Terkini Internasional
Pekan Ini, Korea Selatan dan Amerika Serikat Luncurkan Jaringan 5G Pertama di Dunia
Pekan ini Korea Selatan dan Amerika Serikat meluncurkan layanan komersial 5G pertama di dunia.
Editor: Rekarinta Vintoko
"Ini seperti ketika tak ada seorang pun yang bisa meramalkan bahwa keberadaan ponsel dengan pembayaran dan lokasi akan memunculkan Uber," katanya.
• Perceraian Bos Amazon Cetak Rekor Baru di Nilai Kesepakatan yang Capai Rp495 Miliar
Di mana saja jaringan itu tersedia?
Teknologi ini tengah diuji coba di seluruh dunia, namun aplikasi komersialnya baru saja tersedia.
Tiga operator seluler Korea Selatan meluncurkan layanan 5G pekan ini, sementara perusahaan telekomunikasi AS Verizon juga meluncurkan layanan 5G di beberapa kota pada pekan ini.
DJ Koh, presiden IT & komunikasi seluler Samsung Electronics mengatakan telah memulai "era baru di mana kecepatan dan konektivitas 5G yang luar biasa menjadi kenyataan".
Analis telekomunikasi Frost & Sullivan, Quah Mei Lee, mengatakan Korea Selatan dan Jepang telah menjadi pemimpin dalam pengembangan 5G. Ia mengatakan Korea Selatan selalu kuat dalam aplikasi konsumen tetapi ada "yang lebih bisa dilakukannya" di 5G.
"Kami akan melihat lebih banyak aplikasi muncul di pasaran selama tiga hingga enam bulan ke depan."
Bagaimana dengan masalah keamanan?
Sebagian besar pembahasan tentang infrastruktur 5G berpusat pada risiko keamanan yang mungkin terjadi, yaitu partisipasi Huawei dari Cina.
Huawei, produsen peralatan telekomunikasi terbesar di dunia, menghadapi perlawanan dari pemerintah asing atas risiko bahwa teknologinya dapat digunakan untuk spionase.
Negara-negara seperti AS, Australia, dan Selandia Baru melarang perusahaan-perusahaan setempat menggunakan perangkat Huawei di jaringan 5G.
Pada prinsipnya, mengendalikan teknologi yang berada di jantung jaringan komunikasi vital memberi operator seperti Huawei kemampuan untuk melakukan spionase atau mengganggu komunikasi.
Ini menjadi masalah yang lebih besar karena makin banyak hal - mulai dari kendaraan otonom hingga peralatan rumah tangga - yang terhubung ke internet.
AS berpendapat bahwa Huawei dapat menggunakan pembaruan perangkat lunak berbahaya untuk memata-matai mereka yang menggunakan 5G, merujuk pada undang-undang Cina yang menyebutkan organisasi-organisasi harus "mendukung, bekerja sama dan berkolaborasi dalam pekerjaan intelijen nasional".
Selain itu, Batra dari IDC mengatakan perbedaan mendasar antara jaringan 4G dan 5G adalah kemampuan untuk pengendali jarak jauh yang menimbulkan "potensi masalah keamanan".