Breaking News:

Terkini Daerah

Bukan untuk Berkencan, Ini Tujuan Wahyu Jayadi Pergi dengan Karyawati UNM sebelum Bunuh Korban

Diduga pergi untuk berkencan, ternyata ini alasan Wahyu Jayadi pergi berdua dengan Siti Zulaeha Djafar sebelum Wahyu bunuh Zulaeha Kamis (21/3/2019)

Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
DOK PRIBADI
Wahyu Jayadi dengan Siti Zulaeha Djafar. 

Tak berselang lama, polisi kemudian mengamankan Wahyu Jayadi saat pelaku berada di Rumah Sakit Bhayangkara untuk melihat jasad korban.

Saat melihat jasad korban itulah, penyidik melihat luka pada bagian tangan pelaku.

Hal itu yang kemudian menarik kecurigaan penyidik untuk melakukan interogasi terhadap korban.

Sempat berkilah, pelaku mengatakan pada penyidik bahwa luka yang dideritanya adalah luka lama.

Namun dari hasil penyelidikan lebih lanjut, diketahui bahwa pelaku adalah orang terakhir yang terlihat bersama dengan korban.

Terkait hal tersebut, kepolisian kemudian mengamankan pelaku dan selanjutnya menetapkan pelaku sebagai tersangka.

Karyawati UNM Tewas Ditangan Dosen Bergelar Doktor, Begini Kronologi hingga Motif Pelaku


Wahyu Jayadi digiring anggote Polres Gowa.
Wahyu Jayadi digiring anggote Polres Gowa. (Ari maryadi/tribungowa.com)

 Pengakuan Pelaku

Dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Lintas Terkini, Sabtu (23/3/209), melalui video tersebut, Wahyu Jayadi menjelaskan bahwa korban memiliki rasa memiliki yang tinggi terhadap Wahyu Jayadi.

Padahal menurut Wahyu, dirinya dan korban tidak terlibat hubungan asmara atau memiliki rasa saling suka.

Diakui oleh Wahyu, dirinya merasa terganggu dengan sikap korban yang terlalu mencampuri urusan pribadinya.

Sikap ikut campur yang ditunjukkan oleh korban, diduga oleh pelaku lantaran Siti Zulaeha memiliki rasa memiliki yang tinggi terhadap korban.

"Ya rasa memilikinya tinggi menurut saya, karena selalu mencampuri urusan-urusan pribadi saya, saya pikir (korban) bukan apa-apanya saya dan juga bukan siapa-siapa gitu," jelas Wahyu Jayadi Sabtu (23/3/2019).

Ditanya seberapa sering korban mencampuri urusan pribadi pelaku, Wahyu Jayadi mengatakan hal tersebut dilakukan korban berkali-kali.

"Iya (sering), itu yang saya maksud, rasa memiliki itu yang kadang menyangkut masalah begitu, bukan dia yang harus mengurusi (ikut campur) sebenarnya," lanjut Wahyu Jayadi.

"Saya jadi bingung sendiri," tambahnya.

Dijelaskan oleh Wahyu Jayadi, kedekatan yang dirasakan oleh korban dengannya, bermula saat almarhumah ibu korban memberikan pesan pada Wahyu untuk selalu menjaga korban.

"Kita tak punya hubungan emosional dalam tanda kutip bahwa kita saling suka sama suka. Ini karena persoalan hubungan emosional karena hubungan keluarga," kata Wahyu Jayadi.

"Saya ingat pesannya almarhumah mamanya (korban), 'Jagai anrimmu, jagai anrimmu' (jaga adikmu, jaga adikmu). Bahasa Bugisnya seperti itu. Taniako tau laing' (kamu bukan orang lain)," jelas Wahyu Jayadi.

TONTON JUGA:

(TribunWow.com/Nila)

Tags:
Universitas Negeri Makassar (UNM)Kasus PembunuhanGowaMakassar
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved