Breaking News:

Terkini Internasional

Operator KA Belanda Dikritik karena Tampilkan Replika Pakaian Korban Kecelakaan Kereta

Operator KA Belanda, ProRail, pertahankan keputusan kontroversialnya dalam tampilkan replika pakaian rusak atau robek korban tewas kecelakaan kereta

Editor: Ekarista Rahmawati Putri
PRORAIL
Ada belasan replika pakaian rusak atau robek yang pernah dikenakan korban tewas atau terluka dalam kecelakaan kereta api ditampilkan secara online sebagai kampanye keselamatan bagi pengguna kereta api. 

TRIBUNWOW.COM - Operator infrastruktur kereta api Belanda, ProRail, mempertahankan keputusan kontroversialnya dalam menampilkan replika pakaian rusak atau robek yang dikenakan oleh korban tewas dan terluka akibat kecelakaan kereta api.

Ada belasan replika pakaian rusak atau robek yang pernah dikenakan korban tewas atau terluka dalam kecelakaan kereta api ditampilkan secara online sebagai kampanye keselamatan bagi pengguna kereta api.

Tetapi kampanye berjudul 'Victim Fashion' ini melahirkan gelombang kritikan di masyarakat, karena dianggap terlalu mengerikan dan membuat korban luka kesulitan menyembuhkan trauma.

Daftar 15 Negara dengan Militer Terlemah di Dunia, dari Somalia hingga Suriname

Atas kritikan seperti itu, pihak ProRail mengatakan kepada BBC bahwa langkah seperti itu "diperlukan" di tengah meningkatnya korban tewas atau terluka akibat kecelakaan kereta api.

Mereka menyebut jumlah korban di dan sekitar rel kereta api di Belanda hampir naik tiga kali lipat sejak 2016, dengan 17 korban meninggal yang tercatat pada tahun lalu.

Kampanye itu menampilkan jaket, kemeja, gaun, dan item pakaian lainnya yang robek atau rusak. Mereka mempromosikannya dengan menyertakan slogan
Kampanye itu menampilkan jaket, kemeja, gaun, dan item pakaian lainnya yang robek atau rusak. Mereka mempromosikannya dengan menyertakan slogan "Victim fashion, dibuat secara tidak sengaja". (PRORAIL)

Seperti apa kampanye 'pakaian korban' kecelakaan kereta api?

Kampanye itu menampilkan jaket, kemeja, gaun, dan item pakaian lainnya yang robek atau rusak. Mereka mempromosikannya dengan menyertakan slogan "Victim fashion, dibuat secara tidak sengaja".

Foto-foto item pakaian yang rusak itu, yang ditampilkan di situs ProRail, diberi keterangan tertuli tentang apa yang terjadi pada orang yang mengenakannya.

Misalnya, ada keterangan foto yang menyebutkan bahwa pakaian robek itu milik seorang remaja berusia 14 tahun yang terluka tertabrak kereta api setelah berusaha mengambil telepon selulernya di rel kereta. Kini dia masih terbaring koma.

Ada pula tampilan gaun berwarna oranye yang dikenakan gadis berusia 15 tahun. Dia terlindas kereta setelah mengikuti teman-temannya melintasi rel kereta, walaupun palang pintu kereta sudah ditutup. Dia tidak tahu kereta tengah melintas.

Sinopsis Film Komedi Mortdecai Dibintangi Johnny Depp, Tayang Hari Ini di Bioskop TRANS TV

Seperti apa kritik atas kampanye ini?

Salah-seorang pimpinan infrastruktur Belanda, Stientje van Veldhoven mengatakan kampanye itu "tidak perlu seekstrim itu", sementara Kepala operator kereta api Belanda NS Marjan Rintel mengatakan kampanye seperti itu penting, namun pendekatannya kurang tepat.

"Saya merasa terkejut, dan tidak senang, serta kengerian yang kami tujukan kepada pihak manajemen ProRail," katanya.

Juru bicara ProRail, Jaap Eikelboom mengatakan
Juru bicara ProRail, Jaap Eikelboom mengatakan "kampanye konfrontatif" itu terus berjalan. (PRORAIL)

Sementara seorang pengguna kereta api menulis di media sosial bahwa kampanye seperti itu akan membawa kembali kenangan buruk atas kejadian kecelakaan.

" Saya menghabiskan enam bulan terakhir untuk menemui seorang psikolog setelah tabrakan. Saya mengira sudah bisa mengatasinya... Ini kesalahan besar," tulisnya.

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Tags:
Kecelakaan Kereta ApiBelandaKereta Api
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved