Kabar Tokoh
Sebut Jokowi Ngasal karena Sarankan Petani Sawit Tanam Durian, Rizal Ramli Tawarkan Solusi Pengganti
Ekonom senior Rizal Ramli tampak mengkritisi usulan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait anjloknya harga sawit.
Penulis: Laila N
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Ekonom senior Rizal Ramli tampak mengkritisi usulan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait anjloknya harga sawit.
Dilansir oleh TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitter @RamliRizal, Selasa (19/3/2019).
Dalam unggahannya, Rizal Ramli menyebut saran Jokowi asal-asalan, lantaran mengusulkan petani sawit beralih menanam durian.
Mantan Menteri Ekuin itu kemudian menawarkan solusi, terkait persoalan anjloknya harga sawit.
Solusi itu adalah mengunakan dana sawit untuk stabilisasi harga dasar.
Serta memanfaatkan program B30, untuk sawit petani.
• Komentari Cuitan Rizal Ramli soal Pembebasan Siti Aisyah, Fahri Hamzah: Bikin Malu Kita
"Harga Sawit Anjlok, Jokowi Sarankan Ganti Tanam Durian.
Kok solusi ngasal ya ?
Gini kok mau jadi Presiden lagi ?
Ini solusinya: gunakan dana sawit utk lakukan stabilisasi harga dasar sawit petani atau manfaatkan program B-30 utk pakei sawit petani," tulis Rizal Ramli.

Dikutip dari Kompas.com, Jokowi menyarankan usulan tersebut saat membuka Rapat Koordinasi Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Istana Negara, Jakarta, Selasa (19/3/2019).
Jokowi menyarankan para petani sawit untuk beralih ke komoditas yang lebih menguntungkan, seperti durian.
"Apakah nggak ada komoditas lain? Yang masih memiliki pasar yang lebih baik. Sawit, maaf ya, sudah gede banget kita ini," ujar Jokowi.
Dalam acara itu, Jokowi sempat berdialog dengan pengurus HKTI dari Kabupaten Landak, Kalimantan Selatan.
Di mana mereka mengeluhkan sulitnya mendapat pinjaman dari bank untuk menanam sawit.
Menanggapi hal tersebut, Jokowi mengungkapkan saat ini produksi sawit di Indonesia sudah banyak.
Penjualannya juga menghadapi tantangan tarif dari negara lain, seperti India.
Belum lagi isu lingkungan oleh Uni Eropa.
Oleh karenanya, Jokowi mengajak para petani untuk menanam durian, karena menurutnya lebih untung.
"Durian bagus kita (Indonesia). Durian kuning ada, hitam ada, merah ada. Kita ada semua ini. Durian kok ya macam-macam. Kita ini punya macam-macam, tapi tidak terkelola dalam sebuah manajemen yang bagus," ujar Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi menyinggung soal permintaan durian dari China yang tinggi.
Kemudian Malaysia sebagai pemasok utama durian ke China tidak bisa memenuhi permintaan.
Menurut Jokowi, itu adalah peluang bagi petani sawit.
• Jokowi Ingin Punya Kementerian Investasi dan Kementerian Ekspor, Rizal Ramli: Pola Pikir Ribet
Harga CPO Melemah
Sementara itu, diberitakan Kontan, harga minyak sawit (crude palm oil - CPO) melemah.
Dari data Bloomberg, harga CPO dari derivatives Malaysia Exchange kontrak teraktif Mei 2019 pukul 20.18 WIB berada di level RM 2.063 per metrik ton, Kamis (14/3/2019).
Penyebab turunnya harga ini dikarenakan adanya kampanye hitam dari Uni Eropa.
Yakni dengan adanya membatasan penggunaan CPO di negara-negara Uni Eropa.
Menurut Direktur Garuda Berjangka, Ibrahim, untuk mengatasinya, pemerintah perlu menerapkan biodiesel 100 (B100).
Program B30
Sementara itu, terkait program B30 (campuran 30 persen minyak sawit dengan mandatori) yang disinggung Rizal Ramli dalam usulannya, pemerintah telah menggandeng sejumlah pihak untuk segera merampungkan program ini.
“Jadi kalau semua merasa ini harus cepat, ya memang harus cepat. Karena ini persoalan lama. Kita sudah studi sejak 2004, jadi ini memang bukan persoalan baru,” kata Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Rabu (30/1/2019), dikutip dari Kontan.
Menurut Luhut, penerapan ini bisa mengurangi impor dan menekan defisit neraca transaksi berjalan (CAD).
“Ini adalah suatu keputusan strategis. Presiden sedang berproses, sekarang itu kita akan mengurangi impor crude oil secara signifikan."
"Ini juga membuat kita tidak akan tergantung dengan negara manapun dan kemandirian kita sebagai bangsa akan semakin kuat,” sambung Luhut.
Diketahui, program B20 kini telah berjalan, namun program B30 belum optimal.
“Nanti kita masuk di 30 persen dari seluruh produksi sawit, sehingga nanti akan berdampak sangat luar biasa kepada harga sawit."
• Elektabilitas Jokowi-Maruf di Jateng Turun 13,8 Persen, Prabowo-Sandi Naik 7,9 Persen di Jakarta
"Jadi sawit itu akan kita jaga di harga US$ 800 hingga US$ 1.000 per ton dan itu akan berimplikasi positif kepada para petani sawit,” imbuh Luhut.
Sementara itu, beberapa waktu lalu Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan implementasi program Biodiesel B20 sudah mendekati 93% sejak pertama kali diluncurkan Oktober tahun lalu.
Diketahui, program biodiesel B20 merupakan program penggunaan bahan bakar solar dengan campuran 20% minyak nabati berupa minyak kelapa sawit.
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
TONTON JUGA VIDEO INI: