Breaking News:

Pilpres 2019

Ungkit soal Protes Megawati-Prabowo di Pilpres 2009, Andi Arief: SBY-Boediono Tenang

Andi Arief beberkan tudingan Megawati-Prabowo pada pilpres 2009 yang pernah menyebut SBY-Boediono curang.

Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Astini Mega Sari
ALIF ICHWAN/ Kompas.com
Megawati dan Prabowo yang berpasangan pada pilpres 2019,Jumat (15/5/2009) 

TRIBUNWOW.COM - Mantan kader Partai Demokrat Andi Arief membeberkan kasus dalam pemilihan presiden (pilpres) tahun 2009.

Hal itu diungkapkan Andi Arief melalui Twitter miliknya, @Andiarief_, Jumat (19/4/2019).

Andi Arief mengatakan bahwa capres nomor urut 02, Prabowo Subianto juga pernah memprotes soal kecurangan pada pilpres di tahun 2009.

Saat itu Prabowo menjadi cawapres dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Mereka melawan calon presiden petahana yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kala itu berdampingan dengan Boediono.

Tanggapi Kondisi Pasca-Pilpres, Mahfud MD: Tenang-tenang Saja, yang Ribut Kan Hanya Kalangan Atas

Andi Arief menyebutkan pada hasil pilpres saat itu, Megawati-Prabowo juga menuding ada kecurangan dari kubu SBY-Boediono.

Bahkan, tudingan itu diberikan kubu Megawati-Prabowo dengan mengatakan ada kecurangan di 25 provinsi.

Dalam kicauannya, Andi Arief juga menautkan akun politisi PDIP, Budiman Sudjatmiko karena sebelumnya mereka terlibat perdebatan di Twitter.

"Klaim dan tuduhan curang itu biasa dalam setiap pemilu.

Ada mekanisme penyelesaiannya. Tahun 2009 Megawati-Prabowo juga protes pada quick count yang menyatakan SBY-Boediono menang.

Bahkan menuduh kecurangan di 25 propinsi gitu @budimandjatmiko," tulis Andi Arief.

Andi Arief: Menurut Saya secara Prosedural Jokowi akan Jadi Pemenang Pilpres

Postingan Andi Arief
Postingan Andi Arief, Jumat (19/4/2019) (Capture/Twitter)

Setelahnya, Andi Arief menuliskan perbedaan protes kecurangan pemilu 2009 dan 2019.

Menurut Andi Arief, pada tahun 2009, paslon SBY-Boediono tampak tenang menanggapi tudingan dari Megawati-Prabowo.

Para institusi keamanan pun juga tenang menanggapi tudingan mereka saat itu.

Tak Hadiri Acara Syukuran Bersama Prabowo, Sandiaga Uno: Masih Harus Istirahat

"Apa beda protes kecurangan pemilu 2009 dan Pemilu sekarang?

SBY-Boediono tenang. Pendukungnya tenang. TNI dan Polri tidak menampakkan ketakutan pada protes kecurangan.

Karena memang gak melakukan kecurangan," tulis Andi lagi.

Postingan Andi Arief
Postingan Andi Arief, Jumat (19/4/2019) (Capture/Twitter)

Tak Hadiri Acara Syukuran Bersama Prabowo, Sandiaga Uno: Masih Harus Istirahat

Kicauan Andi Arief itu bermula ketika Budiman Sudjatmiko berkomentar soal Prabowo yang telah mendeklarasikan kemenangan di Pilpres 2019 padahal hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum belum keluar.

Sementara hasil quick count memenangkan Jokowi-Ma'ruf.

Menurut Budiman Sudjatmiko, pendeklarasian diri sebagai presiden adalah bentuk kudeta.

"Mendeklarasikan diri secara sepihak sbg presiden di sebuah negara (dan mengerahkan massa yg menganggapnya sbg presiden mereka) adalah kudeta," tulis Budiman.

Postingan Budiman Sudjatmiko
Postingan Budiman Sudjatmiko (capture/Twitter)

Deklarasi Kemenangan Prabowo

Diketahui, sebelumnya calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mendeklarasikan diri sebagai pemenang Pilpres 2019.

Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam konferensi pers yang tayang live di KompasTV, Rabu (17/4/2019) malam.

Prabowo menyebutkan, bahwa pihaknya sudah memperoleh hasil real count yang terhitung sekitar 40 persen, atau lebih dari 320 ribu TPS.

Berdasarkan hasil real count tersebut, Prabowo menyatakan bahwa dirinya sudah menang, dan hasil tersebut tidak akan berubah banyak hingga penghitungan selesai.

Psikolog Ungkap Beda Ekspresi Jokowi Vs Prabowo saat Deklarasi Kemenangan, Siapa Lebih Percaya Diri?

"Ini adalah hasil real count dalam posisi lebih dari 320 ribu TPS. Berarti sekitar 40 persen dan saya sudah diyakinkan oleh ahli-ahli statistik bahwa ini tidak akan berubah banyak. Bisa naik 1 persen, bisa juga turun 1 persen," kata Prabowo.

"Detik ini, hari ini, kita berada 62 persen," tegas dia yang mendapat sambutan meriah dari pendukung.

Meski demikian, Prabowo meminta seluruh pihak untuk tetap menjaga kotak suara agar tak terjadi kecurangan-kecurangan dalam Pilpres ini.

"Saya tetap minta semua relawan Prabowo-Sandi, semua anggota partai koalisi Indonesia Adil Makmur, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat, Partai Berkarya, Partai Gerindra, seluruh kader, dan yang utama, emak-emak seluruh Indonesia, tolong jaga kotak suara," ujar Prabowo.

"Kalau tadi pagi kita jaga TPS, sekarang kita jaga kotak suara. Kalau di kecamatan-kecamatan, ditambah jaga C1."

Debat dengan Lukman Edy, Andre Rosiade Bandingkan Quick Count dan Hasil Survei: Wajar Kita Protes

Prabowo juga meminta agar seluruh pendukung Prabowo-Sandi untuk benar-benar menjaga ketertiban, kedamaian, dan jangan terpancing provokasi.

"Koalisi Indonesia Adil Makmur, Prabowo-Sandi dan semua relawannya tidak ingin Indonesia terpecah belah," papar dia.

"Kita justru ingin mempersatukan. Saya tegas di sini, mengimbau jangan terpancing. Tidak usah kita menggunakan cara-cara hukum, karena kita sudah menang!," tegas Prabowo kemudian.

(TribunWow.com/Tiffany Marantika)

WOW TODAY:

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Pilpres 2019Prabowo SubiantoMegawati SoekarnoputriSusilo Bambang Yudhoyono (SBY)Boediono
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved