Pemilu 2019
Kisah Caleg yang Dulu Berniat Jual Ginjal karena Kalah di Pemilu 2014, Kini Dikabarkan Lolos DPRD
Calon anggota legislatif (caleg) asal pekalongan yang sempat berniat jual ginjal untuk membayar utang nyaleg 2014 kini kembali menjadi sorotan.
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Calon anggota legislatif (caleg) asal Pekalongan yang sempat berniat jual ginjal untuk membayar utang nyaleg 2014 kini kembali menjadi sorotan.
Dikutip dari tayangan Buletin iNews Malam di GTV yang diunggah YouTube Official iNews, Jumat (19/4/2019) Chandra Saputra kembali maju sebagai caleg 2019 mengklaim telah lolos ke DPRD.
Hal itu Chandra ungkapkan berdasarkan hasil hitung C1 saksi tiap TPS internal partainya.
"Alhamdulillah perolehan sementara itu data masuk partai kami bahwa kami mendapatkan 12.186, itu untuk saya," kata Chandra.
Diketahui, pada Pemilu 2014, Chandra maju menjadi caleg, namun ia gagal menjadi anggota legislatif.
• Tanggapi Tudingan Data Bohong, SMRC: Harusnya Quick Count Tidak Perlu Nalar Tinggi untuk Dipahami
Tak hanya itu, ia juga terlilit utang sebesar Rp 400 juta lebih sebagai biaya kampanye Pemilu 2014.
Lantaran tak memiliki cukup uang, Chandra sempat ingin menjual ginjalnya.
Namun ia akhirnya bisa melunasi utangnya itu dengan cara mencicil dan tak harus menjual ginjal.
Setelah utangnya lunas, Chandra dan istrinya, Shinta Previta kini maju sebagai caleg di Pekalongan, Jawa Tengah pada Pemilu 2019, namun berbeda dapil.
Chandra mengaku, ia dan istrinya maju sebagai caleg untuk beribadah dan dapat memberikan yang terbaik bagi warga Pekalongan.
• Setelah Hari Pencoblosan, Caleg Artis Anisa Bahar Mengaku Kecewa dengan Hal Ini
Kabur ke Jakarta
Dikutip dari Kompas.com, 14 Mei 2014, Chandra yang berasal dari Partai Demokrat sempat tidur bersama puluhan tunawisma di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat.
Chandra mengaku kabur dari Pekalongan karena dikejar-kejar penagih utang biaya kampanye.
Ia nekat ke Jakarta untuk menjual ginjalnya agar bisa melunasi utang sebesar Rp 420 juta.
"Saya dari tanggal 5 Mei sudah di Jakarta. Saya dari kampung di Kecamatan Cepu, naik kereta turun di Stasiun Jatinegara," katanya saat diwawancarai Warta Kota, 13 Mei 2014, di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat , tempat ia mengasingkan diri.