Breaking News:

Terkini Daerah

Update Kasus Mayat Tanpa Kepala di Dalam Koper: Polisi Dalami soal Orientasi Seksual Korban

Hasil pemeriksaan sejumlah saksi, ditemukan fakta baru bahwa korban dan memiliki orientasi seksual yang berbeda dari lelaki pada umumnya.

Penulis: Laila Zakiyya Khairunnisa
Editor: Claudia Noventa
Surya
(Foto kiri) detik-detik penemuan koper berisi potongan mayat yang diduga mayat guru honorer asal Kediri. Foto kanan : Korban semasa hidup 

TRIBUNWOW.COM - Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombespol Frans Barung Mangera menyampaikan perkembangan terbaru terkait temuan pihak kepolisian dalam kasus mayat tanpa kepala di dalam koper pada Jumat (5/4/2019).

Diketahui korban yang bernama Budi Hartanto (28), ditemukan di dalam koper di pinggir aliran sungai bawah jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Pihak kepolisian Polda Jawa Timur mengungkapkan bahwa dari keterangan sejumlah saksi yang telah dimintai keterangan, para saksi menyebut korban memiliki kecenderungan orientasi seksual yang berbeda dari lelaki normal pada umumnya.

"Nah inilah yang akan tim penyidik dalami berkaitan dengan orientasi seksual yang berbeda," ucap Frans Barung saat ditemui di ruang Humas Polda Jatim pada Jumat (5/4/2019), seperti dikutip TribunWow.com dari Tribun Jatim, Sabtu (6/4/2019).

Diduga Mabuk setelah Tenggak Miras, Oknum Tentara Cekcok hingga Aniaya Kakak Ipar sampai Tewas

Foto kenangan almarhum Budi Hartanto. Motif Mutilasi Guru Honorer SD Asal Kediri yang Jasadnya Dimasukan Koper dan Dibuang di Blitar
Foto kenangan almarhum Budi Hartanto. Motif Mutilasi Guru Honorer SD Asal Kediri yang Jasadnya Dimasukan Koper dan Dibuang di Blitar (Didik Mashudi/Repro)

Meski tak menerangkan lebih lanjut terkait 'orientasi seksual yang berbeda' dari korban, namun dapat disimpulkan bahwa pihak kepolisian menduga korban memiliki orientasi seksual terhadap sesama jenis kelamin.

"Ada kecenderungan ke arah situ sih," ungkapnya.

Awalnya motif pembunuhan yang dilakukan terhadap Budi diduga lantaran permasalahan ekonomi, dendam pribadi ataupun asmara.

Namun usai melakukan sejumlah proses penyelidikan, pihak kepolisian mengungkapkan bahwa korban diduga kuat menjadi korban pembunuhan atas dasar asmara.

"Namun, belakangan menguat motifnya adalah asmara, motif perampokan tidak terbukti," tutur Frans Barung, dikutip dari Kompas.com, Jumat (5/4/2019).

Dalami Motif Temuan Mayat Tanpa Kepala Dalam Koper, Polisi Sebut Kisah Asmara Korban Berbeda

Motif tersebut diungkapkan oleh pihak kepolisian lantaran dugaan terkait motif ekonomi serta dendam pribadi tak dapat dibuktikan.

"Jadi kami hilangkan motif perampokan atau ekonomi, kami masuk pada motif asmara," jelasnya, seperti dilansir oleh Tribun Jatim.

(Foto kiri) detik-detik penemuan koper berisi potongan mayat yang diduga mayat guru honorer asal Kediri. Foto kanan : Korban semasa hidup
(Foto kiri) detik-detik penemuan koper berisi potongan mayat yang diduga mayat guru honorer asal Kediri. Foto kanan : Korban semasa hidup (Surya)

Polisi Periksa 14 Saksi, Termasuk ASN

Pihak kepolisian baru saja memeriksa dua orang saksi baru terkait kasus tersebut, sehingga total saksi yang dimintai keterangan berjumlah 14 orang.

"Dia kami periksa kemarin (kamis), sampai malam, kami sudah pulangkan saksi itu," ujarnya.

Satu di antara saksi yang dimintai keterangan adalah seorang oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kabupaten Nganjuk.

"Dia kami periksa dan kami uji alibinya," kata Frans Barung.

Soal Temuan Mayat Tanpa Kepala dalam Koper, Polisi Duga Korban Sempat Melawan sebelum Dibunuh

Namun setelah menjalani beberapa jam proses pemeriksaan terhadap oknum ASN tersebut, ternyata keterangan yang dilontarkan ASN konsisten dan sesuai dengan keterangannya sejak awal.

"Saat kami uji alibinya, ternyata tidak ada hubungannya. Meskipun saksi mengaku pernah komunikasi dengan korban," tukasnya.

Dari alibi yang dilontarkan pihak ASN tersebut, tidak ditemukan adanya keterkaitan antara oknum ASN tersebut dengan tewasnya guru honorer itu.

"Ini benar, pada hari dan jam saat kematian korban, saksi tidak ada sangkutpautnya," tandasnya.

Kronologi Penemuan Jasad

Mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh warga bernama Imam, dikutip dari SuryaMalang.com, Rabu (4/4/2019).

Disebutkan saat itu Imam sedang mencari rumput di pinggir sungai, dan menyadari ada koper tergeletak.

Jarak aliran sungai dengan tanggul sekitar 10 meter.

"Saya dapat laporan dari warga kalau ada penemuan mayat dalam koper di pinggir sungai bawah jembatan. Saya cek ke lokasi benar, lalu saya lapor ke polisi," ujar Kepala Desa Karanggondang, Edy Sucipto, Rabu (3/4/2019).

Mayat Tanpa Kepala Dalam Koper Ditemukan di Blitar, Ini Dugaan Motif Pembunuhannya

Diceritakan oleh Edy, saat ia datang hanya ada empat orang, namun seluruhnya tak ada yang berani membuka koper.

Namun mereka yakin terdapat mayat dalam koper tersebut lantaran saat ditemukan terlihat kaki menyembul keluar koper.

"Ada bagian kaki yang terlihat dari luar. Kami tidak berani membuka sebelum polisi datang," ujar Edy.

Kolase penemuan mayat dalam koper di Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar
Kolase penemuan mayat dalam koper di Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar (Tribun Jatim)

Begini Kondisi Mayat Guru Budi di Dalam Koper Pertama Kali Dilihat, Tanpa Kepala dan Kaki Menyembul

Seusai polisi mendatangi TKP, kondisi mayat laki-laki itu dalam keadaan telanjang di dalam koper.

"Polisi sempat membuka koper, kondisi mayatnya telanjang, jenis kelaminnya laki-laki," katanya.

Edy mengatakan saat ditemukan, posisi mayat dalam keadaan meringkuk ke kiri.

"Hanya ada koper di lokasi, tidak ada barang lainnya. Kalau melihat kondisinya, tubuhnya kecil," ujar Edy.

8 Fakta Penemuan Mayat Tanpa Kepala dalam Koper, Pesan Terakhir Korban hingga Kesaksian Petugas RS

Selain itu, mayat malang itu juga ditemukan tanpa kepala.

"Posisi tubuhnya meringkuk, tapi saya tidak melihat kepalanya," katanya.

Dia juga sempat melihat siku lengan kanan mayat itu terluka.

Menurutnya, luka di siku lengan kanan mayat itu mirip seperti terkena bacokan.

"Lukanya menganga seperti bekas sayatan," ujarnya.

Saat di lokasi penemuan, beberapa warga juga mengaku tidak melihat kepala pada mayat di dalam koper itu.

Berdalih Jalankan Ritual, Dukun Cabul di Jember Minta Siswi Buka Baju, Perkosa hingga Korban Hamil

Percakapan Terakhir dengan Keluarga

Dikutip TribunWow.com dari Surya.co.id, korban diketahui berkomunikasi terakhir kali dengan keluarga pada Selasa (2/4/2019) malam.

Saat itu korban berpamitan pada sang ibu untuk keluar rumah.

Korban meminta izin pada sang ibu untuk pergi ke warung yang dikelolanya di kawasan GOR Jayabaya.

Selain itu, korban juga menyebutkan bahwa dirinya sedang mempersiapkan sebuah acara di Gedung Nasional Indonesia (GNI) kota Kediri.

Saat berpamitan pada sang ibu, korban diketahui membawa uang yang cukup banyak.

"Berapa uang yang dibawa? Ibunya tidak tahu, namun disebutnya banyak," jelas Nasuha, Paman korban, Kamis (4/4/2019).

Oknum Pembina Pramuka Nekat Cabuli Belasan Siswa SMP di Banyumas, Ini Modus dan Motifnya

Tak hanya membawa uang yang cukup banyak, Nasuha juga mengungkapkan korban membawa sebuah laptop.

Menurut Nasuha, korban tidak biasanya membawa laptop saat sedang pergi.

Selain itu, korban juga diketahui pergi menggunakan sepeda motor.

Menurut keterangan dari Nasuha, korban biasanya menggunakan mobil saat bepergian membawa barang berharga.

"Tidak biasanya korban bawa laptop, namun saat keluar naik motor, mobilnya ditinggal," tambah Nasuha.

Lihat video selengkapnya di sini:

(TribunWow.com/Laila Zakiyya)

TONTON JUGA:

Tags:
Kasus PembunuhanBlitarJawa Timur
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved