Breaking News:

Kabar Tokoh

Tulis Catatan Debat Cawapres, Dahlan Iskan Singgung soal Jusuf Kalla Kecewa pada SBY dan Jokowi

Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan menyebutkan, Wapres Jusuf Kalla merasa kecewa pada Presiden ke-6 RI, SBY dan Presiden Jokowi.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Rekarinta Vintoko
Biro Pers Setpers
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla 

TRIBUNWOW.COM - Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan menyebutkan bahwa Wakil Presiden Jusuf Kalla merasa kecewa pada Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal tersebut disampaikan Dahlan Iskan dalam sebuah catatan terkait debat calon wakil presiden (cawapres) di laman pribadinya, disway.id, Minggu (17/3/2019).

Dahlan melalui catatannya mempertanyakan apakah seorang wapres akan benar-benar 'dipakai' oleh presidennya atau tidak.

Ia lantas menyinggung nama Wapres Jusuf Kalla.

Jelang Debat Cawapres, Maruf Amin akan Jelaskan Kartu Sakti Jokowi, Sandiaga Ingin Revisi Perpres

Dahlan menyebutkan bahwa Jusuf Kalla merasa kecewa pada pasangannya di pemerintahan Indonesia tahun 2004-2009, Presiden ke-6, SBY.

Pasalnya, kekecewaan itu disebabkan oleh Jusuf Kalla yang merasa kurang 'dipakai' oleh SBY.

Tak hanya itu, Dahlan juga menuliskan bahwa Jusuf Kalla juga merasa kecewa pada Presiden Jokowi, sejak minggu pertama menjabat.

Kekecewaan Jusuf Kalla ini juga berdasarkan alasan yang sama, yaitu karena merasa tak 'dipakai' di pemerintahan.

Namun, Dahlan tak mau menilai lebih jauh.

Karena, tulis Dahlan, bisa saja SBY atau Jokowi yang lebih dulu kecewa pada pasangannya.

Berikut tulisan Dahlan Iskan terkait hal tersebut:

"Yang esensi adalah: apakah seorang wapres akan benar-benar 'dipakai' oleh presidennya nanti.

Kita semua tahu bagaimana Wapres Jusuf Kalla kecewa saat berpasangan dengan pak SBY. Merasa kurang dipakai.

Publik juga tahu bagaimana Pak JK bahkan sudah kecewa sejak di minggu pertamanya dengan pak Jokowi. Juga karena tidak dipakai.

Kita tentu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Itu bagian dari rahasia mereka berdua. Mungkin saja pak SBY yang duluan kecewa dengan pasangannya itu. Mungkin juga pak Jokowi yang justru kecewa sejak minggu pertamanya.

Kelak mereka pasti akan menulis memoar. Sesuai dengan masing-masing versinya," tulis Dahlan Iskan.

Minta Relawan Lakukan Ini, Jokowi Merasa Bakal Menang Tebal di Sumatera Utara pada Pilpres 2019

Sementara itu, pembahasan soal kekecewaan Jusuf Kalla ini disebabkan oleh Dahlan yang menuliskan soal menarik atau tidaknya debat cawapres, Minggu malam nanti.

Dalam catatannya itu, Dahlan menyebutkan soal kelebihan yang dimiliki masing-masing kandidat.

Ia menilai, cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin akan menang di debat tersebut.

Berikut isi catatannya:

"Menarikkah debat calon wakil presiden nanti malam?

Kalau topik debatnya bisa diubah tentu kejadian di Selandia Baru lebih aktual. Juga sangat mendasar. Bagaimana seorang teroris memakai kamera di tubuhnya. Menyiarkan secara live aksinya: memarkir mobil, membuka bagasi, mengambil senjata api, memasuki masjid, menembaki jemaah yang lagi salat Jumat. Semua dilakukannya dengan tenang. Sampai 49 jemaah meninggal dunia.

Bagaimana teroris itu memosting seluruh rencananya. Cukup detil. Bahkan menyiarkan lewat medsos saat-saat keberangkatannya. Menuju masjid yang disasarnya.

Tentu KPU tidak akan mengubah topik. Sudah terlanjur dibocorkan kisi-kisinya.

Maka kita akan mengikuti debat cawapres nanti dengan prihatin.

Keduanya tentu akan berebut menarik simpati. Teror di masjid Selandia Baru itu akan jadi pembuka.

Saya kenal dua-duanya. Kyai Ma'ruf Amin, cawapresnya Pak Jokowi itu, adalah komisaris Bank Nusumma. Saat saya menjadi direktur utamanya. Kami sering rapat yang dipimpin Gus Dur. Yang saat itu menjadi komisaris utama Nusumma.

Kyai Ma'ruf juga sering ikut rapat kabinet. Di zaman Pak SBY sebagai presiden. Beliau anggota dewan pertimbangan presiden. Saya sebagai sesuatu di situ. Kami sering bertegur sapa. Sebelum sidang. Kadang sesudahnya. Atau saat sama-sama ke musala di dekat ruang sidang.

Sandiaga Uno, cawapresnya Pak Prabowo, juga saya kenal. Sesama pengusaha. Dan sesama penggemar olahraga. Bahkan saya mengenalnya sejak ia masih di awal karirnya. Itu pernah saya ungkapkan di layar TV. Agak panjang lebar. Sebelum saya tahu ia akan jadi cawapres. Dan tentu diungkapkan juga oleh Sandi sendiri. Saat ia jadi cawapres.

Kyai Ma'ruf Amin tentu lebih unggul dalam bersilat lidah. Seorang kyai, apalagi kelas beliau, sudah terlatih bicara di depan publik. Tanpa teks. Pun tanpa persiapan.

Maruf Amin Pilih Santai bersama Sang Istri Jelang Debat Cawapres

Kyai sekelas beliau sangat mahir dalam ilmu mantiq. Tahu cara berdiplomasi. Piawai dalam mengelak. Pandai dalam membuat tamsil. Bahkan, dalam kadar tertentu, juga pandai dalam menyelipkan humor.

Hanya saja di kalangan ulama Kyai Ma'ruf tergolong sangat serius. Kebalikan dengan Kyai Said Agil Siraj. Ketua Umum NU itu. Yang humornya hampir sebanyak Gus Dur.

Kyai Ma'ruf bukan jenis kyai sufi. Bukan kyai tarekat. Yang lebih banyak diam. Yang lebih banyak mendengar. Yang tidak tergiur kedudukan. Yang tidak mau bicara vokal.

Beliau tergolong kyai publik. Bahkan kini jadi kyai politik. Ambisinya menjadi cawapres saja sudah menunjukkan di kelas mana keulamaannya.

Dari situ saya menduga Kyai Ma'ruf akan memenangkan debat nanti.

Saya kan juga tahu Sandi. Pengusaha itu jarang yang pandai bicara. Pandainya cari uang. Atau memimpin perusahaan.

Maka bagi Sandi harusnya akan lebih menonjolkan gestur tubuhnya. Mimik wajahnya. Yang bisa lebih menarik simpati. Untuk menutupi kekurang ahliannya berdiplomasi.

Tentu ada beberapa pengusaha yang pandai bicara. Seperti Ciputra. Atau Mochtar Riady. Yang kalau berbicara bukan main menariknya. Dan bukan main berbobotnya.

Inilah debat Utara-Selatan. Yang satu sangat tua. Satunya sangat muda. Yang satu ulama, satunya pengusaha. Yang satu berpendidikan pesantren, satunya Amerika."

TONTON JUGA:

(TribunWow.com/Nanda)

Tags:
Debat Cawapres 2019Dahlan IskanJusuf KallaSusilo Bambang Yudhoyono (SBY)Jokowi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved