung.
Ternyata hanya sekedar manipulasi akunting.
Maaf ucapan Selamat kami tarik kembali," tulis Rizal Ramli, mengomentari pemberitaan yang mempertanyakan pengawasan Rini, sehingga muncul dugaan manipulasi keuangan di Garuda Indonesia.

Garuda Indonesia Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
Dalam rilis yang diterima kontan.co.id, Garuda Indonesia menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, Rabu (24/4/2019).
Pada rapat ini, agenda yang dibahas di antaranya:
"Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan Tahun Buku 2018, Pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan dan Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan serta Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018, sekaligus pemberian pelunasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan selama Tahun Buku yang berakhir pada 31 Januari 2018"
Garuda Indonesia Group mencatatkan kinerja positif berkelanjutan selama kuartal 1 – 2019.
Dalam rilis pihak Garuda, disampaikan pula bahwa menunjukkan kinerja yang positif.
"Garuda Indonesia membukukan laba bersih (net income) sebesar USD 19,7 Juta - tumbuh signifikan dari rugi USD 64.3 juta di kuartal 1 – 2018 .
Pertumbuhan laba tersebut sejalan dengan peningkatan pendapatan usaha perseroan yang tumbuh sebesar 11,9 persen menjadi 1,09 Miliar Dollar US.
Kinerja positif tersebut turut ditunjang oleh lini pendapatan layanan penerbangan berjadwal sebesar 924,9 Juta Dollar US, tumbuh sebesar 11,6 persen dibandingkan periode yang sama di kuartal 1 – 2018.
Selain itu, perseroan juga mencatatkan pertumbuhan signifikan pada kinerja ancillary revenue dan pendapatan anak usaha lainnya sebesar 27,5 % dengan pendapatan mencapai 171,8 Juta Dollar US.
Outlook kinerja positif yang dicapai perseroan turut sejalan dengan strategi bisnis jangka pendek Garuda Indonesia bertajuk “Quick Wins Priorities” dalam menunjang akselerasi bisnis perusahaan yang berfokus pada tiga hal, yaitu transformasi budaya perusahaan melalui pengembangan SDM, proses, dan teknologi.
Lalu peningkatan pendapatan, dan terakhir memperbaiki struktur biaya namun tetap memprioritaskan pelayanan kepada pelanggan."
2 Komisaris Tolak Laporan Keuangan
Dua Komisaris Garuda Indonesia, Chairal Tanjung dan Dony Oskaria menolak laporan keuangan PT Garuda Indonesia (persero) Tbk) atau GIAA tahun 2018.
Penolakan ini berdasarkan Perjanjian Kerjasama Penyediaan Layanan Konektiivitas Dalam Penerbangan antara PT Mahata Aero Teknologi dan PT Citilink Indonesia tanggal 31 Oktober 2018 lalu beserta perubahannya.
Berdasarkan perjanjian itu, pendapatan Garuda Indonesia dari Mahata sebesar US$ 239,94 juta, yang sebesar US$ 28 juta didapatkan dari bagi hasil PT Sriwijaya Air seharusnya tidak dapat diakui dalam tahun buku 2018.
“Tadi tidak dibacakan surat keberatan kami karena tadi pimpinan rapat menyatakan cukup dengan dinyatakan dan sudah dilampirkan di Annual Report (2018),” kata Chairal Tanjung, Komisaris GIAA di Jakarta, Rabu (24/4/2019), dikutip dari kontan.
“Kami tidak ada masalah, sebenarnya secara bisnis Garuda oke, kuartal I juga naik. Kami hanya keberatan terhadap satu transaksi itu saja. Itu tidak perlu dijelaskan karena masalah pendapat, kami tidak sependapat dengan perlakuan akuntansinya,” imbuhnya.
• Ekonom Faisal Basri Minta Menteri BUMN Rini Soemarno Segera Dipecat: Tak Perlu Menunggu Oktober
Tanggapan Kementerian BUMN
Menanggapi soal masalah laporan Garuda Indonesia, pihak Kementerian BUMN mengaku tidak akan ikut campur lebih jauh, lantaran laporan telah diaudit.
“Di RUPS kan sudah dijelaskan jadi ya sudah begitu saja. Kan kami sebagai peserta juga, (teknis) tanya ke Pak Ari (Ari Askhara) dari Kantor Akuntan Publiknya bilang apa? Tanya sama Direktur Keuangan Pak Fuad dan Pak Ari kan semua itu sudah diaudit,” kata Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Survei, dan Konsultasi Kementerian BUMN, Gatot Triharjo. (TribunWow.com)
WOW TODAY: