Viral Medsos
Ramai Disebut Sosok yang Sebarkan Kabar Kiamat, Katimun Beri Penjelasan Ajarannya
"Saya kan pernah mimpi bertemu dengan mbah Sholeh (pendiri ponpes). Disuruh ke sini. Akhirnya saya pamitan saya akan pergi ke pondok."
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Rekarinta Vintoko
Dikutip TribunWow.com dari Surya.co.id, hal itu diungkapkan Kepala Desa Watu Bonang, Bowo Susetyo.
Mereka, kata Bowo, juga tidak mengurus administrasi surat pindah di kantor desa dan sekolah.
"Keberangkatan warga itu disembunyikan. Ada sesuatu yang disembunyikan," kata Bowo.
Bahkan, Bowo mengatakan ada satu warga yang berencana akan pindah, saat ditanya mengaku tidak akan berangkat.

Rumah Katimun di Watu Bonang didatangi polisi. Ia diduga membujuk 52 warga mengungsi ke Malang untuk menghidari kiamat setelah menjual hartanya. (TRIBUNJATIM.COM/RAHADIAN BAGUS P)
Namun, pada malam harinya mereka berangkat ke Malang secara sembunyi-sembunyi.
Bowo menambahkan, dari 52 warga desa yang pindah ke Malang, 10 di antaranya masih SD dan dua di antaranya masih berstatus pelajar SMP.
Bowo juga mengatakan ada 16 KK di dua dusun yakni Dusun Krajan dan Dusun Gulun yang pindah ke Malang untuk mengikuti pengajian.
"Yang ikut 16 KK, 14 KK di Dusun Krajan dan 2 KK di Dusun Gulun," katanya.
• Video Viral Jambret Coba Kabur dari Warga dan Malah Tabrak Mobil, Ternyata Ditarik dari Belakang
Dalam informasi yang beredar warga tersebut tergiur ajaran bebas dari kiamat.
Saat kiamat terjadi, seluruh dunia akan hancur kecuali pengikut thoriqoh itu.
Selain itu, pada bulan Ramadan tahun ini, dikatakan akan terjadi huru-hara, dan perang besar.
Karena hal itu, para pengikut thoriqoh ini diminta menyiapkan senjata atau membeli pedang seharga Rp 1 juta yang di jual pihak pondok.
Selain meninggalkan dusun diam-diam, ada pula suruhan kepada warga untuk menjual semua hartanya.
Mendengar itu, 52 warga mengosongkan rumahnya dan menjual sejumlah tanah, rumah, dan ternak dengan harga murah.
"Jadi intinya, dia mengatakan kiamat sudah dekat, jemaah diminta menjual aset-aset yang dimiliki untuk bekal di akhirat, atau dibawa dan disetorkan ke pondok. Jemaah harus salat lima waktu di masjid," kata Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni.

Bupati Ponorogo Ipong Muchlisoni ((KOMPAS.com/Achmad Faizal))
Gara-gara mempercayai isu kiamat sudah dekat, warga Desa Watu Bonang pun nekat menjual rumah dan hewan ternaknya.
Bahkan, rumah dan tanah yang dijual terbilang murah, yakni sebesar Rp 20 juta.
Tak hanya itu, kandang dan ternak juga dijual Rp 8 juta.
(TribunWow.com/ Roifah DZ)