Breaking News:

Terkini Daerah

Wahyu Jayadi Mengaku Bunuh Karyawati UNM karena Tersinggung, Suami Korban Sebut Motif Pelaku Janggal

Sukri Tenri Gau menyebut motif pembunuhan yang dilakukan Wahyu Jayadi terhadap Siti Zulaeha janggal.Suami korban itu duga pembunuhan sudah direncana

Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
(Ari Maryadi Tribun Gowa)
Suami Zulaeha, Sukri Tenri Gau memberikan keterangan usai diperiksa penyidik Satreskrim Polres Gowa. 

TRIBUNWOW.COM - Wahyu Jayadi (44) seorang dosen di Universitas Negeri Makassar (UNM) tega membunuh rekannya Siti Zulaeha Djafar (40), Kamis (21/3/2019), lantaran mengaku kesal dan tersinggung pada perlakuan korban.

Namun hal tersebut dibantah oleh suami korban, Sukri Tenri Gau, seusai menjalani pemeriksaan di Polres Gowa, Rabu (27/3/2019).

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Sukri mengaku ada kejanggalan dari motif yang dibeberkan oleh pelaku.

Sukri mengaku, tidak mungkin Wahyu Jayadi membunuh Siti Zulaeha yang tak lain adalah kerabat dekatnya sendiri, hanya karena emosi sesaat.

"Saya meyakini, hal-hal kecil yang bisa membuat tersangka membunuh istriku. Tidak mungkinlah hanya emosi sesaat yang membuat tersangka membunuh istri saya, pasti ada lah motif (lain) dibalik pembunuhan sadis ini,” bebernya.

Sukri bahkan mengaku bahwa Wahyu Jayadi secara sengaja merencanakan pembunuhan terhadap korban.

Ia juga turut menjelaskan bahwa pembunuhan yang dialami oleh istrinya tidak akan bisa dilakukan tanpa perencanaan terlebih dahulu.

“Polisi mengungkapkan bahwa motif pembunuhan karena emosi sesaat, itu baru asumsi dari tersangka," kata Sukri.

"Jelas saya yakin ada motif lain dibalik pembunuhan istri saya. Pembunuhan seperti ini, tidak mungkin lah bisa terjadi tanpa perencanaan yang matang,” lanjut Sukri.

Puluhan WNI yang Ditemukan di Antara Ribuan Petempur Asing ISIS Mengaku Ingin Kembali ke Indonesia

Suami Zulaeha, Sukri Tenri Gau memberikan keterangan usai diperiksa penyidik Satreskrim Polres Gowa.
Suami Zulaeha, Sukri Tenri Gau memberikan keterangan usai diperiksa penyidik Satreskrim Polres Gowa. ((Ari Maryadi Tribun Gowa))

Dalam keterangannya, Sukri juga mengungkapkan bahwa Wahyu Jayadi adalah orang yang pertama kali memberinya kabar soal kematian Siti Zulaeha.

Ia yang saat itu masih berada di Kabupaten Barru untuk bekerja langsung pulang menuju Kota Makassar.

Sukri mengaku tidak akan melupakan aksi pembunuhan sadis yang dilakukan oleh Wahyu Jayadi.

“Saya dan anak-anak saya tidak akan saya lupakan seumur hidup. Seandainya bisa, ingin saya membalas, saya pasti akan membunuh juga tersangka. Tapi perbuatan itu tidak akan saya lakukan,” kata Sukri.

Mengenang sang istri, Sukri menjelaskan bahwa Siti Zulaeha adalah sosok yang baik dan mempunyai prinsip hidup yang kuat.

“Selama 14 tahun menikah, istri saya itu kukenal teguh pada pendiriannya. Termasuk siapa pun yang akan dia lawan jika tidak sesuai dengan prinsipnya itu," kata Sukri.

Hubungan keduanya juga baik-baik saja bahkan bisa dikatakan jarang terlibat pertengkaran besar yang cukup berarti.

"Selama ini, hubungan keluarga saya dengan istri harmonis dan tidak ada pertengkaran keras termasuk konflik. Dari segi materi, kami keluarga berkecukupan dan mampu mencukupi semua kebutuhan ketiga anak,” tutur Sukri.

Siti Zulaeha Tewas Dibunuh, Suami Ungkap Kedekatan Korban dengan Pelaku: Mereka Tidak Ada Batas

WJ (pakai masker) tertunduk saat dibawa ke klinik kejiwaan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar oleh penyidik Polres Gowa, Selasa (26/3/2019).
WJ (pakai masker) tertunduk saat dibawa ke klinik kejiwaan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar oleh penyidik Polres Gowa, Selasa (26/3/2019). ((KOMPAS.com /HIMAWAN ))

Hubungan Korban dan Pelaku

Dikutip TribunWow.com dari TribunTimur.com, Sukri menjelaskan bahwa korban kerap kali menceritakan soal Wahyu Jayadi kepadanya.

Sukri mengaku Siti Zulaeha kerap curhat soal Wahyu Jayadi terkait urusan pekerjaan yang dijalankan korban dan pelaku bersama-sama.

Berdasarkan keterangan dari Sukri, Wahyu Jayadi dan Siti Zulaeha tidak hanya sekadar teman kerja.

Mereka yang juga hidup bertetangga, sudah menjalani hubungan baik layaknya persaudaraan.

"Pelaku dengan almarhumah ini teman kantor, tetangga, ikatan persaudaraannya sangat kental," kata Sukri Rabu (27/3/2019).

Bahkan Sukri mengibaratkan bahwa apa yang sedang dimakan oleh keluarga korban, juga apa yang sedang dimakan oleh keluarga Wahyu Jayadi.

Dengan maksud lain, hal apa yang sedang dialami oleh korban juga turut dialami oleh pelaku.

"Kalau bisa dibilang apa yang saya makan di rumah, bisa dia (pelaku) makan di rumahnya juga, seperti saudara tidak ada batas," sambung Sukri.

Viral di IG Cara Unik Dokter Gendong Bayi Baru Lahir agar Tak Tangis, Orangtua sampai Menjerit

Wahyu Jayadi dengan Siti Zulaeha Djafar.
Wahyu Jayadi dengan Siti Zulaeha Djafar. (DOK PRIBADI)

Motif Pelaku Bunuh Korban

Kabid Humas Polda Sulsel, Dicky Sondani memberikan keterangan terkait pembunuhan Siti Zulaeha, Sabtu (23/3/2019) siang.

Wahyu atau pelaku telah diamankan saat melayat jasad korban di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, Jumat (22/3/2019) pukul 14.05 WITA.

Saat melakukan penyelidikan mendalam, pelaku mengakui perbuatannya, bahwa ia telah membunuh korban.

Pelaku menjelaskan bahwa dirinya mencekik korban pada bagian leher dengan menggunakan tangan kanannya.

“Dari interogasi dan pemeriksaan itu, akhirnya tersangka Wahyu mengakui telah membunuh korban," ujar Dicky dikutip dari TribunTimur.com

Pelaku berujar nekat membunuh korban lantaran kesal korban terlalu ikut campur urusan pribadinya.

"Tersangka merasa tidak terima dengan perlakuan korban yang selama ini sudah dianggap sebagai keluarga dan sudah terlalu jauh ikut campur terhadap masalah pekerjaan dan masalah pribadi,” kata Dicky.

Tak Hanya soal Ikut Campur, Hal Ini yang Menjadi Awal Wahyu Jayadi Emosi hingga Bunuh Karyawati UNM

Sementara itu, dijelaskan oleh Kepala Rumah Sakit Bhayangkara atau Karumkit Bhayangkara, Kombes Pol Farid Amansyah, motif lain Wahyu Jayadi membunuh Siti Zulaeha lantaran merasa harga dirinya diinjak-injak oleh korban.

Saat sedang jalan berdua, korban menanyakan hal pribadi pelaku.

Hal tersebut kemudian memicu pertengkaran antara keduanya.

Di tengah pertengkaran tersebut, korban sempat menampar pelaku.

Hal itulah yang kemudian membuat Wahyu Jayadi merasa emosi.

Dirinya juga merasa tersinggung dan merasa dilecehkan harga dirinya oleh korban.

Pasalnya, pelaku yang merupakan seorang laki-laki tidak sepantasnya dipukuli oleh korban yang merupakan seorang perempuan.

Apalagi dirinya adalah seorang pengajar atlet karate.

"Jadi motifnya tersinggung dan harga diri," kata Kombes Pol Farid Amansyah, Selasa (26/3/2019).

Lantaran emosinya itulah, Wahyu Jayadi kemudian mencekik leher korban hingga tewas.

Bukti Penting Dirusak Wahyu seusai Bunuh Pegawai UNM, Polisi Sebut Dibelah 700 Kali Tak Masalah

Barang bukti mobil Daihatsu Terios milik korban dipasangi garis polisi di Mapolres Gowa, Jl Syamsuddin Tunru. Satreskrim Polres Gowa masih terus melakukan penyidikan mendalam terkait dugaan pembunuhan Staf Biro Administrasi Umum, Universitas Negeri Makassar (UNM), Siti Zulaeha Djafar.
Barang bukti mobil Daihatsu Terios milik korban dipasangi garis polisi di Mapolres Gowa, Jl Syamsuddin Tunru. Satreskrim Polres Gowa masih terus melakukan penyidikan mendalam terkait dugaan pembunuhan Staf Biro Administrasi Umum, Universitas Negeri Makassar (UNM), Siti Zulaeha Djafar. (TRIBUN TIMUR/ARI MARYADI)

Kronologi Pembunuhan

Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga menjelaskan kronologi tewasnya Siti Zulaeha yang dibunuh Wahyu Jayadi yang tak lain adalah teman dekatnya sendiri dikutip TribunWow.com dari TribunTimur.com.

Dijelaskan oleh Shinto, Minggu (24/3/2019), korban mengajak pelaku untuk pergi berdua dan berjanjian di parkiran Telkom Jalan AP Pettarani lantaran korban ingin berbagi cerita pada pelaku.

Korban diketahui sedang mempunyai sebuah masalah dan hendak menceritakannya pada pelaku.

Sekitar pukul 18.00 WIB, pelaku dan korban kemudian bertemu dengan menggunakan kendaraan masing-masing menuju ke Kompleks Ruko Perum Permata Sari di jalan Sultan Alauddin Makassar.

Setelahnya, pelaku memarkirkan mobil miliknya di sebuah warung kopi.

Pelaku kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan mobil milik korban.

Lantaran korban hendak bercerita, pelaku melajukan mobil milik korban dengan kecepatan rendah.

Dalam perjalanan itulah, pelaku dan korban terlibat percakapan ringan.

Barulah sekitar pukul 19.30 Wita, korban dan pelaku mulai terlibat adu mulut.

Pertengkaran antara keduanya diduga lantaran korban mencampuri urusan pribadi pelaku di sela percakapan keduanya.

Dalam pertengkaran itu pula, korban sempat menampar pipi pelaku.

Viral Video Pengakuan Wahyu Jayadi yang Bunuh Karyawati UNM: Rasa Memiliki Siti terhadap Saya Tinggi

Terlibat cekcok dan adu mulut yang tak kunjung berakhir, sekitar pukul 20.05 Wita pelaku sudah mulai emosi dan menghentikan kendaraan milik korban di Jalan STPP Bontorannu, Gowa.

Lantaran emosinya yang sudah memucak, pelaku kemudian melakukan aksi kekerasan pada korban hingga membuatnya meninggal dunia.

Diketahui pelaku mencekik leher korban dan juga memukul wajah korban beberapa kali hingg korban tewas.

Melihat kondisi korban, pelaku ketakutan dan mulai panik.

Ia kemudian mencari lokasi untuk meninggalkan korban beserta mobilnya.

Akhirnya pelaku memutuskan untuk berhenti di depan ruko gudang Perum Bumi Zarindah, Dusun Japing Pattallassang, Gowa (TKP jasad korban ditemukan) yang terletak sekitar 17,9 km dari kampus UNM.

Setelah itu, pelaku membuat skenario seolah korban adalah korban perampokan dan penganiayaan.

Pelaku juga mengambil ponsel korban dan merusaknya untuk menghilangkan barang bukti.

Setelah merasa aman dan berfikir aksinya tidak diketahui orang lain, pelaku kemudian kabur dari lokasi kejadian dengan membonceng motor orang yang melintas menuju Makassar.

TONTON JUGA:

(TribunWow.com)

Tags:
Universitas Negeri Makassar (UNM)Kasus PembunuhanGowa
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved