Pilpres 2019
Lihat Perbedaan Massa Pendukung Kampanye Jokowi di Batam Vs Prabowo di Ciamis
Capres Joko Widodo (Jokowi) dan Capres Prabowo Subianto menggelar kampanye pada hari yang sama, Sabtu (6/4/2019).
Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Rekarinta Vintoko
Prabowo: Saya Ikut Menyarankan Presiden Soeharto Mengundurkan Diri
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto saat berkampanye di GOR Satrio, Purwokerto, Jawa Tengah, Senin (1/4/2019).
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa dirinya pernah menyarankan Soeharto mundur dari jabatan presiden pada era reformasi 1998-1999.
Saat itu memang tengah terjadi gejolak dan demonstrasi mahasiswa di mana-mana untuk mendesak Presiden Soeharto mundur karena dianggap sudah tak mampu lagi memimpin setelah 32 tahun berkuasa.
"Waktu itu saya ikut menyarankan agar Presiden Soeharto mengundurkan diri," ujar Prabowo saat berpidato di acara silaturahim Gerakan Elaborasi Rektor, Akademisi Alumni, dan Aktivis Kampus Indonesia di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Jumat (5/4/2019) malam.
"Bukan karena saya tidak loyal pada Pak Harto. Justru karena saya loyal pada Pak Soeharto, justru karena saya cinta sama Pak Harto," ucapnya.
Awalnya Prabowo menuturkan bahwa saat ini Indonesia tengah mengalami persoalan, yakni mengalirnya kekayaan nasional ke luar negeri yang terjadi selama puluhan tahun sejak zaman Presiden Soeharto.
Artinya kekayaan sumber daya alam bangsa Indonesia tidak dapat dinikmati oleh masyarakatnya sendiri secara merata.
Hal itu, menurut Prabowo, terjadi karena para elite gagal dalam mengelola negara, termasuk dirinya yang juga menjadi bagian dari elite.
"Kita harus akui bahwa ini kegagalan kita semua. Saya ikut karena saya bagian dari suatu rezim yang berkuasa. Saya dulu jenderal. Saya elite tentara," kata Prabowo.
Ketika itu Prabowo dihadapkan pada dua pilihan, membela keluarga atau setia pada bangsa dan negara.
Akhirnya Prabowo memilih untuk mengoreksi kepemimpinan Presiden Soeharto yang merupakan mertuanya sendiri.