Viral Medsos
Antara Fakta dan Hoaks Kasus Pengeroyokan Siswi SMP, #AudreyJugaBersalah Muncul di Trending Twitter
Setelah adanya #JusticeForAudrey, kini tagar dilayangkan #audreyjugabersalah. Berikut kronologinya.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Rekarinta Vintoko
"Kami membantah tuduhan dari para netizen yang mengatakan kami menganiaya korban pada bagian intim, membenturkan kepada korban ke aspal dan menyiramkan air, itu semua tidak benar," ujar satu dari mereka.
Mereka juga menuturkan tidak melakukan penculikan apalagi melakukan penipuan memancing korban untuk bertemu.
"Korban sendiri yang minta dijemput, lagipula saat itu bukan dua belas orang yang menganiaya sekaligus, tapi kami satu lawan satu, dan perlu diketahui tidak semua yang ada disitu memukul, beberapa dari mereka hanya melihat saja," cerita terduga pelaku.
"Kami adalah teman sejak Sekolah Dasar, oleh sebab itulah kami berbeda-beda sekolah, jadi kami bukan geng," ucap salah satu di antara mereka.
• Kronologi Lengkap Kasus Pengeroyokan Audrey, Pengakuan Para Pelaku, hingga Hasil Visum Rumah Sakit
Seorang yang menjadi tersangka pemukulan mengaku bersalah dan meminta maaf.
Namun dirinya juga mengaku menjadi korban atas pemberitaan yang berlebihan di media sosial.
"Saya satu di antara terduga pelaku 2 orang ini. Saya meminta maaf kepada korban dan keluarga korban. Dan kalian semua harus tahu di sini saya juga korban karena saya sekarang sudah dibully, dihina, dicaci, dimaki dan diteror padahal kejadian tidak seperti itu," ujarnya.
Mendikbud Sebut Kasus Tak Seheboh yang Viral
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Effendy mengutarakan kasus viral yang menimpa Audrey tak seperti yang beredar di media.
Diberitakan TribunPontianak, Kamis (11/4/2019), Muhadjir mendatangi Mapolres Kota Pontianak, untuk berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait kasus pengeroyokan yang terjadi dua minggu lalu tepatnya, Jumat (29/3/2019).
Saat di Mapolres, Muhadjir mengatakan kasus yang penganiayaan yang terjadi kenyataannya tidak seperti viral di media sosial.
Dirinya mengatakan demikian seusai mendapatkan penjelasan dari Kapolresta Pontianak.
Menurutnya, isu yang beredar di media sosial, korban dikeroyok 12 pelaku dan sempat dirusak organ vitalnya.
Namun hal itu tidak terbukti berdasarkan hasil visum oleh pihak rumah sakit.
Ia memberikan imbauan kepada para orangtua dan guru untuk memantau kelompok anak remaja.