Terkini Ibu Kota
MRT Jakarta Resmi Dioprasikan, Berikut Perbedaannya dengan KRL dan LRT
Jakarta telah memiliki dua jenis kereta untuk tranportrasi umum yaitu KRL dan MRT. Kini Jakarta juga sedang proses pembangunan jenis kereta baru LRT.
Penulis: AmirulNisa
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Transportrasi moda raya terpadu atau Mass Rapid Transit (MRT) kini telah resmi beroprasi di DKI Jakarta.
MRT diresmikian oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), di kawasan Bundaran Hotel Indonesia Jakarta Pusat, pada Minggu (24/3/2019).
Jakarta kini memiliki dua jenis kereta yaitu MRT dan Commuter Line atau Kereta Rel Listrik (KRL).
Selain itu Jakarta hingga kini masih mengerjakan satu proyek kerta baru yang disebut Light Rail Transit (LRT).
Lalu apa perbedaan tiga jenis kereta tersebut?
Commuter Line atau Kereta Rel Listrik (KRL)

Dikutip dari laman resmi krl.co.id, KRL telah ada di Jakarta sejak tahun 1925 dan telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan, (25/3/2019).
Commuter Line atau KRL dulu dikenal dengan nama KRL Jabodetabek, yang hanya beroprasi di wilayah DKI Jakarta, Kota Depok, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Lebak, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.
Kini KRL telah beroprasi di banyak stasiun kecil dan besar di Jakarta.
• Tanggapi Perilaku Para Penumpang Tak Terpuji di MRT, Sutopo: Miris, Hanya demi Foto Selfie
Transpotrasi berdaya listrik ini dapat beroprasi di dua jalur perlintasan yaitu pintasan layang dan di atas tanah.
Dengan rangkaian kereta yang mencapai 8 hingga 10 gerbong, KRL dapat mengangkut hingga 2.000 penumpang.
KRL dalam sehari mampu mengangkut penumpang hingga 1,2 juta dengan armada hingga 1.450 unit.
Dalam rangka memberikan ruang aman untuk wanita, KRL menyiapkan satu gerbong khusu wanita.
Mass Rapid Transit (MRT)

Kereta yang baru diresmikan ini merupakan kereta cepat pertama yang dimiliki Indonesia.
Dilansir dari jakartamrt.co.id, MRT merupakan transportrasi transit cepat dengan menggunakan kerat rel listrik.
Kereta ini dapat beroprasi pada dua jenis lintasan yaitu di bawah tanah atau di permukaan tanah.
Dari dua rute tersebut terdapat 7 stasiun layang yaitu Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M dan Sisingamangaraja.
Sedangkan depo kereta berada di area Lebak Bulus dan berada di permukaan tanah.
MRT juga memiliki 6 stasiun bawah tanah yaitu Stasiun Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, Bundaran Hotel Indonesia.
• Jasa Raharja Jamin Biaya Perawatan Korban KRL Anjlok hingga Rp 20 Juta
Dikutip dari Kompas.com, MRT memiliki 6 rangkaian kereta dan mampu menampung 1.950 orang, Senin (25/3/2019).
Pihak MRT menargetkan dalam sehari mampu mengangkut penumpang sebanyak 173.400 orang.
Light Rail Transit (LRT)

LRT merupakan proyek yang belum selesai untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Dikutip dari Kompas.com, kereta cepat LRT hanya dapat beroprasi di jalur layang dengan jumlah gerbong 2 hingga 4, Senin (25/3/2019).
Kereta layang ini juga hanya bisa menampung penumpang dengan jumlah terbatas yaitu 600 orang, dengan terget perhari adalah 360 ribu penumpang.
Dikutip dari lama resmi lrtjabodetabek.com, kereta ini beroprasi dengan sistem driverless atau tanpa pengemudi, Senin (25/3/2019).
• Sempat Dihujat saat Bahas LRT, Prabowo: 2 Bulan Kemudian JK Benarkan Apa yang Saya Sampaikan
Dengan sistem yang diatur secara otomatis membuat LRT beroprasi dengan akurat dan cepat.
Untuk wilayah Jakarta akan dibangun tiga lintas pelayanan yaitu lintas Cibubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang, dan Cawang-Dukuh Atas.
Palembang menjadi wilayah pertama yang menggunakan sistem LRT.
LRT pertama digunakan untuk mengangkut atlet pada ajang Asean Games, dan kini telah dibuka untuk umum.
TONTON JUGA:
(TribunWow.com/Ami)