Breaking News:

Pemilu 2019

Debat Panas soal Penghitungan Hasil Akhir Suara Pemilu, KPU Nilai Ferdinand Belum Sepenuhnya Paham

Lihat Ferdinand Hutahaean terlibat debat panas dengan Komisioner Pemilihan Umum (KPU), Ilham Saputra.

Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Rekarinta Vintoko
Capture YouTube Apa Kabar Indonesia Malam di tvOne
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean terlibat debat panas dengan Komisioner Pemilihan Umum (KPU), Ilham Saputra. 

TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean terlibat debat panas dengan Komisioner Pemilihan Umum (KPU), Ilham Saputra.

Perdebatan itu terjadi saat membahas soal penghitungan hasil akhir suara pemilu oleh KPU.

Hal itu tampak saat Ferdinand dan Ilham menjadi narasumber acara Apa Kabar Indonesia di tvOne, Jumat (5/4/2019).

Mulanya, Ilham mengatakan pihaknya telah melakukan sejumlah antisipasi supaya server KPU tidak diretas sampai penghitungan suara selesai dilakukan.

Ia mengatakan bahwa pihaknya juga akan melakukan penambahan server untuk memaksimalkan kinerja dalam menyelenggarakan pemilu.

"Kita buat semaksimal mungkin, server kita tambah agar server ini bisa bekerja dengan maksimal," kata Ilham.

"Jadi enggak ada itu server di Singapura, server kita di sini-sini saja kok, di Indonesia gitu kan," sambungnya.

Ilham menegaskan bahwa pada proses penyelenggaraan pemilu, pihaknya tetap selalu transparan dan waspada.

Menanggapi pernyataan itu, Ferdinand mengaku bahwa pihaknya percaya dengan sistem yang digunakan oleh KPU.

Tertawa saat Ditanya soal Video Server KPU Disetting, Ferdinand Hutahaean Beri Penjelasan

Lalu Ferdinand menjelaskan alasan pihaknya sering meminta untuk melakukan audit terhadap sistem informasi teknologi (IT) di KPU.

"Nah sejauh mana KPU bisa membentengi ini, ada perubahan-perubahan nanti, nah di situlah sebetulnya kenapa sering dari BPN itu selalu meminta supaya nanti sebelum pengumuman hasil suara akhir itu disampaikan, dilakukan dulu audit terhadap sistem IT di KPU ini," papar Ferdinand.

"Apakah ada pergerakan-pergerakan yang tidak normal? Apakah ada loncatan-loncatan yang tidak normal? Ini yang sebetulnya kita inginkan, ketika sebelum dilakukan pengumuman akhir suara pilpres nanti, dilakukan audit, dilakukan forensik dulu," tambahnya.

Kemudian Ferdinand menjelaskan terkait proses audit dilakukan sebelum pengumuman suara.

"Audit itu sebelum pengumuman suara, hasil," jelas Ferdinand.

Menanggapi itu, Ilham menilai pemaparan Ferdinand keliru.

"Audit itu sebelum sistem bekerja bang, bukan sebelum pengumuman" jelas Ilham.

Tampak Ferdinand kembali ingin menjelaskan pernyataannya.

"Termasuk sebelum suara hasil final itu diumumkan, karena kita ingin mengetahui seperti tadi jangan-jangan gemboknya ini tidak pernah tergembok terus ada orang yang masuk menerobos," tegas Ferdinand.

Ilham menegaskan bahwa yang dijelaskan oleh Ferdinand tidak dapat dikatakan sebagai audit.

Akun Ferdinand Hutahaean Diretas, Jubir TKN Razman Nasution: Jangan Langsung Menuduh Kami

Lantas, Ilham mengungkapkan, bahwa sistem yang digunakan KPU telah memiliki password yang hanya dimiliki oleh orang-orang khusus saja.

Ia juga menegaskan bahwa partai politik tidak dilibatkan saat proses penghitungan suara.

"Partai politik enggak bisa dilibatkan," kata Ilham.

Terkait itu, Ferdinand kembali menyatakan maksudnya yakni sebelum hasil akhir suara diumumkan, ia meminta KPU untuk meneliti terlebih dahulu.

"Sebelum diumumkan hasil akhir final, maka ini kita periksa dulu semua, mau namanya forensik kek, apa kek, itu diteliti dulu," timpal Ferdinand.

Atas pernyataan itu, Ilham menilai bahwa Ferdinand masih kurang memahami terkait penghitungan akhir suara oleh KPU.

"Ini yang kurang dipahami, sekali lagi proses dijelaskan, Situng (Sistem Informasi Penghitungan Suara) ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan hasil resmi," ujar Ilham.

Belum selesai memaparkan penjelasannya, Ferdinand tampak ingin menyela pembicaraan Ilham.

Saat itu, tampak keduanya saling melontarkan argumen masing-masing.

Lantas Ilham menjelaskan terkait aplikasi Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) yang digunakan adalah bentuk transparansi KPU kepada masyarakat.

"Sekali lagi, Situng ini kami gunakan sebagai bagian dari transparansi KPU kepada masyarakat sebagai institusi penyelenggara pemilu," jelas Ilham.

"Kedua, bahan informasi kepada masyarakat terhadap hasil pemilu itu sendiri. Kita sudah lakukan itu," tambahnya.

Tolak Rabu Putih Jokowi, Ferdinand Hutahaean: Gerakan Ini Sudah Lama Jadi Trend Pendukung Prabowo

Ilham mengatakan bahwa penghitungan hasil akhir dikatakan resmi dengan penghitungan data manual.

"Jadi data itu semua enggak dijadikan data resmi, data resmi itu data manual," tegasnya.

"Justru itu, ketika data yang diinput dalam Situng ini ternyata berbeda dengan hasil manual pada finalnya, apa yang terjadi?" timpal Ferdinand.

Kembali lagi, Ilham menilai Ferdinand belum memahami pengitungan suara melalui aplikasi Situng.

"Sebenarnya Pak Ferdinand belum paham betul gitu ya," kata Ilham.

"Jadi Situng itu, formulir C1-nya kita scan, ada image, kemudian kita entry data berdasarkan hasil C1 tadi, manual."

"Kita entry baru kita scan, masuk ke dalam Situng tersebut."

"Orang bisa lihat semua."

"Jadi selama ini tidak ada maslaah dengan itu, gitu lho," tandasnya.

SImak dari menit 22.00

(TribunWow.com/Atri)

TONTON JUGA:

Tags:
Komisi Pemilihan Umum (KPU)Ferdinand HutahaeanPemilu 2019
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved