Pilpres 2019
Pilpres Disebut Pertarungan Ideologi, Mahfud MD: Tidak Perlu Dibesar-besarkan
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD memberikan tanggapan terkait ada pernyataan bahwa Pilpres 2019 adalah pertarungan ideologi.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Mahfud MD memberikan tanggapan terkait adanya pernyataan bahwa Pilpres 2019 adalah pertarungan ideologi.
Pernyataan tersebut dilontarkan oleh purnawirawan Hendropriyono yang menyebut ada pertarungan antara ideologi Pancasila dan khilafah di Pilpres 2019.
Diberitakan TribunWow.com, tanggapan Mahfud MD itu diberikan saat ia menjadi narasumber di Dialog Kabar Petang tvOne, Jumat (29/3/2019).
"Ada statement yang justru mengatakan ini pertarungan ideologi. Apakah ini bisa dikatakan sebagai sebuah bentuk untuk menakut-nakuti masyarakat dengan mengatakan ada pertarungan ideologi di sini?" tanya sang pembawa acara.
• Mahfud MD Tanggapi Pernyataan Hendropriyono yang Dianggap Menyinggung Pendukung Prabowo
Mahfud MD menilai, hal tersebut disampaikan bukan untuk menakuti masyarakat.
"Saya kira bukan untuk menakut-nakuti masyarakat. Menurut saya untuk menarik pemilih atau pengelompokan politik dalam arti pilihan aja elektoral," jawab Mahfud MD.
"Bahwa itu pertarungan ideologi, itu tidak juga. Tidak ada misalnya, bahwa kelompok Prabowo akan membawa ide khilafah. Itu saya kira tidak. Bahwa ada orang-orang yang dulunya pernah mengusung ide khilafah, banyak yang mendukung Prabowo, itu sudah pasti. Tapi tidak berarti bahwa Prabowo lalu pendukung dan pembawa ide khilafah," kata Mahfud MD.
"Sama halnya juga dengan Pak Jokowi kan. Ada pengikut-pengikutnya yang dituding dulu itu keturunan PKI dan sebagainya. Itu kan tidak bisa dibantah sebagai fakta bahwa ada pendukung-pendukung seperti itu. Tapi Pak Jokowi pasti bukan berpaham komunis yang dibawa dalam program-program Pilpresnya yang dipertarungkan secara politik," sambung dia.
Mahfud lantas menyebutkan, hal semacam itu harusnya tidak perlu dibesar-besarkan.
"Saya kira itu biasa saja, tidak perlu dibesar-besarkan," ucap Mahfud MD.
Karena, menurut Mahfud MD, isu-isu semacam itu akan selalu bermunculan di setiap kontestasi politik
"Jangankan pada tingkat pilpres, di tingkat pilkada saja begitu. Di tingkat pileg juga begitu. Selalu mencari celah untuk mengunggulkan diri dan mengisolasi kelompok lain yang bukan kelompok politiknya. Itu sudah biasa," kata Mahfud MD.
• Jawaban Mahfud MD saat Ditanya soal Hukum Karma hingga Pengacara Utak-atik Hukum agar Klien Menang
Meski demikian, Mahfud menegaskan bahwa hal semacam ini bukan merupakan strategi dari kedua capres.
"Karena itu bukan agenda Prabowo maupun agenda Jokowi. Itu taktis saja, taktis pendukung-pendukungnya," papar dia.
Namun, Mahfud menilai, tidak ada yang salah dari adanya isu tersebut.
"Saya kira tidak ada yang salah baik pada Prabowo maupun pada Jokowi. Maupun pada yang melempar isu. Itu biasa saja," kata Mahfud MD.
Mahfud MD menyebut bahwa adanya beberapa tokoh yang melontarkan pernyataan-pernyataan 'memantik' jelang pilpres merupakan sesuatu yang tak bisa dihindari.
"Tidak bisa dihindari. Jubir-jubir yang instan, yang spontan dari keduanya kan pasti tokoh-tokoh," ucapnya.
"Kalau orang biasa kan juga tidak banyak didengarkan. Di kelompok Pak Jokowi (Prabowo - red) misalnya, ada tokoh-tokoh seperti Fadli Zon, Amien Rais, Fahri Hamzah dan sebagainya itu tidak apa-apa juga," tandas Mahfud.
Simak videonya:
• Bahas Mahar untuk Dapat Jabatan, Mahfud MD Beri Contoh: Jumlahnya Bermiliar-miliar
Diketahui, pembahasan terkait isu Pancasila dan khilafah ini bermula dari pernyataan purnawirawan Hendropriyono yang menyebutkan bahwa Pilpres kali ini bukan hanya pertarungan dua kubu saja, melainkan ada pertarungan ideologi.
Video saat Hendropriyono menyatakan hal tersebut beredar luas di media sosial.
Satu yang turut mengunggah adalah purnawirawan Gatot Nurmantyo melalui Instagram, Jumat (29/3/2019).
"Pertempuran bukan sekedar pertempuran Prabowo dengan Jokowi," ujar Hendriyopono melalui video.
"Tapi pertempuran antara merah putih dengan bendera hitam, antara Pancasila dan khilafah, maka hari ini kita datang ke sini untuk menolak mereka."
"Bahkan menolak dari proses demokratisasi domain yang akan diselenggarakan pada tanggal 17 April 2019, jadi saya minta kepada seluruh bangsa, pada seluruh anak bangsa tolak gerombolan yang telah mengotori Pilpres 2019 nanti, kalau ini ditolak kami akan turun, dan tolak."
Hendriyono juga mengomentari soal adanya ide putihkan Tempat Pemungutan Suara (TPS).
"Aksi konsentrasi seperti di masjid, kemudian ada ide untuk membangun dapur umum, ada instruksi untuk memutihkan TPS, ini salah satu bentuk teroris, teror pada bangsa ini," ujar Hendropriyono. (TribunWow.com/Nanda)
Tonton juga: